Laduni.ID, Jakarta – Sebelum pada inti tulisan, kiranya menarik menyelipkan selingan kisah berikut ini. Dikisahkan oleh Tuan Guru Sekumpul dalam sebuah pengajiannya, bahwa Majelis Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura, Kalimantan Selatan sangat dikenal dunia, terutama di negara-negara Jazirah Arab.
Kata Tuan Guru Sekumpul, hal itu dikarenakan bahwa dahulu pernah ada VCD rekaman dari majelis di Sekumpul dan VCD rekaman majelis haul Syaikh Samman Al-Madani di Sekumpul di-copy kurang lebih 1.000-2.000 keping oleh Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki dengan biaya dari beliau sendiri. Kemudian rekaman itu dibagikan kepada pemimpin dan para raja di negara Timur Tengah. Bahkan, konon setiap tamu yang akan bertemu dengan Sayyid Muhammad, akan diputarkan dulu rekaman VCD Maulid Habsyi dari Sekumpul. Dan setelah selesai barulah Abuya Maliki keluar menemui tamu itu. Begitulah kecintaan Sayyid Muhammad kepada orang-orang Indonesia. Kisah ini telah beredar luas sudah sejak lama dan dipercaya oleh banyak orang.
Terkait cinta ini, Baginda Nabi Muhammad SAW juga pernah disebutkan bahwa beliau mencintai Bangsa Indonesia yang juga mencintainya. Dan inilah kisah menarik yang menjadi inti tulisan yang akan disampaikan.
Kisah ini sangat menarik dan masyhur diyakini kebenarannya oleh banyak kalangan umat Islam di Indonesia. Kisah ini pernah disampaikan oleh KH. Muhyiddin Abdul Qadir Al-Manafi dalam sebuah ceramahnya.
Beliau bercerita bahwa suatu hari, ketika sedang berziarah ke makam Baginda Nabi, beliau bertemu dengan seorang ulama besar dengan para pengikutnya, yakni Al’Allamah Al’Arif Billah Al-Mursyid Syaikh Utsman Al-Mirghani sahabat dari Sayyid Muhammad Alawi.
Syaikh Utsman bercerita bahwa dulu, guru beliau (namanya tidak disebut) yang juga merupakan guru dari Sayyid Muhammad Alawi, pernah bertemu dengan Rasulullah SAW yaqadhah atau secara langsung ketika sedang berziarah di Raudhah sebagaimana saat itu.
Tiba-tiba gurunya masuk ke Raudhah dan bertemu Rasulullah dan mengaku telah melihat lautan manusia sepanjang mata memandang yang tidak bisa dihitung, orang-orang itu terdiri dari berbagai bahasa dan suku. Dikatakan saat itu yang dilihat bukanlah orang Timur Tengah. Guru beliau lalu bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, Ya Rasulallah man haaula’? (Siapa mereka wahai Rasulullah) Dan Nabi pun menjawab, Haaula’ Ahbabi min Andanusiya! (Mereka adalah orang-orang yang mencintaiku dan aku mencintainya, mereka dari Indonesia).
Kisah tentang pernyataan Nabi Muhammad SAW terkait Indonesia itu sering kali dinisbahkan kepada Sayyid Muhammad Alawi dalam banyak tulisan yang tersebar di berbagai media. Tetapi sebenarnya kisah ini adalah mengenai guru Sayyid Muhammad Alawi dan Syaikh Utsman Al-Mirghani sebagaimana dikisahkan di atas.
Kisah ini didapat langsung oleh KH. Muhyiddin Abdul Qadir Al-Manafi dari Syaikh Utsman Al-Mirghani ketika berada di Madinah Al-Munawwarah. Sebagaimana pengakuannya, kisah ini boleh untuk disebarluaskan kepada khalayak dan beliau bertanggungjawab sepenuhnya. Menurut beliau, ini adalah sebuah bisyarah atau berita gembira yang patut disyukuri dan harus dibuktikan dengan cinta yang sesungguhnya. Memperbanyak shalawat dan merayakan Maulid Nabi merupakan tanda-tanda di antara wujud bukti itu.
Semoga kita masuk dalam golongan orang-orang yang mencintai dan dicintai Nabi Muhammad SAW sebagaimana disebutkan dalam kisah di atas. Dan semoga kelak mendapatkan syafaat beliau serta dikumpulkan bersamanya di akhirat. Amin. []
Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian KH. Muhyiddin Abdul Qadir Al-Manafi. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.
Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 16 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
___________
Editor: Hakim
https://www.laduni.id/post/read/72665/isyarat-cinta-nabi-muhammad-saw-kepada-bangsa-indonesia.html