Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap orang yang sudah mukallaf (baligh dan mempunyai akal) karena dengan ilmu, derajat seseorang akan ditinggikan oleh Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat.
Tidak semua penuntut ilmu dianugerahi pengetahuan yang luas, hanya orang pilihan saja yang dapat menguasai berbagai disiplin ilmu. Dan orang yang luas ilmu agamanya, diberi gelar ulama. Yakni, orang yang menguasai berbagai disiplin ilmu agama.
Orang yang dianugerahi ilmu pengetahuan yang luas, seperti para ulama dan yang lainnya, akan diuji kesabarannya oleh Allah SWT. Syekh Mu’min bin Hasan bin Mu’min, dalam karyanya Nur al-Absar fi Manaqib ahl Bayt al-Nabi al-Mukhtar Juz 1, halaman 372, mengutip ungkapan Syekh Abul Hasan As-Syadzili pendiri tarekat Syadziliyah. Adapun kutipannya sebagai berikut:
لَا يَكمُلُ عَالِمٌ فِي مَقَامِ العِلمِ حَتَّى يُبْتَلَى بِأَربَعٍ: شَمَاتَةِ الأعْدَاءِ وَمَلاَمَةِ الأصْدِقَاءِ وَطَعنِ الجُهَّالِ وَحَسَدِ العُلَمَاءِ فَإِنْ صَبَرَ عَلَى ذَالِكَ جَعَلَ اللهُ تَعَالَى إمَامًا يُقْتَدَى بِهِ
Artinya: “Seorang yang alim tidak akan sempurna maqam atau kedudukan keilmuannya sampai ia diuji dengan empat perkara, yaitu, cacian para musuh, kecaman teman-teman dekat, hujatan orang-orang bodoh, dan kedengkian para ulama. Maka apabila ia sabar menghadapi empat ujian itu, niscaya Allah akan menjadikannya sebagai pemimpin yang diikuti”.
Ungkapan Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili di atas dapat kita pahami bahwa orang yang alim atau luas pengetahuannya tentang ilmu agama, akan diuji oleh Allah dengan empat perkara. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Pertama, dicaci oleh para musuhnya. Pada umumnya orang yang berilmu akan mempunyai musuh, Yakni, orang yang benci kepadanya. Cacian dan makian terkadang di alamatkan kepada orang yang berilmu, biasanya hal itu dilakukan oleh orang-orang yang bodoh atau tidak berpendidikan.
Kedua, kecaman dari teman dekatnya. Orang yang berilmu tidak luput dari pembicaraan buruk dari orang terdekatnya, bahkan ia dicaki dan dikecam, hal itu terjadi karena ada rasa iri atau karena apa yang disampaikan tidak dimengerti.
Ketiga, hujatan dari orang bodoh. Orang yang berilmu tidak akan selamat dari hujatan dari orang bodoh, di saat orang berilmu beramar ma’ruf dan nahi mungkar, ia akan menghadapi tanggapan negatif dari orang bodoh. Oleh sebab itu, kata-kata kotor pasti dialamatkan orang bodoh kepada orang yang berilmu.
Keempat, kedengkian dari para ulama. Sifat iri dengki tidak hanya dimiliki orang yang bodoh, orang yang berilmu seperti ulama juga mempunyai sifat iri dengki kepada semasa ulama. Ulama yang lurus tegak di jalan Allah akan menemui rintangan dalam menyampaikan dakwahnya. Terkadang rintangan itu, datangnya dari sesama ulama yang mempunyai sifat iri dengki.
Apabila orang yang berilmu sabar dan mampu menghadapi empat ujian yang telah disebutkan di atas, maka orang yang berilmu tersebut patut untuk dijadikan panutan. Wallahu A’lam Bissawab.
Baca Juga
https://alif.id/read/hosi/empat-macam-ujian-yang-akan-dihadapi-oleh-orang-yang-berilmu-b249063p/