Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya merasa bahagia dan terharu dapat hadir di acara istighosah yang digelar di PP Syaikhonan Kholil Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (30/1/2022). Meski ia belum kenal nama dengan ratusan jamaah istighosah yang hadir, namun ia yakin bahwa ikatan cinta di antara mereka telah terbuhul sejak di alam azali.
Gus Yahya menuturkan, tidak ada suasana yang lebih membahagiakan daripada suasana bertemunya orang-orang yang saling mencintai. “Mungkin ini pertama kali kita bertemu secara langsung, tetapi mungkin sebelum kita bertemu di antara kita ada ikatan cinta,” katanya.
Gus Yahya lantas menyitir syair indah karangan hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari yang menjadi gantungan harapan kita sebagai warga NU serta pencinta para ulama NU.
Arti syair itu dalam bahasa Indonesia, “Antara aku dan kalian (wahai warga nu dari masa itu sampai hari kiamat) ada ikatan cinta. (Tetapi ikatan cinta itu) tersembunyi di balik rahasia alam (karena tahu-tahu kita saling mencinta tanpa tahu kenapa tanpa tahu dari mana asalnya). Kita adalah orang-orang yg ruh-ruh kita di alam azali sudah saling mencinta, bahkan sebelum Allah menciptakan lempungnya adam”.
“Maka, hari ini adalah pertemuan di antara kekasih yang sudah menjadi kekasih sejak di alam azali di alam ruh. Semoga nanti kita terus berkumpul dalam keadaan bahagia seperti beserta guru-guru dan kiai-kiai di surga Allah. Amin,” tutur Gus Yahya.
Momen istighosah sekaligus pencanangan kantor PBNU di Ibu Kota Negara Nusantara itu menjadi momen penuh kebahagiaan karena warga Penajam Paser Utara juga sedang bahagia karena banyak alasan. Satu alasan adalah penetapan PPU menjadi ibukota negara yang baru dengan nama Nusantara. “Kalau di Jawa, Nusantara itu adalah NU, santri, pemerintah, dan rakyat,” kata Gus Yahya disambut tepuk tangan kencang jamaah.
Dulu waktu ada gagasan untuk membangun ibu kota baru, banyak daerah mengajukan diri. Namun, saat itu mungkin masyarakat Kecamatan Sepaku dan PPU belum terpikir.
Gus Yahya mengatakan, ia datang ke PPU setelah 17 tahun berlalu dalam keadaan yang lebih membesarkan hati. Dulu jalan masih lumpur. Kini kehidupan makin mudah dan nyaman. Semoga ini adalah berkah dari iman dan amal saleh selama ini. Semoga ini betul pemenuhan dari janji Allah.
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang menyenangkan. Dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An-Nahl: 97).
“Jangan sampai kita menghilangkan sebab dari datangnya nikmat, yaitu beramal saleh dalam keadaan beriman,” tandas Gus Yahya.
Acara Istighosah dan Pencanangan Kantor PBNU di Penajam Paser Utara juga dihadiri Sekjen PBMU Saifullah Yusuf; Bendahara Umum PBNU Mardani Maming; sejumlah pengurus PBNU; Bupati PPU Hamdan Pongrewa; Pengasuh PP Syaikhona Kholil Sepaku, KH Ali Kholil; Ketua PCNU PPU Syamsul Hadi; dan para pejabat di lingkungan Kabupaten PPU serta Kalimantan Timur.
Setelah istighosah, rombongan menyempatkan diri menengok Titik Kontrol Geodesi yang menandai titik nol kilometer Ibu Kota Negara Nusantara di Penajam Paser Utara.
https://alif.id/read/redaksi/gus-yahya-ikatan-cinta-itu-sudah-ada-di-antara-kita-b241825p/