Gus Miftah Ingatkan Pentingnya Merawat Orang Tua

Laduni.ID, Jakarta – Tidak ada susksesnya seseorang tanpa ridhanya orangtua, tanpa restu mereka seorang anak hanya akan menjadi manusia gagal. Dari Abdullah bin ’Umar, ia berkata:

رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ وَ سَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

“Ridha Allah tergantung pada ridha orangtua dan murka Allah tergantung pada murka orangtua.” (HR. Tirmidzi)

Orangtua merupakan manifestasi malaikat yang Allah utus ke dunia. Seorang anak wajib menghormati dan berbakti kepada mereka, khususnya ibu, sebab Nabi pernah bersabda:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِى قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « أُمُّكَ » . قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ « ثُمَّ أَبُوكَ »

“Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu.’ Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ayahmu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Orangtua bisa merawat dan membesarkan 10 anak dengan sabar, namun 10 orang anak belum tentu bisa merawat satu orangtua. Orangtua dengan sabar menganti popok ketika tengah malam, orangtua dengan sabar menyapi anaknya yang nangis karena lapar, orangtua dengan sabar melakukan apa saja untuk anaknya.

Namun belum tentu anak sabar merawat orangtua, yang terjadi malah tanggungjawab merawat orangtua dilempar kepada orang lain. belum lagi ketika ketika anak laki-laki mendapat istri yang akhlaknya kurang baik terhadap mertua, dan istri berani mengatur suami.

“Hei para istri, kalian itu tidak punya hak untuk mengatur suamimu tentang hubungannya dengan orang tuanya. Ingat, suamimu bisa besar karena asi ibunya, bukan karena asimu. Saya beritahu, benar apa tidak? Suamimu bisa sukses, karena minum asi ibunya. Bukan karena minum asimu,” kata Gus Miftah dalam unggahan Youtube Ngaji Hijrah.

Buruknya perilaku anak laki-laki kepada ibunya juga terkadang mendapat pengaruh dari istrinya, padahal walaupun sudah menikah seorang anak laki-laki tetap memiliki tanggungjawab berbakti dan merawat ibunya, sampai kapanpun.

“Saya itu mencermati, kok ada anak laki-laki hubungannya jelek dengan orang tuanya, itu sedikit banyak, karena pengaruh istrinya. Hati-hati, neraka itu! Saya beritahu,” tegas Gus Miftah.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengatakan, “kalau seandainya seorang anak berbuat baik selama 24 jam, meskipun seumur hidupnya untuk bapak ibunya. Itu tidak bisa untuk membalas jasa ibu ketika melahirkan kita.”

“Ingat, jika ada anak menuntun orang tuanya ke Panti Jompo. Kalau kamu sampai berani menuntun orang tuamu ke Panti Jompo, siap-siap ketika kamu jadi orang tua, bakalan dituntun ke Panti Jompo juga oleh anakmu. Kalau kamu tidak mau menghormati orang tuamu? Siap-siap ketika kamu jadi orang tua, tidak akan dihormati oleh anak-anakmu,” dawuh Gus Miftah.


Editor: Daniel Simatupang

https://www.laduni.id/post/read/73028/gus-miftah-ingatkan-pentingnya-merawat-orang-tua.html