Oleh Prof. Dr. Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Di era disrupsi tidak hanya perusahaan-perusahaan besar kelas dunia yang terganggu (disrupted) dengan hadirnya teknologi masa kini. Perguruan Tinggi pun terancam disrupted bila tidak segera melakukan perubahan dan menyesuaikan peranannya di dunia pendidikan. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat akibat pengaruh kemajuan teknologi membuat beberapa pekerjaan terancam hilang tergantikan dengan jenis-jenis pekerjaan baru sehingga SDM harus dipersiapkan untuk menghadapi datangnya era masa depan tersebut.
Beberapa kemajuan teknologi yang memiliki pengaruh besar di dunia pendidikan nantinya paling banyak didominasi oleh hadirnya teknologi informasi. Seperti halnya 3D Digital Printing, Virtual and Augmented Reality, Gamification, Artificial Intelligent, dan Learning Analytics.
Tema personalisasi akan tiba di era masa depan, dimana peneliti dapat mencetak alat penelitian secara presisi menggunakan 3D Digital Printing. Distance Learning yang akan membuat pengalaman kuliah seakan-akan berada dalam ruangan yang sama dengan hadirnya teknologi Virtual and Augmented Reality. Konsep permainan online (gamification) dalam dunia pendidikan yang akan membantu para pendidik untuk bisa membangun motivasi di kelas-kelas sehingga mahasiswa lebih terpacu untuk terlibat didalam bentuk permainan tersebut.
Kurikulum standar yang saat ini masih digunakan akan beralih ke kurikulum modular di mana masing-masing mahasiswa dapat membuat kombinasi modul mata-kuliahnya sesuai kebutuhan unik dari para pemberi kerja melalui modul-modul yang tersedia.
Namun demikian, meskipun pengaruh teknologi pada pekerjaan akan menghilangkan beberapa pekerjaan dan menciptakan jenis-jenis pekerjaan-pekerjaan baru, terdapat pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak dapat diambil alih oleh teknologi (robot) yaitu pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan pemikiran, pertimbangan, pengetahuan dan seni. Inilah tantangan bagi Perguruan Tinggi (PT) dalam menyiapkan lulusannya agar dapat bersaing di dunia kerja masa depan.
Pertama, tantangan dunia PT, terjadi dalam menyiapkan lulusannya agar dapat bersaing di dunia kerja masa depan. Tak dapat dipungkiri dunia pendidikan Indonesia saat ini, secara umum masih menyiapkan lulusaannya untuk pekerjaan abad ke-20. Hal lain yang harus dipikirkan adalah pandangan tentang Universitas berbasis riset masa kini versus Universitas berbasis riset masa depan. Kesuksesan Universitas berbasis riset masa depan tidak lagi mengejar ranking namun terletak pada besaran kontribusi pada ekonomi dan kemajuan sosial serta berorientasikan pada kelompok lintas multidisiplin ilmu.
Kedua: Peluang
Literasi digital memberdayakan individu untuk berkomunikasi dengan orang lain, bekerja lebih efektif, dan peningkatan produktivitas seseorang, terutama dengan orang-orang yang memiliki keterampilan dan tingkat kemampuan yang sama (Martin, 2008). Sementara itu Commmon Sense Media (2009) menyinggung literasi digital mencakup tiga kemampuan yaitu; kompetensi pemanfaatan teknologi, memaknai dan memahami konten digital serta menilai kredibilitasnya juga bagaimana membuat, meneliti dan mengkomunikasikan dengan alat yang tepat.
Ketiga: Manfaat Digital Literacy
Literasi digital memiliki manfaat yang penting bagi setiap individu maupun organisasi. Survei yang pernah dilakukan BCS, The Chartered Institute for IT, menunjukan 90% pemilik perusahaan itu menganggap literasi digital bagi karyawan sangat bermanfaatbagi organisasi karena saat ini hampir semua pekerjaan bergantung pada teknologi.
Brian Wright (2015) dalam infographics yang berjudul Top 10 Benefits of Digital Literacy: Why You Should Care About Technology, mengidentifikasi 10 manfaat literasi digital yaitu: menghemat waktu, belajar lebih cepat, menghemat uang, membuat lebih aman, senantiasa memperoleh informasi terkini, selalu terhubung, membuat keputusan yang lebih baik, dapat membuat anda bekerja, membuat lebih bahagia, dan dapat mempengaruhi dunia. Wallahu A’lam Bishawab.