Laduni.ID, Jakarta – Setelah kehidupan yang sekilas berlalu, manusia akan memasuki fase kehidupan baru. Ada banyak ide tentang kualitas hidup setelah kematian, tetapi apa hubungan antara kehidupan material dan kehidupan yang abadi?
Kualitas hidup setelah dunia material adalah salah satu pertanyaan manusia; Seperti apa kehidupan material manusia setelah kematian, dan apakah kehidupan ini ada hubungannya dengan dunia spiritual? Atau apakah masing-masing membentuk ruang yang berbeda dan terpisah?
Imam Ali (as) telah menggambarkan dunia material sebagai kehidupan sementara dan akhirat sebagai kehidupan abadi dalam berbagai kesempatan.
Tanda-tanda perpisahan dunia dengan manusia sangat jelas. Kuburan sunyi yang tersisa dari generasi sebelumnya atau orang-orang yang mati di sekitar kita karena alasan apa pun adalah bukti perpisahan ini. Dunia lahiriahnya adalah diam, tetapi dunia berbicara kepada kita dengan berbagai cara.
“Sebagai ibrah, Anda cukup melihat orang mati dengan mata kepala sendiri, yang tanpa sadar dibawa ke kuburan mereka dan diletakkan di kuburan, tanpa mampu atau mau turun pada hari itu. Seolah-olah mereka tidak pernah berada di dunia ini dan rumah abadi mereka adalah akhirat”. (Nahjul Balaghah/ Khotbah 188)
Imam Ali (as) memperingatkan bahwa cepat atau lambat Anda harus siap untuk berpisah dengan dunia ini dan pergi ke dunia lain, dan mempersiapkan apa yang diperlukan untuk perjalanan berbahaya ini, sebelum Anda kehilangan kesempatan.
Meskipun dunia materi sangat tidak berharga di mata Imam Ali (as), tetapi ketika dunia materi menjadi jalan untuk mencapai kesuksesan di akhirat, itu sangat berharga dan mengabaikannya menyebabkan penyesalan.
Source: Nahjul Balaghah: Pilihan surat, khotbah dan pidato Imam Ali (as) yang telah dikumpulkan oleh Sayyid Radhi (1015-970 M)
https://www.laduni.id/post/read/74915/hubungan-antara-dunia-dan-alam-akhirat.html