Oleh Popi Rimadiyanti, mahasiswi Prodi Hukum Keluarga, alumni Diksi SLI 2023
Akhirnya, hari yang kutunggu telah tiba, hari di mana akan diselenggarakannya Diksi (Pendidikan dan Pelatihan Literasi). Hari ini, Ahad (03/12/2023), akan kuperoleh ilmu literasi yang menjadi dambaanku sejak aku masih duduk di bangku SMP. Kurangnya motivasi dan dukungan lingkungan, membuatku terpaksa mengubur dalam-dalam kecintaanku yang satu ini.
Hari semakin siang. Bergegas kumenyiapkan diri untuk segera berangkat ke kampus kecintaanku, IAI Cirebon. Satu demi satu, mata kuliah kuikuti, sembari sesekali kulihat jam di HP-ku.
“Kok lama banget ya!” gumamku dalam hati. Sepertinya aku benar-benar tak sabar menantikannya.
Jam di ponsel menunjukkan pukul 12:15 WIB, tanda mata kuliah ke-3 telah usai. Bergegas aku dan kawanku, Maysyahroh, pergi ke masjid untuk menunaikan salat Zuhur, agar aku tidak terlambat untuk mengikuti acara Diksi yang akan dimulai pada pukul 13:00 WIB.
Tibalah waktunya acara yang kukunggu-tunggu ini. Rasanya sangat kunikmati, menit demi menit yang kulalui di acara tersebut. Mulai dari pendaftaran, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu wajib Nasional, sambutan-sambutan, hingga pada acara inti, materi tentang SLI, literasi dan penulisan.
Di sini aku seperti menemui orang-orang yang satu circle-lah.
Sepanjang acara berlangsung banyak sekali poin-poin materi tentang literasi bisa yang kutangkap. Di sini juga sangat banyak inspirasi dan motivasi untukku, di antaranya seperti yang diutarakan oleh pembina kita, Bapak Masyhari.
“Kita semua mempunyai waktu 24 jam yang sama dalam sehari. Namun bagaimana cara kita mengatur dan memanfaatkannya saja yang berbeda,” jelas Bapak Masyhari.
“Tulisan yang bagus adalah tulisan yang selesai ditulis. Sebab, jika belum ditulis, bukanlah tulisan. Tapi angan-angan!”
– Masyhari
“Jangan takut salah. Jangan takut dikoreksi. Yang penting tulis saja dulu!” terang Kak Ati Latifah.
Kak Ari Yoseva pun ikut membagikan tipsnya untuk dapat menulis dengan baik di antaranya dengan banyak membaca. Ia juga berbagi tips bagaimana cara agar kita mulai gemar membaca.
“Dengan cara menemukan satu buku yang membuat kita jatuh cinta,” tegasnya.
Tujuannya, lanjutnya, agar timbul rasa semangat ingin tahu dan ingin membacanya hingga usai. “Juga dapat menimbulkan rasa keingintahuan kita pada buku selanjutnya,” tambah Kak Ari.
Narasumber berikutnya, Kak Yusuf Paisal, pun turut berbagi ilmunya tentang bagaimana menjadi content creator menulis berita online.
Paparan tentang urgensi menulis semakin memotivasiku untuk bersemangat menulis.
“Menulis adalah perintah agama yang utama, yaitu dakwah bilqalam,” terang Masyhari.
Tak menyesal jauh-jauh hari aku dambakan acara Diksi ini, yang kalau kata orang-orang zaman now “isinya daging semua”.
Pemateri-pemateri yang luar biasa sangat menginspirasi dan memberiku banyak motivasi untuk semakin memperdalam ilmu literasi.
Besar harapku, semoga acara dan kegiatan yang super keren ini tidak berhenti sampai di sini saja, terus berkembang, terus berproses, maju serta dapat menularkan motivasi dan inspirasi untuk teman-teman yang lain juga. Semoga.