Dalam al-Qur’an terdapat beberapa kalimat yang maknanya bersinonim seperti lafaz baha’im, an’am, dan dabbah. Dalam kamus al-Munawwir, bahwa lafaz baha’im bermakna hewan atau binatang. Sedangkan an’am lebih kepada makna binatang ternak yang meliputi sapi, kambing, unta, dan hewan ternak lain.
Imam Ibnu Abi Hatim dalam karyanya, Tafsir al-Qur’anul ‘Adhim Libni Abi Hatim, beliau menjelaskan bahwa dabbah adalah semua hewan yang berjalan dengan kedua kaki dan tangan di atas permukaan tanah.
Kemudian, dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) binatang adalah makhluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan tetapi tidak berakal budi seperti seperti anjing, kerbau, semut dan hewan-hewan yang lain.
Untuk lebih jelasnya, mari kita kembali kepada firman Allah Swt sebagai berikut;
وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيْهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُوْنَ . وَلَكُمْ فِيْهَا جَمَالٌ حِيْنَ تُرِيْحُوْنَ وَحِيْنَ تَسْرَحُوْنَ . وَتَحْمِلُ أَثْقَلَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُوْنُوا بَالِغِيْهِ إِلَّا بِشِقِّ الْأَنْفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوْفٌ رَحِيْمٌ. وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيْرَ لِتَرْكُبُوهَا وَزِيْنَةً وَيَخْلُقُ مَالَا تَعْلَمُوْنَ.
Artinya: “Dan dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan beberapa manfaat, dan sebagiannya kamu makan (5). Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskan ke tempat pengembalaan (6). Dia ia memukul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (7). Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya (8)” (QS. An-Nahl: 1-8)
Dari ayat di atas kita mengetahui bahwa banyak sekali manfaat dari diciptakannya binatang. Dimana faedah dari binatang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Seumpama manfaat dari kuda ditunggangi, sedangkan kambing, dijadikan sebagai qurban.
Imam al-Ghazali menuturkan bahwa manfaat diciptakannya binatang yaitu agar mendatangkan kebaikan dan memberi ketentraman bagi manusia. Penjelasan ini sejalan dengan bunyi dari ayat Al-Qur’an surah an-Nahl di atas.
Jadi, mula-mula Allah menciptakan binatang dengan dibungkus daging. Syaraf maupun urat dibuat keras, lalu sebagian disatukan pada sebagian yang lain. Allah juga memberi kekuatan pada binatang, hal ini biar manusia terbantu dalam semua urusannya. Allah juga memberi indra pada binatang, baik indra pendengaran dan penglihatan demi mengikuti segala arahan dan macam-macam keinginan dari manusia.
Coba seandainya Allah menciptakan binatang tanpa indra pendengaran dan penglihatan, niscaya binatang tidak akan membantu manusia. Sementara Allah tidak menganugerahkan akal dan pikiran bagi binatang, hal ini memiliki hikmah tersendiri, berupa tidak mencela manusia, mentaati pada semua perintah manusia, serta tidak mengeluh.
Dalam kitab al-Hikmatu Fii Makhluqatillah, Imam al-Ghazali begitu detail merinci tentang hikmah diciptakannya semut, hikmah diciptakannya kalajengking, hikmah diciptakannya lalat, hikmah diciptakannya laba-laba, dan hikmah dari existensi binatang-binatang yang lain.
Semoga ulasan hikmah dan manfaat dari penciptaan binatang yang diurai oleh Imam al-Ghazali tersebut, bisa menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat untuk para pembaca budiman. Sehingga kita senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. Sebab Allah sudah menganugerahkan banyak nikmat. Nikmat hidup, berbicara, melihat, merasakan, dan nikmat-nikmat yang lain. Mudahan-mudahan kita bisa mengambil pelajaran dan nasihat dari hikmah penciptaan binatang ini. Amin.
Wallahu A’lam Bissawab
https://alif.id/read/syh/hikmah-diciptakannya-binatang-b245303p/