Laduni.ID, Jakarta – Shalawat kepada Rasulullah SAW adalah ibadah yang agung dan sarat dengan keberkahan. Allah SWT sendiri memerintahkan setiap hamba-Nya yang beriman untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dalam firman-Nya:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuknya dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan.
(QS. Al-Ahzab: 56)
Shalawat adalah wujud cinta dan penghormatan kita kepada Nabi MuhammadSAW, dan keutamaannya sangat besar. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّـهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)
Keterangan itu semua menunjukkan betapa istimewanya bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan, di dalam shalat lima waktu, setiap Muslim wajib membaca shalawat kepada Nabi SAW di dalam duduk tasyahud-nya.
Namun, bagaimana jika shalawat dilantunkan dengan pamer suara, niat ingin memamerkan keindahan lantunan atau menunjukkan kemahiran? Apakah pahala shalawat tersebut berkurang? Apakah shalawat tersebut tetap sampai kepada Rasulullah SAW?
https://www.laduni.id/post/read/526362/hukum-bershalawat-disertai-niat-pamer-suara.html