Laduni.ID, Jakarta – Kota Syibam, salah satu kota bersejarah di Hadhramaut, Yaman yang terkenal dengan desain arsitekturnya yang antik dan ortodok. Orang-orang menjulukinya sebagai “kota pencakar langit tertua di dunia” atau “Manhattan of the Dessert” yang terbuat dari tanah liat. Sebutan yang sangat layak dan pantas.
Kota indah tersebut dibangun pada abad ketiga Masehi. Tercatat dalam sejarah, kota ini pernah menjadi ibu kota Hadhramaut. beberapa kurun silam.
Syibam dipenuhi 500 bangunan rumah dan tujuh masjid yang didominasi bangunan-bangunan tinggi dari tanah liat bercampur batu kapur yang seolah menabrak awan dan menerjang langit.
Kota yang terletak sejauh 990 km dari Sanaa, pusat Kota Yaman ini merupakan salah satu kota terkenal di dunia. Bahkan, Unesco menggolongkannya ke dalam stambuk kumpulan kota-kota kuno yang menjadi situs warisan dunia yang harus dirawat dan dijaga.
Kenapa tidak? Bangunan-bangunan yang bertaburan di sepanjang kota ini berjajar layaknya barisan yang sangat rapi, semuanya menjulang tinggi, terbuat dari bahan dasar lumpur dan tanah liat alami, tidak tersentuh teknologi tinggi sama sekali.
Tujuh msjid menghiasi di setiap segi, terletak dalam satu kompleks yang dikelilingi pagar tembok dan dipapahkan satu pintu masuk di bagian depan kota.
Bangunan yang berlapis dan berlantai lima sampai delapan tersebut dibuat dengan tujuan berbeda. Lantai satu sebagai kandang hewan, lantai dua khusus untuk menerima tamu, lantai tiga dan empat untuk tempat perempuan serta lantai lima dan seterusnya khusus untuk tempat keluarga.
Ketinggian bangunan kadangkala mencapai 30 sampai 40 meter. Sangat banyak pujian ulama terhadap kota ini. Di antaranya, Habib Abdurrahman bin Ubaidillah as-Segaff yang memuji Syibam sebagai sebuah permata.
Selain itu, sangat banyak sebutan untuk kota unik tersebut. Di antaranya kota pencakar langit tertua di dunia, Kota Yaqut, Kota 53 meter, Manhattan di tengah padang pasir dan bebatuan dan lain-lain.
Syimbam juga melahirkan banyak ulama. Di antaranya Syeikh Abu Bakar Bamahrah, Imam Muhammad bin Abu Bakar Abbad, Syeikh Burhanuddin bin Muhammad, Syeikh Ibnu Mazru’ dan beberapa ulama besar lainnya.
Di samping itu, di kota ini pula sangat banyak makam para aulia yang bisa diziarahi, salah satunya adalah makam al-Habib Ahmad bin Umar bin Smith.*
Sumber: Yunalis Abdul Gani
Editor: Nasirudin Latif