Laduni.ID, Jakarta – Perayaan Maulid merupakan ekspresi cinta yang tulus dari umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Dari sisi hukum, tidak perlu ada keraguan karena dalil-dalil yang mendukung perayaan ini sangat jelas tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadis. Misalnya, dalam QS. Yunus ayat 58 Allah berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmat-Nya (Nabi Muhammad SAW), hendaklah mereka bergembira…” (QS. Yunus: 58).
Selain itu, ketika Rasulullah SAW ditanya mengapa beliau berpuasa pada hari Senin, beliau menjawab:
فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ
“Pada hari itulah aku dilahirkan, dan pada hari itulah (Al-Quran) diturunkan kepadaku.” (HR. Muslim).
Namun, Sayyid Muhammad mengingatkan bahwa lebih dari sekadar dalil, umat Islam perlu memahami esensi dan manfaat dari peringatan Maulid Nabi itu.
Mayhur diketahui, sebagai seorang ulama besar dan intelektual Islam yang terkenal dengan pandangan moderatnya, sering kali beliau membicarakan tentang pentingnya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Setidaknya ada empat pesan penting yang beliau sampaikan terkait hal ini, sebagaimana disebutkan di dalam kitabnya yang berjudul