Implementasi Tasawuf sebagai Pendidikan Moral

Laduni.ID, Jakarta – Tasawuf merupakan cabang ilmu dalam Islam yang bertujuan untuk menghindari hal-hal yang bersifat keduniawian. Secara terminologi istilah tasawuf ini berasal dari kata bahasa Arab dari kata “tashowwafa-yatashowwafu-tashowwuf” mengandung makna (menjadi) berbulu yang banyak, yakni menjadi seorang sufi atau menyerupainya dengan ciri khas pakaiannya terbuat dari bulu domba/wol. Atau juga berasal dari kata Shufanah yang memiliki makna kayu yang bertahan hidup dan tumbuh pada kegersangan padang pasir.

Tasawuf merupakan praktik keagamaan yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya, yang laku tersebut dikhususkan untuk membersihkan diri secara maknawiyah dan bertujuan untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah.

Para ahli mendeskripsikan tasawuf sebagai aspek esoterik dalam Islam, atau tradisi mistik dalam Islam. Hal ini juga sebagai penyempurnaan rohani untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena upaya yang bersifat batiniah, maka para ahli juga menyebut bidang ini sebagai gerakan mistik (mystical movement) dan Islamic mysticism. Istilah tersebut dikarenakan para sufi yang menekankan tasawuf yang bercorak mistik.

Istilah tasawuf juga sebagai landasan filosofi, yakni bahwa Tuhan Maha Suci sehingga untuk mendekatkan diri kepada-Nya harus dilakukan dengan kejernihan atau kesucian jiwa. Dan untuk menjernihkan diri diperlukan juga sebuah perjuangan bati (mujahadah) olah jiwa (riyadhoh).

Dapat diketahui jika tasawuf ini mengajarkan bagaimana seharusnya sikap moral seorang muslim dalam berhubungan baik dengan Tuhan. Dengan melakukan penjernihan hati maka membuahkan moral yang beradab. Oleh karena itu hubugan tasawuf dan moral sangatlah dekat, bahkan moral menjadi bagian dari tasawuf sendiri. Dan jika hal ini dapat diterapkan sedari dini maka peran tasawuf sangat berpengaruh untuk kedepannya.

Tujuan artikel ini ialah untuk memberitahukan dan memberi pemahaman tentang pendidikan moralitas dengan tasawuf, serta memprioritaskan pendidikan tasawuf untuk menghasilkan generasi yang memiliki karakteristik yang komplek dalam masalah agama.

Pendidikan Moral merupakan pendidikan yang wajib diberikan sedari dini. Pendidikan ini bukan mengajarkan tentang non-akademik, namun terkhusus pada bidang perilaku, sikap sehari-hari atau lebih dikenal norma kesopanan baik dalam lingkungan keluarga maupun sekitar.

Dari pendidikan moral tersebut juga akan mempengaruhi karakter, dan dari sini pendidikan moral merupakan bagian terpenting. Baik bagi individu maupun bagi masyarakat, sebab dari karakter akan meciptakan kesadaran bersama untuk membangun karakter yang kokoh bagi generasi selanjutnya.

Karakter bangsa merupakan aspek yang penting dari kualitas SDM, karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk sedari dini. Sebab usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang.

Tasawuf juga memiliki peran dalam pembentukan karakter yang sempurna, sebab tasawuf merupakan pelajaran yang solid dalam pembentukan karakter. Dengan pembinaannya yang berbasisi ajaran moralitas tarekat maka seseorang secara terus menerus dapat mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan pengajarnya.

Harun Nasution pernah menyatakan jika mempelajari ilmu tasawuf maka otomatis akan mengutamakan akhlak Al-Qur’an dan Hadis yang menekankan nilai-nilai kejujuran, persaudaraan, sosial, kesetiakawanan, gotong royong, saling tolong menolong, rendah hati, dan akhlak terpuji lainnya, yang mana aspek-aspek tersebut wajib dimiliki sejak kecil.

Penerapan Tasawuf Untuk Membangun Moralitas

Dari penjelasan diatas tersebut dapat dipahami jika tasawuf adalah sebuah bentuk dari moral Islam itu sendiri, yang mana dengan tasawuf juga dapat membentuk karakteristik yang sempurna bagi anak ditengah kegersangan moralitas yang terjadi saat ini.

Maraknya penggunaan smartphone dan juga kebebasan anak untuk mengakses segala macam aplikasi serta sosial media, yang menjadikan krisis moral. Maka dengan itu tasawuf dapat menjadi solusi dalam membimbing dan memperbaiki akhlak anak yang diterapkan sejak dini, dengan melakukan jujur dalam berperilaku serta ucapan, juga sabar dalam segala hal, dan ikhlas dalam menerima segala ujian yang diberikan.

Dengan hal tersebut juga dapat dikatakan sebagai bentuk penyucian diri. Penyucian diri di sini diartikan sebagai bentuk menahan diri dari hawa nafsu, syahwat, dan amarah. Serta menjauhi hal-hal yang tercela.

Tasawuf memiliki peran yang penting dan tanggung jwab yang besar akan spiritual seseorang. Terdapat beberapa prinsip yang diajarkan dalam tasawuf yang sangat berpengaruh positif bagi masa depan manusia, seperti halnya bertawakkal, intropeksi diri, menjauhi hal-hal yang buruk, dan masih banyak lagi.

Tasawuf juga mengajarkan manusia menjadi pribadi yang lebih baik juga berakhlak mulia. Maka dengan keadaan hati yang suci dan bersih dapat mendekatkan diri dengan Tuhan serta dapat mengenal Allah (al-Ma’rifatullah).

Dapat dipahami jika tasawuf identik dengan pendidikan moralitas, jadi sangat tepat jika aspek-aspek tasawuf diajarkan sedari dini untuk perbaikan moralitas bangsa. Sebab di era sekarang yang serba digital dan serba materialistik dapat dikatakan gersang akan nilai-nilai spiritualitas. Maka dari itu kehadiran tasawuf sebagai pendidikan moralitas menjadi solusi atas krisis moralitas saat ini, dengan mengedepankan nilai-nilai tasawuf seperti tazkiyatun nafs, mujahadah, muraqabah, muhasabah, dan lainnya.

Serta menerapkannya dengan bentuk pendidikan modern yang sarat akan nilai-nilai spiritualitas, seperti tumbuhnya sikap kejujuran, sabar, tawakkal, qana’ah, amanah, disiplin, tanggung jawab, dan lainnya. dengan aspek-aspek tasawuf yang diajarkan pada anak maka akan menciptakan generasi yang sempurna.

Oleh: Muhammad Alwi Annazar, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya


Editor: Daniel Simatupang

https://www.laduni.id/post/read/73991/implementasi-tasawuf-sebagai-pendidikan-moral.html