Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Rabu, 24 Januari 2024 bertepatan dengan hari lahir KH. Achmad Shiddiq dan hari wafat Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz, KH. Abdurrahman Chudlori
KH. Achmad Shiddiq
KH. Achmad Shiddiq yang nama kecilnya Achmad Muhammad Hasan, lahir pada Hari Ahad Legi 10 Rajab 1344 H / 24 Januari 1926 M di Jember – Jawa Timur. Beliau adalah putra bungsu KH. Shiddiq dari lbu Nyai Hj. Zaqiah (Nyai Maryam) binti KH. Yusuf.
Kepulangan KH. Achmad Shiddiq dari Muktamar Yogyakarya, KH. Achmad sakit Diabetes Melitus (kencing manis yang parah). KH. Achmad dirawat di RS. Dr. Sutomo, Surabaya.
“Tugasku di NU sudah selesai”, kata KH. Achmad Shiddiq pada rombongan PBNU yang membesuknya di RS Dr. Sutomo, Ternyata isyarat itu benar. KH. Achmad Shiddiq wafat pada tanggal 23 Januari 1991 M, dan dimakamkan di kompleks makam Auliya, Tambak Mojo, Kediri.
KH. Achmad Siddiq terpilih sebagai Rais Aam PBNU pada Muktamar Ke-27 NU di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Asembagus, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur pada tahun 1984 M. beliau ditunjuk bersama KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Ketua Umum PBNU oleh KH As’ad Syamsul Arifin selaku Ahlul Halli wal Aqdi.
Simak biografi selengkapnya di: KH. Achmad Shiddiq
Simak Chart Silsilah Sanad Guru KH. Achmad Shiddiq
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz lahir pada tanggal 17 Desember 1937, di Desa Kajen, Margoyoso, Pati. Beliau merupakan putra ketiga dari enam bersaudara, dari pasangan KH. Mahfudz Abdussalam Al- Hafidz (w. 1944 M) dengan Hj. Badi’ah (w. 1945 M).
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz wafat pada hari Jum’at, 24 Januari 2014, dini hari, pukul 01.05 WIB di kediamannya, kompleks Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen, Pati, Jawa Tengah dalam usia 78 tahun.
Sejak kecil, Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz memulai pendidikannya dengan diasuh oleh ayahnya sendiri. Ayahnya adalah sosok kyai yang memiliki jalur nasab dengan Syekh Ahmad Mutamakkin. Selain kepada ayahnya beliau juga belajar kepada pamannya sendiri, KH. Abdullah Salam.
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz merupakan ulama kontemporer Indonesia yang disegani karena kehati-hatiannya dalam bersikap dan kedalaman ilmunya dalam memberikan fatwa terhadap masyarakat baik dalam ruang lingkup lokal (masyarakat dan pesantren yang dipimpinnya) dan ruang lingkup nasional.
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz adalah pengasuh Pesantren Maslakul Huda Putra sejak tahun 1963. Pesantren di Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah ini didirikan oleh ayahnya, KH. Mahfudz Abdussalam, tahun 1910 M.
Simak biografi selengkapnya di: Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz
Simak Chart Silsilah Sanad Guru Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz
KH. Abdurrahman Chudlori
KH. Abdurrahman Chudlori atau yang akrab dengan sapaan Mbah Dur lahir pada tanggal 31 Desember 1943 M, di kompleks Pesantren Asrama Perguruan Islam (API), Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Beliau merupakan putra sulung KH. Chudlori, ulama besar yang disegani pada era 1940-1977.
KH. Abdurrahman Chudlori wafat pada tanggal 24 Januari 2011. Dimakamkan di Pemakaman Keluarga Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah.
Dimasa usia belia, Kyai Abdurrahman mulai belajar dibawah pengawasan ayahandanya KH. Chudlori di API Magelang. Menginjak usia remaja Kyai Abdurrahman diperintahkan ayahnya untuk mondok di Pesantren Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur.
Selama kurang lebih enam tahun beliau berguru kepada KH. Djazuli Utsman, dan juga kepada putra-putra KH. Djazuli seperti KH. Zainuddin (Gus Din), KH. Nurul Huda (Gus Dah) dan KH. Hamim Jazuli (Gus Miek), yang saat itu sudah ikut mengajar. Setelah mondok ngilmu di pesantren Ploso, Kediri, beliau melanjutkan belajar ngaji di Pondok Pesantren Futuhiyah Mranggen pada tahun 1964-1966.
Sepeninggal KH. Chudlori, kepengasuhan Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) dipegang putra-putranya, yakni KH. Abdurrahman Chudlori, KH. Mudrik Chudlori dan KH. Mahin Chudlori. Ketiganya berkolaborasi apik dalam menjalankan roda kepemimpinan. Hasilnya, sekarang Pesantren Tegalrejo berkembang pesat dengan semakin bertambahnya santri, bertambahnya fasilitas, serta bertambahnya program pendidikan agama dan umum.
Pergumulan politik Mbah Dur bermula dari kampanye PPP menjelang pemilu 1977 karena disuruh sang ayah, walaupun kala itu Mbah Dur terbilang sudah sangat sepuh. Bagi Mbah Dur, pesan sang ayah untuk terjun ke dunia politik seakan menjadi wasiat terakhirnya.
Simak biografi selengkapnya di: KH. Abdurrahman Chudlori
Simak Chart Silsilah Sanad Guru KH. Abdurrahman Chudlori
Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.
Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.
https://www.laduni.id/post/read/525420/info-harian-laduniid-24-januari-2024.html