Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Kamis, 21 Desember 2023 bertepatan dengan hari wafat KH. Makhtum Hannan, dan KH. Maksum Jauhari.
KH. Makhtum Hannan lahir pada 13 Juni 1938 M. di Cirebon. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Abdul Hannan dengan Nyai Solihah. Ayah beliau merupakan sesepuh Babakan Ciwaringin yang masih keturunan Sunan Giri bin Maulana Ishaq.
KH. Makhtum Hannan memulai pendidikannya dengan belajar ilmu agama pada ayahnya, KH. Abdul Hannan, pamannya, KH. Masduki Ali dan juga kakaknya KH. Amrin Hannan. Selain itu, beliau pernah belajar di Pondok Pesantren Kaliwungu yang diasuh oleh KH. Abu Khaer Pasarean, KH. Subki, dan KH. Fadhil.
Setelah selesai, mondok di Pesantren Kaliwungu, beliau melanjutkan pendidikannya dengan belajar di Pondok Pesantren Lasem di bawah asuhan Syekh Masduki dan Syekh Mansur bin Khalil.
Sepulang menuntut ilmu KH. Makhtum Hannan meneruskan Pondok Pesantren Masyariqul Anwar yang diasuh oleh ayahnya di Babakan Ciwaringin Cirebon. Kemudian, saat menjadi pengasuh, KH. Makhtum mendirikan Jamiyyah Hadiyu dan Istighatsah. Cabang-cabangnya tersebar di seluruh wilayah tiga: Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu. Bahkan jaringannya sudah tersebar di Jawa maupun Luar Jawa.
Pada tahun 1960 M, bersama para Kyai lainnya KH. Makhtum Hannan mendirikan Madrasah Al-Hikamus Salafiyyah (MHS) tingkat Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah, Aliyyah, dan Ma’had Aly. Di tahun 1963 M, KH. Makhtum Hannan bersama pengasuh Pesantren Babakan Ciwaringin lainnya mendirikan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model.
Sejak tahun 1996 M. setiap malam Jum’at, KH. Makhtum Hannan memimpin istighosah bertempat di Maqbarah KH. Makhtum Hannan. Setiap bulannya, secara rutin digelar istighosah kubro yang diikuti ribuan orang dari pelosok-pelosok desa dan luar daerah.
KH. Makhtum Hannan wafat pada pagi hari sekitar pukul 06.35 WIB, hari Sabtu, 21 Desember 2017, dalam usia 73 tahun.
Simak biografi lengkapnya di: Biografi KH. Makhtum Hannan
Simak Silsilah Sanad Guru dan Murid
KH. Maksum Jauhari atau yang biasa dipanggil dengan Gus Maksum adalah putra dari pasangan KH. Abdullah Jauhari dengan Nyai Aisyah. Beliau lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944 M. Selain itu, Gus Maksum juga merupakan salah seorang cucu pendiri PP, Lirboyo, Mbah Manaf atau dikenal dengan nama KH. Abdul Karim.
Semasa kecil, Gus Maksum Jauhari belajar kepada orang tuanya, yakni KH. Abdullah Jauhari di Kanigoro. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan formalnya di SD Kanigoro (1957 M). Setelah lulus, beliau melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, beliau lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, ilmu hikmah, dll.
Pada awalnya, para ulama-pendekar merasa gelisah karena belum ada wadah resmi dari NU untuk berkumpul. Akhirnya H. Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya menemui KH. Mustofa Bisri dari Rembang dan menceritakan kekhawatiran para pendekar. Setelah mendapatkan jawab dari KH. Mustofa Bisri, akhirnya mereka lalu bertemu dengan Gus Maksum yang memang sudah masyhur di bidang beladiri.
Pada tanggal 12 Muharrom 1406 M. bertepatan tanggal 27 September 1985 M. para pendekar NU berkumpul di PP. Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dalam rangka membentuk suatu wadah resmi di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang khusus mengurus pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh pencak silat dari daerah Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, serta Cirebon, bahkan dari pulau Kalimantan pun datang. Tapi sayangnya belum mendapatkan hasil.
Musyawarah berikutnya diadakan pada tanggal 03 Januari 1986 M. di PP. Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat NU bernama Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa yang merupakan kepanjangan dari Pagarnya NU dan Bangsa.
Setelah resmi dibentuk, para peserta musyawarah pun menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umumnya. Pengukuhan Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa itu dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid dan Rais ‘Aam KH. Ahmad Sidiq.
KH. Maksum Jauhari menikah dengan sepupunya sendiri yakni Nyai Badi’ah. Dan mempunyai anak angkat yakni, Muhammad Jamil. Dan KH. Maksum Jauhari wafat di Kanigoro pada tanggal 21 Desember 2003 M. dan dimakamkan di pemakaman keluarga PP Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa dalam membela kebenaran dan membantu kaum lemah.
Simak biografi lengkapnya di: Biografi KH. Maksum Jauhari
Simak Silsilah Sanad Guru dan Murid
Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.
Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.
https://www.laduni.id/post/read/518037/info-harian-laduniid-21-desember-2023.html