Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Rabu, 10 Januari 2024 bertepatan dengan hari lahir KH. Muhammad Nawawi Berjan, KH. Muhammadun dan hari wafat KH. Ahmad Djazuli Utsman, KH. Muhammad Najmi Qadir.
KH. Muhammad Nawawi Berjan
KH. Muhammad Nawawi lahir pada hari Selasa Kliwon, bulan Robi’ul Awwal 1334 H atau bertepatan pada 10 Januari 1916 M, di Berjan Purworejo. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Muhammad Shiddiq dengan Nyai Fatimah.
Masa kecil Kyai Nawawi termasuk keluarga yang religius, dan sering membaca buku dan kitab kuning walaupun bermain dengan teman sebaya dan bersama keluarga besarnya. Masa remajanya terkenal rajin belajar yang sangat tinggi bahkan membawa catatan sambil diskusi-musyawarah. Pada tahun 1970 M. yang ditulis oleh Kyai Nawawi sendiri, di mulai dengan belajar Al-Qur’an, fath Al-Qorib, Sanusi, Minhaj Al-Qawim, Ta’lim Al-Muta’allim, Tanqikh Al-Qaul, dan Shahih Bukhari kepada ayahnya sendiri KH. Muhammad Shiddiq.
Kyai Nawawi pengalaman nyantri berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah dan daerah Krapyak Yogyakarta seperti pondok di Lirboyo pondok Kediri, pondok Watucongol, pondok Lasem, pondok Jampes, pondok Termas Pacitan dan pondok Tebuireng Jombang. Di Bidang pendidikan Al-Qur’an bin Nadhor diperdalam dengan langsung oleh KH. Munawwir Krapyak Yogyakarta.
Secara singkat, sejarah Thariqohal-Qhadiriyyah wa Naqsyabandiyyah berkembang di Berjan adalah merupakan hasil gabungan antara dua aliran, yakni aliran Thariqoh Qhadiriyyah dan aliran Thariqoh Naqsyabandiyyah yang gagas oleh Syekh Ahmad Khatib bin Abdul Ghaffar daerah Sambas Kalimantan Barat (1802-1872 M). Sedangkan aliran Thariqoh Al-Qhadiriyyah pencetusnya adalah Syekh Abdul Qhodir Al-Jailani sebagai pelopor cikal-bakal aliran-aliran organisasi thariqoh dengan cabang-cabangnya di belahan penjuru dunia Islam.
KH. Muhammad Nawawi menikah dengan Nyai Saodah. Dan beliau wafat tahun 1982 M, dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga Desa Bulus Gebang Purworejo.
Simak biografi lengkapnya di: Biografi KH. Muhammad Nawawi Berjan
Simak Chart Silsilah Sanad KH. Muhammad Nawawi Berjan
KH. Muhammadun
KH. Muhammadun lahir pada tanggal 10 Januari 1910 M. di Desa Cebolek, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Ali Murtadlo dan Hj. Halimatus Sa’diyyah. Dan KH. Muhammadun menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu, 24 Juni 1981 M. pukul 17:00 WIB.
Sejak kecil, Kyai Muhammadun sudah belajar hidup sederhana dan pas-pasan. Pasalnya, ayahnya sudah meninggalkannya sejak umur 10 tahun. Sehingga putra keempat dari tujuh saudara (KH. Abdul Bashir, KH. Abdul Adhim, KH. Muhdlori, KH. Muhammadun, KH. Mahshun, KH. Halimi, dan putra terakhir wafat ketika masih kecil) ini hanya diasuh oleh ibunya.
Kendati demikian, ibunya tak patah arang untuk tetap mendidik putra-putrinya ilmu agama dan berperilaku luhur. Selain itu, ibu yang terkenal dengan keshalihannya ini merupakan seorang ahli puasa, memberikan contoh kepada anak-anaknya untuk selalu tirakat dan berperilaku sederhana.
Setelah beberapa lama mengajar di pesantren, Kyai Yasin menjodohkan KH. Muhammadun dengan putrinya sendiri yang bernama Nyai Nafisatun.
Pondok Pesantren Pondowan yang sekarang berdiri, asal-usulnya hanya sebuah surau atau mushola. Yang kala itu hanya digunakan untuk jama’ah dan mengaji Al-Qur’an oleh masyarakat sekitar dan belum ada santri yang menetap. Surau tersebut awalnya, diasuh oleh Kyai Abdur Ro’uf kemudian diteruskan secara berurutan oleh Kyai Tasmin, Kyai Sumo (menantu KH. Tasmin), Kyai Sulaiman (cucu Kyai Abdur Ro’uf ), Kyai Abdul Adhim (keponakan Kyai Sulaiman).
Simak biografi lengkapnya di: Biografi KH. Muhammadun
Simak Chart Silsilah Sanad KH. Muhammadun
KH. Ahmad Djazuli Utsman
KH. Mas’ud atau yang biasa disapa KH. Ahmad Djazuli Utsman lahir pada 16 Mei 1900 M, di Ploso. Beliau merupakan putra ketujuh dari tiga belas bersaudara, dari pasangan Raden Mas M. Utsman panggilannya Pak Naib, seorang Onder Distrik (penghulu kecamatan) dengan Nyai Mas Ajeng Muntoqinah binti M. Syafi’i.
Sebagai anak bangsawan, Kyai Mas’ud adalah anak yang beruntung, karena beliau bisa mengenyam pendidikan sekolah formal seperti SR, MULO, HIS bahkan sampai dapat duduk di tingkat perguruan tinggi STOVIA (Fakultas Kedokteran UI sekarang) di Batavia.
Kyai Mas’ud mengawali masuk Pesantren Gondanglegi di Nganjuk yang diasuh oleh KH. Ahmad Sholeh. Di pesantren ini beliau mendalami ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an, khususnya tajwid dan kitab Jurumiyah yang berisi tata bahasa Arab dasar (Nahwu) selama 6 bulan.
Melanglang buana mencari ilmu ke berbagai guru yang mutawatir sanadnya, diantaranya adalah Pendiri Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang, KH. Dimyati Tremas Pacitan, KH. Zainuddin Mojosari, Syekh al Allamah al Aidrus Makkah, dan lain-lain.
KH. Ahmad Djazuli Utsman menikah dengan Nyai Rodliyah. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai 8 putra dan 3 putri.
Dengan modal tekad yang kuat untuk menanggulangi kebodohan dan kedzoliman, beliau mengembangkan ilmu yang dimilikinya dengan jalan mengadakan pengajian-pengajian kepada masyarakat Ploso dan sekitarnya. Hari demi hari beliau lalui dengan semangat istiqamah menyiarkan agama Islam.
Hal ini menarik simpati masyakarat untuk berguru kepadanya. Sampai akhirnya beliau mulai merintis sarana tempat belajar untuk menampung murid-murid yang saling berdatangan. Pada awalnya hanya dua orang, lama kelamaan berkembang menjadi 12 orang. Maka dengan ucapan Bismillah dan bekal Tawakal dibentuknya sebuah Madrasah.
KH. Ahmad Djazuli Utsman wafat pada hari Sabtu Wage, 10 Januari 1976 M / 10 Muharam 1396 H. Ribuan umat mengiringi prosesi pemakaman sosok pemimpin dan ulama itu di sebelah masjid kenaiban, Ploso, Kediri.
Simak biografi selengkapnya di: Biografi KH. Ahmad Djazuli Utsman
Simak Chart Silsilah Sanad Guru KH. Ahmad Djazuli Utsman
KH. Muhammad Najmi Qadir
KH. Muhammad Nadjmi Qodir lahir pada tanggal pada tanggal 18 agustus 1940 M. beliau merupakan putra dari KH. Abdul Qodir Ibrahim bin KH. Ibrahim bin Syekh Abdul Majid Jambi bin KH.M. Yusuf bin KH. Abid bin KH. Jantan bergelar sri penghulu dan ibu Nyai Hj. Zainab
Sejak kecil KH. Muhammad Nadjmi Qodir sudah belajar agama dengan orang tuanya terutama ayahnya, lalu dengan guru-guru di lingkungan Pesantren As’ad. Keberanian beliau untuk mendaftar ke sekolah menengah ekonomi pertama negeri Jambi dengan menaiki sampan tanpa di dampingi orang tua demi mencari ilmu setinggi tingginya kendala apapun tidak menjadikan halangan untuk terus berusaha menuntut ilmu.
Setelah menamatkan sekolah menengah ekonomi beliau melanjutkan sekolah menengah atas di Yayasan Sembilan Lurah. Pada kelas 2 pindah ke SMEA 2 Jakarta pada akhir masa pendidikannya beliau kuliah di fakultas ekonomi dan politik Universitas Nasional Jakarta.
Setelah menamatkan strata 1 beliau pulang ke Jambi untuk mengabdikan ilmunya yang telah di pelajari selama mengenyam pendidikan. Berawal menjadi seorang pendidik pada tahun 1964 M. di pondok Pesantren As’ad, pada tahun 1968-1976 M. juga mengajar PGA Madrasah Tsanawiyah Islam Negeri dengan mata pelajaran tareh serta Madrasah Aliyah Islam Negeri dengan mata pelajaran tata negara.
Pada tahun 1999 M. beliau memutuskan untuk berhenti mengajar, karena pada saat itu tenaga pengajar muda bermunculan. Beliau pun fokus menjadi Ketua Yayasan Pondok Pesantren As’ad sekaligus mudir pada tahun 1984 M.
KH. Muhammad Najmi Qadir menikah dengan Nyai Hj. Ulya.
KH. Muhammad Nadjmi Qodir wafat karena sakit di RS Baiturrahim Kota Jambi Selasa, 10 Januari 2023 M. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren As’ad Jambi.
Simak biografi selengkapnya di: Biografi KH. Muhammad Nadjmi Qodir
Simak Chart Silsilah Sanad Guru KH. Muhammad Nadjmi Qodir
Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.
Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.
https://www.laduni.id/post/read/525368/info-harian-laduni-10-januari-2024.html