Laduni.ID, Jakarta – Syekh Al Maulaya, yang di tanah Jawa juga dikenal dengan julukan Syekh Mulyo atau Syekh Akbar (Kubro), merupakan sepupu dari Syekh Subakir, seorang tokoh besar dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa.
Jejak peninggalannya masih dapat dilihat di sebuah area pemakaman kuno yang terletak di kawasan hutan Banyuwangi, yang menjadi salah satu tanda syiar Islam paling awal di Tanah Jawa.
Pemakaman ini menyimpan kisah keberadaan para orang suci yang datang dari negeri Rum, membawa ajaran Islam ke pelosok Nusantara.
Ciri khas dari pemakaman ini adalah ukuran makam-makam yang tidak biasa. Beberapa di antaranya memiliki panjang hingga 7 meter, sementara yang lain mencapai sekitar 3 meter.
Di antara makam-makam tersebut, terdapat makam tokoh penting masa lampau seperti Aryo Murti dan Syekh Kamaluddin Sarbiqoni Sayyidtullah, ayah dari Syekh Mulyo.
Makam para wali dan tokoh besar ini terletak di tengah hutan jati yang lebat di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, tepatnya di petak 76 kawasan Gunung Gamping, yang kini berada di bawah pengelolaan Perhutani Banyuwangi Selatan.
Menurut cerita babad desa setempat, kompleks pemakaman ini telah ada sejak tahun 1603 dan pernah berfungsi sebagai basis pertahanan para pejuang dalam menghadapi penjajahan Belanda. Namun, seiring berjalannya waktu, lokasi ini sempat terlantar, ditumbuhi oleh pohon Klampis hitam yang merajalela di sekitarnya.
Pada tahun 1996, area pemakaman yang hilang dari perhatian itu ditemukan kembali oleh Muhammad Said Abu Bakar Sabitullah, ahli waris dari Syekh Mulyo. Penemuan ini menjadi pengingat akan warisan spiritual yang mendalam, sekaligus menghubungkan masa lalu dengan tradisi dan identitas Islam di Jawa.
https://www.laduni.id/post/read/61222/gus-dur-temukan-makam-kuno-di-hutan-belantara-banyuwangi.html