Laduni.ID, Jakarta – Ular dan kalajengking adalah dua hewan yang kerap kali ditemui berada disekitar rumah, kondisi lembab dan jarang terkena sinar matahari adalah habitat alami dua hewan tersebut. Ular dan kalajengking termasuk kedalam hewan-hewan yang memiliki bisa/racun dalam tubuh mereka, bisa/racun tersebut merupakan senjata untuk mencari mangsa dan sebagai mekanisme pertahanan diri.
Tak jarang ular dan kalajengking juga menyerang manusia, bahkan bisa/racun dari sebagian spesies hewan-hewan tersebut sangat mematikan bagi manusia. Oleh karenanya manusia sangat berhati-jika jika bertemu dengan hewan tersebut.
Dalam kitab fikih, jika seseorang terkena bisa dari gigitan ular maka hendaklah meminum air perasan tanaman Kaadi (tanaman sejenis Kurma namun lebih pendek) sebagai penawarnya. Sedangkan jika terkena sengatan dari kalajengking, hendaknya meminum air perasan tanaman Rijlah (tanaman Krokot) sebagai penawarnya.
حاشية البجيرمي على شرح المنهج الجزء الثاني صـــ
(قَوْلُهُ: كَحَيَّةٍ) وَمِمَّا جُرِّبَ لِلَسْعِهَا شُرْبُ مَاءِ الْكَادِي. (قَوْلُهُ: وَعَقْرَبٍ) وَمِمَّا جُرِّبَ لِلَسْعِهَا شُرْبُ مَاءِ الرَّجْلَةِ ح ف وَبِرْمَاوِيٌّ.
Air perasan dari daun kedua tanaman tersebut mengandung lendir yang dapat membersihkan luka akibat bakteri dan kuman, sementara biji dari tanaman Kaadi dapat meminimalisir penyedotan zat gula dari usus.
Tanaman Rijlah/Krokot dapat digunakan untuk mengurangi kadar gula dalam tubuh, sehingga tanaman ini juga baik digunakan sebagai pengganti obat glycopage bagi penderita diabetes.
Sumber: Ust. M. Muzakka
Disadur dari Gus Dewa
Editor: Daniel Simatupang