Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Rabu, 13 Maret 2024 bertepatan dengan hari lahir Habib Idrus bin Salim Al-Jufri dan hari wafat Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.
Habib Idrus bin Salim Al-Jufri
Habib Idrus bin Salim Al-Jufri lahir pada Hari Senin, 14 Sya’ban 1309 H /13 Maret 1892 M di Tarim, 5 kilometer dari Seiwun, Hadramaut, Yaman. Dari pasangan Habib Salim bin Alwi bin Assegaf Al-Jufriy, seorang mufti di Hadramaut, dan Syarifah Noer adalah putri Raja Wajo, Sulawesi Selatan, yang bergelar Arung Matoa Wajo.
Habib Idrus bin Salim Al-Jufri wafat, pada Hari Senin, 12 Syawwal 1389 H bertepatan dengan 22 Desember 1969 M. Beliau meninggal setelah 46 tahun berkiprah di dunia dakwah dan pendidikan dengan mewariskan lembaga pendidikan yang terus berkembang hingga saat ini.
Beliau mendapat pendidikan agama langsung dari ayah dan lingkungan keluarganya. Ayah beliau, Habib Salim adalah seorang Qadhi (hakim) dan Mufti (Ulama yang memiliki otoritas mutlak untuk memberi fatwa) di Kota Taris, Hadramaut.
Sedangkan kakek beliau, Habib Alwi bin Segaf Al-Jufri, adalah seorang ulama pada masa itu. Beliau adalah salah satu dari lima orang ahli hukum di Hadramaut yang fatwa-fatwanya terkumpul dalam kitab Bulughul Musytarsyidin, karya Al-Imam Al-Habib Abdurrahman Al-Masyhur.
Setelah Habib Idrus bersama ayahandanya Habib Salim AI-Jufri berlayar ke Indonesia tepatnya di kota Manado untuk menemui ibunya Syarifah Nur Al-Jufri serta Habib Alwi dan Habib Syekh yang merupakan kedua saudara kandung Habib Idrus yang telah terlebih dahulu hijrah ke Indonesia.
Semenjak tahun 1839 M. Hadramaut berada dalam penjajahan Inggris. Pada masa penjajahan Inggris itulah Habib Idrus bersama seorang sahabatnya, Habib Abdurrahman bin Ubaidillah (keduanya dikenal sebgai ulama yang moderat) bermaksud ke Mesir untuk mempublikasikan kekejaman Inggris dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh Inggris di Hadramaut.
Beliau kemudian berlayar menuju Manado. Ketika kapalnya singgah di Donggala, Habib Idrus menggunakan kesempatan itu untuk berkonsolidasi dengan komunitas Arab yang dipimpin Syekh Nasar bin Khams Al-Amri, di situ beliau mengutarakan tentang rencananya untuk mendirikan madrasah di kota Palu.
Simak biografi lengkapnya di: Habib Idrus bin Salim Al-Jufri
Simak chart silsilah sanad ilmu Habib Idrus bin Salim Al-Jufri
Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi
Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi bin Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Aziz Al-Khathib atau yang akrab dengan sapaan Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi lahir pada hari Senin 6 Dzulhijjah 1276 H (1860 Masehi) di Koto Tuo, Balai Gurah, IV Angkek, Agam, Sumatera Barat.
Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi wafat pada tanggal 13 Maret 1916 M/9 Jumadil Awal tahun 1334 H di Makkah, Saudi Arabia.
Dari pernikahannya dengan Khadijah itu, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dikaruniai seorang putra, yaitu Abdul Karim (1300-1357 H). Ternyata pernikahan Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dengan Khadijah tidak berlangsung lama karena Khadijah meninggal dunia. Shalih Al Kurdi, sang mertua, meminta Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi untuk menikah kembali dengan putrinya yang lain, yaitu adik kandung Khadijah yang bernama Fathimah.
Ketika masih di kampung kelahirannya, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi kecil sempat mengenyam pendidikan formal, yaitu pendidikan dasar dan berlanjut ke Sekolah Raja atau Kweekschool yang tamat tahun 1871 M.
Pada tahun 1287 H, Syekh Ahmad kecil diajak oleh sang ayah, Syekh Abdul Lathif, ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Setelah rangkaian ibadah haji selesai ditunaikan, Syekh Abdul Lathif kembali ke Sumatera Barat sementara Syekh Ahmad tetap tinggal di Makkah untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya dan menuntut ilmu dari para ulama-ulama Makkah terutama yang mengajar di Masjidil Haram.
Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi adalah seorang ilmuan yang menguasai ilmu fiqih, sejarah, aljabar, ilmu falak, ilmu hitung, dan ilmu ukur (geometri). Dengan kecerdasan dan kealiman yang dimiliki oleh Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, beliau dikenal sebagai ulama yang sangat peduli terhadap pendidikan para santri-santri atau murid-muridnya yang belajar kepada beliau.
Kealiman Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dibuktikan dengan diangkatnya beliau menjadi imam dan khathib sekaligus staf pengajar di Masjidil Haram. Jabatan sebagai imam dan khathib bukanlah jabatan yang mudah diperoleh.
Perhatian Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi terhadap hukum waris juga sangat tinggi, kepakarannya dalam mawarits (hukum waris) telah membawa pembaharuan adat Minang yang bertentangan dengan Islam.
Kesuksesan Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dalam mendidik anak-anaknya sehingga menjadi tokoh-tokoh berhasil bukanlah omong kosong belaka. Keberhasilan itu berawal dari sistem pendidikan yang mengacu kepada nilai-nilai ajaran Islam yang mulia terutama masalah ‘aqidah.
Simak biografi lengkapnya di: Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi
Simak chart silsilah sanad Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi
Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.
Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.
https://www.laduni.id/post/read/525642/info-harian-laduniid-13-maret-2024.html