Ijazah Doa Ukasyah Dan Faidahnya

Doa akasah atau doa ukasyah adalah salah satu doa yang mempunyai banyak fadilah. beberapa fadilahnya adalah rejeki lancar, keselamatan, pengobatan dan semua hajat. Bahkan shahih bukhari pernah membicarakan doa akasah atau doa ukasyah fih Tadz latiful arif atau doa ukasyah  ini. 

Doa ini adalah cara yang paling unggul meminta pengampunan dari Allah SWT. Siapa pun yang berdoa dengan doa akasah pada siang hari dengan iman yang teguh di dalamnya, dan tiba-tiba meninggal pada hari yang sama sebelum malam, maka ia adalah ahli surga; dan jika seseorang mengucapkannya di malam hari dengan iman yang teguh di dalamnya, dan meninggal dunia sebelum pagi hari, ia akan digolongan dari ahli surga. [Sahih al-Bukhari]

Salah satunya adalah siapa pun yang membaca doa ini setelah Subuh dan Isya akan aman dari setan. Bila membacanya sekali dalam waktu hidup ia akan menyeberangi jembatan sirat dengan mudah, semua dosanya akan diampuni.

Barang siapa membaca doa ini, dia akan aman dari sihir dan setiap bahaya. Membacakan Surah ini dalam doa-doa wajib membuat seseorang aman dari kemiskinan dan Rezeki akan datang ke arahnya. Kematiannya tidak akan bersifat tiba-tiba dan menakutkan.

Dan masih banyak lagi fadhilahnya. Berikut adalah Fadhilah Doa akasah atau doa ukasyah fih Tadz latiful arif atau doa ukasyah:

1. Barang siapa yang mengamalkan atau membaca doa ini sehari sekali atau seumur hidup sekali jika tidak dapat membaca,maka tulisannya saja diletakkan di dalam rumah, Allah akan memberikan ampunan atas segala dosa-dosanya.

2. Dan barang siapa yang  sangat ingin berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW dalam mimpi, maka mandilah keramas pada saat malam Jumat dengan memakai wewangian kemudian melakukan shalat dua rakaat kemudian setelah selesai shalat membaca doa ini 5 kali dengan penuh ihklas, maka Insya Allah memperoleh anugrah berjumpa dengan Rasulullah SAW dalam mimpi

3. Jika ada orang yang sakit gila disebabkan godaan syetan atau sakit panas dan di bacakan doa akasah ini Insya Allah lekas sembuh.

4. Barang siapa yang tidak ingin kekurangan dalam hal rizki, bacalah doa akasah ini, Insya Allah tidak akan kekurangan rizqi.

5. Dan apabila barang siapa mempunyai tanggungan hutang (berhutang) dan ingin lekas dapat membayarnya atau melunasinya dengan membaca doa akasah ini, Insya Allah lekas dapat membayarnya.

6. Barang siapa yang ingin menghafalkan Alquran, maka tulisan doa akasah ini dengan ambar dan minyak kasturi serta minyak za’faran ditulis dalam mangkok putih yang diisi dengan air, kemudian airnya tadi diminum selama tujuh hari, Insya Allah akan lekas dapat menghafalkan Al Quran

7. Jika ada orang yang meninggal dunia, tulislah doa akasah ini pada kain kafannya, jika mayit ini didatangi oleh dua malaikat Munkar dan Nakir untuk mengajukannya beberapa pertanyaannya, Insya Allah mayit tersebut akan dapat menjawabnya Allah berfirman : Sesungguhnya Aku malu menyiksa engkau karena ada doa ini dan menyebabkan ia lepas dari siksa kubur karena berkah doa akasah ini.

8. Jika ada seorang /lebih anak, istri, pembantu atau yang lainnya pergi dari rumah tanpa pamit(minggat) Maka lakukanlah shalat dua rakaat dengan hati yang ikhlas, yang  tiga karena Allah dan saat sesudah membaca Al Fatihah membaca surat Al Ikhlas tiga kali, sesudah salam membaca doa akasah ini, Insya Allah orang yang minggat tersebut akan lekas kembali.

9. Sayyidina Usman bin Affan berkata : Sesungguhnya aku dapat menghafalkan Al quran berkah doa ini.

10. Sayyidina Ali Bin Abi Thalib telah berkata : Aku menjadi kuat karena berkah doa ini.

11. Barang siapa membaca doa akasah ini setiap hari tiga kali,nanti pada hari kiamat wajahnya akan seprti bulan purnama tanggal 14 dan masuk surga tanpa kira-kira karena berkah doa akasah ini.

12. Dan barang siapa yang membaca doa akasah ini, maka Allah SWT akan selalu melindunginya dari bahaya kebakaran.

13. Hasan Basri (semoga selalu mendapatkan rahmat Allah SWT berkata : Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya seseorang tidak akan memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang membaca doa (akasah) ini. 

14. Syech sya’ba (semoga senantiasa mendapatkan rahmat Allah SWT berkata : Aku mendengar dari sabda Rasulullah SAW. Barang siapa yang berdoa dengan doa ini, jika ia meninggal dunia, maka akan senatiasa mendapat anugerah dari Allah SWT tujuh puluh ribu Malaikat yang mengantar jenazahnya ke qubur yang setiap satu Malaikat alam nur/cahay. Malaikat berkata : jangan(lah) takut engkau, sesunguhnya Allah SWT telah memberikan anugrah kepada engkau nanti hari kiamat dan membukakan pintu sorga untukmu. Allah SWT pun berfirman : Wahai Fulan sesungguhnya aku malu menyiksa engkau karena telah mengamalkan membaca doa(akasah) ini.

15. Malaikat Jibril berkata : Sesungguhnya aku melihat doa Akasah ini tergantung di bawah Arsy sembilan puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan bumi.

16. Barang siapa yang membaca doa akasah ini setiap hari, sebulan sekali, setahun sekali atau seumur hidup walaupun sekali, maka Allah SWT merintahkan tujuh puluh ribu malaikat dari langit membawa kebajikan, serta diberikan mudah rizqinya dan memperoleh rahmat Allah SWT.

17. Doa akasah ini apabila diamalkan tiap hari dan malam hari dengan hati ikhlas, maka ia tidak akan sakit kecuali sakit yang menyebabkan ia meninggal dunia.

18. Jika akan bepergian atau pergi berlayar, maka bacalah doa ini sewaktu akan pergi dan berlayar, Insya Allah akan selama dari marabahaya.

19. Sayyidina Abu Bakar ASh Shidiq ra telah berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda padaku Janganlah kautinggalkan membaca Akasah ini karena sebab membaca doa ini kamu akan dapat kesentosaan dan anugrah dari Allah SWT dapat menghafalkan Alquran dan kitab.

20. Sayyidina Umar Bin Khatab berkata : Rasulullah SAW telah bersabda Wahai Umar bacalah doa ini,karena membaca doa(akasah) ini akan memperoleh pahala yang sangat besar, tujuh puluh ribu Malaikat berbuat kebajikan karena membaca doa ini, satu Malaikat mempunyai mulut,tujuh puluh dan mempunyai kepala tujuh puluh. Tiap satu memuji kepada Allah SWT dan semua itu diberikan kepadaorang yang mau membaca doa ini, Allah memberi rahmat kepadanya.

Berikut doa akasah yang masyhur dan agung tersebut:

  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Bismillāhir rahmānir rahīm 

Artinya, “Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang.”

 اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، بِسْمِ اللهِ النُّوْرِ نُوْرٌ عَلَى نُوْرٍ، الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ النُّوْرَ، وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ عَلَى جَبَلِ الطُّوْرِ فِي كِتَابٍ مَسْطُوْرٍ. الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِالغِنَاءِ مَذْكُوْرٌ، وَبِالعِزَّةِ وَالجَلَالِ مَشْهُوْرٌ، وَعَلَى السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ مَشْكُوْرٌ

Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihī wa shahbihī wa sallam. Bismillāhin nūri nūrun ‘alā nur. Alhamdu lillāhil ladzī khalaqan nūr, wa anzalat Taurāta ‘alā jabalit Thūr fī kitābim masthūr. Alhamdu lillāhil ladzī bil ghinā’I madzkūr, wa bil ‘izzati wal jalāli masyhūr, wa ‘alās sarrā’I wad dharrā’I masykūr.

Artinya, “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan sejahtera(-Mu) atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Dengan nama Allah zat bercahaya, cahaya di atas cahaya. Segala puji bagi Allah yang menciptakan nur, dan menurunkan Taurat di atas bukit Thur pada kitab yang tertulis. Segala puji bagi Allah yang dengan kaya-Nya disebut, dengan kemuliaan dan kebesaran-Nya terkenal, dan yang pada saat (manusia) senang dan sulit tetap disyukuri.”

 وَالحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَمٰوَاتِ وَالأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّوْرَ، ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ، كٓهٓيٓعٓصٓ حٰمٓ عٓسٓقٓ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، اللهُ لَطِيْفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ القَوِيُّ العَزِيْزُ، يَا كَافِيَ كُلِّ شَيْئٍ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَيْئٍ، بِيَدِكَ الخَيْرُ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Alhamdu lillāhil ladzī khalaqas samāwāti wal ardha, wa ja‘alaz zhulumāti wan nūr, tsummal ladzīna kafarū bi rabbihim ya‘dilūn, kāf hā yā ‘aīn shād, hā mīm, ‘aīn sīn qāf, iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn, yā Hayyu ya Qayyūm, yā Dzal jalāli wal ikrām, Allāhu lathīfum bi ‘ibādih, yarzuqu man yasyā’u wa huwal qawiyyul azīz, yā Kafiya kulli syaī’, washrif ‘annā kulla syaī’, bi yadikal khair, innaka ‘alā kulli syai’in qadīr. 

Artinya, “Segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi; dan menjadikan gelap dan nur, tetapi kemudian orang kafir kepada Tuhan mereka berpaling. Kāf, Hā, Yā, ‘Aīn, Shād; Hā, Mīm; ‘Aīn, Sīn, Qāf, kepada-Mu kami menyembah; dan hanya kepada memohon pertolongan; wahai Zat yang hidup, wahai Zat yang tegak berdiri. Allah bersikap lembut kepada hamba-Nya dan memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dia maha kuat dan perkasa. Wahai Zat yang mencukupi segala sesuatu. Palingkanlah segala sesuatu (mudharat) dari kami.Di tangan-Mu kebaikan itu. Sungguh, Engkau maha kuasa atas segala sesuatu.” 

ADVERTISEMENT

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Bismillāhir rahmānir rahīm 

Artinya, “Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang.”

 اللّٰهُمَّ يَا كَثِيْرَ النَّوَالِ، وَيَا دَائِمَ الوِصَالِ، وَيَا حُسْنَ الفِعَالِ، وَيَا رَازِقَ العِبَادِ عَلَى كُلِّ حَالٍ، وَيَا بَدِيْعًا بِلَا مِثَالٍ، وَيَا بَاقِي بِلَا زَوَالٍ، نَجِّنَا مِنَ الكُفْرِ وَالضَّلَالِ، بِحَقِّ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Allāhumma yā Katsīran nawāl, wa yā Dā’imal wishāl, wa yā Husnal fi‘āl, wa yā Rāziqal ‘ibādi ‘alā kulli hāl, wa yā Badī‘an bi lā mitsāl, wa yā Bāqī bi lā zawāl, najjinā minal kufri wad dhalāl, bi haqqi lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, wahai Zat yang banyak anugerah, wahai Zat yang selalu terhubung, wahai Zat yang baik perbuatan, wahai Zat yang memberikan rezeki hamba-Nya pada setiap kondisi, wahai Zat yang mencipta pertama tanpa contoh, wahai Zat yang kekal tanpa sirna, selamatkan kami dari kekafiran dan kesesatan dengan hakikat ‘Lā ilāha illallāh, Muhammadur Rasūlullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الشَّكُّ فِي إِيْمَانِي بِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in dakhalas syakku fī īmānī bika wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Artinya, “

Ya Allah, jika keraguan hinggap pada keimananku kepada-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الكُفْرُ فِي إِسْلَامِي بِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in dakhalal kufru fī islāmī bika wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika keraguan hinggap pada keislamanku kepada-Mu,– baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الشَّكُّ فِي تَوْحِيْدِيْ إِيَّاكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in dakhalas syakku fī tawhīdī iyyāka wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika keraguan hinggap pada ketauhidanku kepada-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ العُجْبُ وَالكِبْرُ وَالرِّيَاءُ وَالسُّمْعَةُ وَالنُّقْصَانُ فِي عَمَلِي لَكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in dakhalal ‘ujbu wal kibru war riyā’u was sum‘atu wan nuqshānu fī ‘amalī laka wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika ujub, sombong, riya, sum‘ah, dan kekurangan masuk mencemari ibadahku kepada-Mu–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ جَرَى الكِذْبُ وَالغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَالبُهْتَانُ عَلَى لِسَانِي وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in jaral kidzbu wal ghibatu wan namīmatu wal buhtānu ‘alā lisānī wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika dusta, ghibah, namimah, dan bohong besar terucap dari mulutku,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الخَطْرَةُ وَالوَسْوَسَةُ فِي صَدْرِي وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in dakhalal khathratu wal was-wasatu fī shadrī wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika suatu pikiran (konyol) dan was-was melintas di dalam dadaku,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ التَّشْبِيْهُ وَالتَّقْصِيْرُ فِي مَعْرِفَتِي إِيَّاكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in dakhalat tasybīhu wat taqshīru fī ma‘rifatī iyyāka wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika penyerupaan (makhluk) dan kelalaian pada makrifaktu terhadap-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ النِّفَاقُ فِي قَلْبِي مِنَ الذُّنُوْبِ الكَبَائِرِ وَالصَّغَائِرِ كُلِّهَا وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in dakhalan nifāqu fī qalbī minad dzunūbil kabā’iri was shaghā’iri kullihā wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika kemunafikan merayap di hatiku karena dosa baik dosa besar maupun dosa kecil semuanya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ دَخَلَ الرِّيَاءُ فِي أَعْمَالِي وَأَقْوَالِي وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in dakhalar riyā’u a‘mālī wa aqwālī wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika riya menyusup pada amal dan perkataanku,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ سُوْءٍ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā ‘amiltu min sū’in wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, kejahatan yang kuperbuat,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا أَرَدْتَ لِي مِنْ خَيْرٍ فَلَمْ أَشْكُرْهُ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā aradta lī min khairin fa lam asykurhu wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, kebaikan yang Kaukehendaki untukku tetapi aku tidak mensyukurinya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا قَدَّرْتَ عَلَيَّ مِنْ أَمْرٍ فَلَمْ أَرْضَهُ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā qaddarta ‘alayya min amrin fa lam ardhahū wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, sesuatu yang Kautakdirkan padaku, tetapi aku tidak meridhainya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ مِنْ نِعْمَةٍ فَعَصَيْتُكَ فِيْهِ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā an‘amta ‘alayya min ni‘matin fa ‘ashaytuka fīh wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, sebuah nikmat yang Kauberikan padaku, lalu aku mendurhakai-Mu dengannya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا أَوْلَيْتَنِي مِنْ نَعْمَائِكَ فَغَفَلْتُ عَنْ شُكْرِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā awlaytanī min na‘mā’ika ‘an syukrika wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, nikmat-nikmat yang Kauanugerahkan kepadaku, lalu aku lengah untuk bersyukur,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا أَوْلَيْتَنِي مِنْ اٰلَائِكَ فَلَمْ أُؤَدِّ حَقَّهُ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā awlaytanī min ālā’ika fa lam u’addi haqqahū wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, nikmat-nikmat yang Kauamanahkan kepadaku, tetapi tidak kutunaikan haknya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا مَنَنْتَ عَلَيَّ مِنَ الحُسْنَى فَلَمْ أَحْمَدْكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā mananta ‘alayya minal husnā fa lam ahmadka wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, kebaikan yang Kauanugerahkan kepadaku, tetapi aku tidak memuji-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا أَحْبَبْتَ لِي بِهِ عَلَيَّ مِنَ النَّظَرِ فِيْكَ فَغَمَضْتُ عَنْهُ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā ahbabta lī bihī ‘alayya minan nazhari fīka fa ghamadhtu ‘anhu wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, renungan atas kebesaran kuasa-Mu yang Kauinginkan dariku, tetapi aku membutakan mata hatiku darinya,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا صَنَعْتُ فِي عُمْرِي بِمَا لَمْ تَرْضَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā shana‘tu fī ‘umrī bi mā lam tardha wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, apa yang kuperbuat sepanjang usiaku dengan hal yang tidak Kauridhai,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا قَصَرْتُ مِنْ عَمَلِي فِي رَجَائِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā qashartu min ‘amalī fī rajā’ika wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, amalku yang terbatas di tengah (panjang) harapanku kepada-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنِ اعْتَمَدْتُ عَلَى أَحَدٍ سِوَاكَ فِي الشَّدَائِدِ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma ini‘tamadtu ‘alā ahadin siwāka fis syadā’idi wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika aku bersandar pada selain-Mu pada banyak kesulitan,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنِ اسْتَعَنْتُ غَيْرَكَ فِي النَّوَائِبِ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma inista‘antu ghayraka fin nawā’ibi wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika Aku memohon pertolongan kepada selain-Mu di tengah bencana-bencana,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ مَا أَصْلَحَ فِي شَأْنِي بِفَضْلِكَ وَرَأَيْتُهُ مِنْ غَيْرِكَ وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma mā ashlaha fī sya’nī bi fadhlika wa ra’aytuhū min ghayrika wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, urusanku yang maslahat berkat kemurahan-Mu, tetapi aku melihat sebabnya dari selain-Mu,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ إِنْ زَلَّتْ قَدَمِي عَنِ الصِّرَاطِ بِالسُّؤَالِ مِنْ غَيْرِكَ فَثَبِّتْنِي وَلَمْ أَعْلَمْ بِهِ أَوْعَلِمْتُ تُبْتُ عَنْهُ وَأَسْلَمْتُ وَأَقُوْلُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Allāhumma in zallat qadamī ‘anis shirāth bis su’āli min ghayrika fa tsabbitnī wa lam a‘lam bihī aw ‘alimtu tubtu ‘anhu wa aslamtu wa aqūlu lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, jika kakiku tergelincir dari sirath karena pernah meminta kepada selain-Mu, maka tetapkanlah kakiku,–baik tidak kusadari maupun kusadari–, aku bertobat, menyerah, dan berkata, ‘Lā ilāha illallāhu Muhammadur rasūlullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.’”

 اللّٰهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، يَا حَنَّانُ يَا مَنَّانُ، يَا دَيَّانُ يَا سُلْطَانُ، يَا لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الغَمِّ، وَكَذٰلِكَ نُنْجِي المُؤْمِنِيْنَ، وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الوَارِثِيْنَ. 

Allāhumma yā Hayyu yā Qayyūm, yā Hannānu ya Mannān, yā Dayyānu yā Sulthān, ya lā ilāha illa anta, subhānaka innī kuntu minaz zhālimīn. Fastajabnā lahū wa najjaynāhu minal ghammi, wa kadzālika nunjil mu’minīn, wa Zakariyyā idz nādā rabbahū, “Rabbi lā tadzarnī fardā, wa anta khayrul wāritsīn.” 

Artinya, “Ya Allah, wahai Zat yang hidup,  wahai Zat yang tegak berdiri, wahai Zat yang menurunkan rahmat, wahai Zat yang memberi anugerah, wahai Zat yang kuasa, wahai Zat penguasa, wahai Zat yang tiada tuhan kecuali Engkau. Maha suci Engkau. Sungguh, aku telah menzalimi diri sendiri. (firman Allah) ‘Lalu Kami mengabulkan dan menyelamatkannya dari kesulitan. Demikian Kami menyelamatkan orang-orang beriman.’ Zakariya AS ketika menyeru tuhannya, ‘Ya Tuhanku, Janganlah Kau membiarkanku sendiri. Engkau sebaik-baik waris.’”

 اللّٰهُمَّ بِحَقِّ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَبِعِزَّتِهِ، وَبِحَقِّ الكُرْسِي وَسَعَتِهِ، وَبِحَقِّ العَرْشِ وَعَظَمَتِهِ، وَبِحَقِّ القَلَمِ وَجَرَيَانِهِ، وَبِحَقِّ اللَّوْحِ وَحَفَظَتِهِ، وَبِحَقِّ المِيْزَانِ وَكَفَّتَيْهِ، وَبِحَقِّ الصِّرَاطِ وَدِقَّتِهِ، وَبِحَقِّ جِبْرِيْلَ وَأَمَانَتِهِ، وَبِحَقِّ مِيْكَائِيْلَ وَشَفَقَتِهِ، وَبِحَقِّ إِسْرَافِيْلَ وَنَفْخَتِهِ، وَبِحَقِّ عِزْرَائِيْلَ وَقَبْضَتِهِ، وَبِحَقِّ رِضْوَانَ وَجَنَّتِهِ، وَبِحَقِّ مَالِكٍ وَجَهَنَّمِهِ، وَبِحَقِّ أٰدَمَ وَصَفْوَتِهِ، وَبِحَقِّ شِيْثٍ وَنُبُوَّتِهِ، وَبِحَقِّ نُوْحٍ وَسَفِيْنَتِهِ، وَبِحَقِّ إِبْرَاهِيْمَ وَخُلَّتِهِ، وَبِحَقِّ إِسْحَاقَ وَدِيَانَتِهِ، وَبِحَقِّ إِسْمَاعِيْلَ وَذَبِيْحَتِهِ، وَبِحَقِّ يَعْقُوْبَ وَحَسْرَتِهِ، وَبِحَقِّ يُوْسُفَ وَغُرْبَتِهِ وَبِحَقِّ مُوْسَى وَأٰيَاتِهِ وَبِحَقِّ هَارُوْنَ وَحُرْمَتِهِ وَبِحَقِّ هُوْدٍ وَهَيْبَتِهِ، وَبِحَقِّ صَالِحٍ وَنَاقَتِهِ، وَبِحَقِّ لُوْطٍ وَعِبْرَتِهِ/وَجِيْرَتِهِ، وَبِحَقِّ يُوْنُسَ وَدَعْوَتِهِ، وَبِحَقِّ دَانِيَالَ وَكَرَامَتِهِ، وَبِحَقِّ زَكَرِيَّا وَطَهَارَتِهِ، وَبِحَقِّ عِيْسَى وَرُوْحَانِيَّتِهِ، وَبِحَقِّ مُحَمَّدٍ المُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ وَشَفَاعَتِهِ 

Allāhumma bi haqqi lā ilāha illallāhu wa bi ‘izzath, wa bi haqqil kursiyyi wa sa‘atih, wa bi haqqil qalami wa jarayānih, wa bi haqqil lawhi wa hafazhatih, wa bi haqqil mīzāni wa kaffatayh, wa bi haqqis shirāti wa diqqatih, wa bi haqqi Jibrīla wa amānatih, wa bi haqqi mīkā’īla wa syafaqatih, wa bi haqqi Isrāfīla wa nafkhatih, wa bi haqqi Izrā’īla wa qabdhatih, wa bi haqqi Ridhwāna wa jannatih, wa bi haqqi Malikin wa jahannamih, wa bi haqqi Ādama wa shafwatih, wa bi haqqi Syitsin wa nubuwwatih, wa bi haqqi Nūhin wa safīnatih, wa bi haqqi Ibrāhīma wa khullatih, wa bi haqqi Ishāqa wa diyānatih, wa bi haqqi Ya‘qūba wa hasratih, wa bi haqqi Yūsufa wa ghurbatih, wa bi haqqi Mūsā wa āyātih, wa bi haqqi Hārūna wa hurmatih, wa bi haqqi Hūdin wa haybatih, wa bi haqqi Shālihin wa nāqatih, wa bi haqqi Lūthin wa ‘ibratih/wa jīratihī, wa bi haqqi Yūnusa wa da‘watih, wa bi haqqi Dāniyāla wa karāmatih, wa bi haqqi Zakariyyā wa thahāratih, wa bi haqqi ‘Īsā wa rūhāniyyatih, wa bi haqqi Muhamamdinil mushthafā shallallāhu ‘alayhi wa sallam. 

Artinya, “Ya Allah, dengan hak ‘Lā ilāha illallāh’ dan kemuliaannya, hak kursi dan keluasannya, hak ‘Arasy dan kebesarannya, hak kalam dan jalan goresannya, hak Lauh Mahfuzh dan malaikat penjaganya (hafazhah), hak mizan dan dua piring timbangannya, hak shirath dan kehalusannya, hak Jibril dan kejujurannya, hak Mikail dan belas kasihnya, hak Israfil dan tiupan sangkakalanya, hak Izrail dan pencabutan nyawanya, hak Ridhwan dan surganya, hak Malik dan nerakanya, hak Adam dan keterpilihannya, hak Ibrahim dan derajat khalilullahnya, hak Ishak dan agamanya, hak Isma‘il dan penyembelihannya, hak Ya’kub dan deritanya, hak Yusuf dan pengasingannya, hak Musa dan ayat-ayatnya, hak Harun dan kehormatannya, hak Hud dan kewibawaannya, hak Saleh dan untanya, hak Luth dan pelajarannya/tetangganya, hak Yunus dan dakwahnya, hak Danial dan kemuliaannya, hak Zakariya dan kesuciannya, hak Isa dan kerohaniannya, dan hak Muhammad SAW sebagai nabi pilihan dan syafa’atul ‘uzhmanya.”

 اللهُمَّ يَا حَيُّ، يَا قَيُّوْمُ، يَا لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الغَمِّ، وَكَذٰلِكَ نُنْجِي المُؤْمِنِيْنَ. لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ، وَهُوَ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمِ. حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ، نِعْمَ المَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ 

Allāhumma yā Hayyu yā Qayyūm, ya lā ilāha illa anta, subhānaka innī kuntu minaz zhālimīn. Fastajabnā lahū wa najjaynāhu minal ghammi, wa kadzālika nunjil mu’minīn. Lā ilāha illa hū, ‘alayhi tawakkaltu, wa huwa Rabbul ‘arsyil ‘azhīm. 

Artinya, “Ya Allah, wahai Zat yang hidup,  wahai Zat yang tegak berdiri, wahai Zat yang tiada tuhan kecuali Engkau. Maha suci Engkau. Sungguh, aku telah menzalimi diri sendiri. (firman Allah) ‘Lalu Kami mengabulkan dan menyelamatkannya dari kesulitan. Demikian Kami menyelamatkan orang-orang beriman.’ Tiada tuhan selain Dia. Hanya pada-Nya aku berserah. Dialah  Tuhan arasy yang agung. Cukuplah Allah bagiku. Dialah sebaik-baik wakil. Dia sebaik-baik tuan. Dia sebaik-baik penolong. Tiada daya dan kekuatan bagi kami kecuali berkat Allah yang maha tinggi lagi maha agung.”

 رَبَّنَا أٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ، وَنُوْرِ عَرْشِهِ، سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اٰمِيْنَ، اٰمِيْنَ، يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ 

Rabbanā ātinā fid duniyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār, wa shallallāhu ‘alā khayri khalqihī wa nūri ‘arsyih, sayyidinā wa nabiyyinā wa syafī‘inā Muhammadin, wa ‘alā ālihī wa ashhābihī ajma‘īn, bi rahmatika yā arhamar rāhimīn, āmīn, āmīn yā rabbal ālamīn. 

Artinya, “Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka. Semoga Allah melimpahkan shalat dan salam-Nya untuk makhluk terbaik-Nya dan cahaya arasy-Nya, yaitu junjungan kita, nabi kita, pemberi syafaat bagi kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya berkat rahmat-Mu wahai Zat yang maha pengasih. Amiiin, amiiin, terimalah wahai Tuhan semesta alam.”  

Untuk Membaca Doa Ukasyah B Arab Saja

https://www.potretsantri.com/2021/06/ijazah-doa-ukasyah-dan-faidahnya.html