Surabaya, NU Online Jatim
Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PP JQH NU) akan menggelar Kongres ke VI di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada 26-28 Juni 2024. Kongres VI JQH NU rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo.
“Insya Allah, kongres dibuka Bapak Presiden Jokowi,” ujar KH Saifullah Ma’sum, Ketua Umum PP JQH NU dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (3/6/2024).
Kongres VI ini rencananya akan diikuti seribu orang peserta terdiri atas 26 Pengurus Wilayah (PW) dan 200 Pengurus Cabang JQH NU. “Adapun calon peserta aktif yang didelegasikan oleh PW dan PC terdiri dari 2 orang pengurus yaitu Majelis ‘Ilmi dan 3 orang yang berasal dari jajaran dewan organisasi yakni ketua, sekretaris, dan bendahara,” lanjut Kiai Saifullah Ma’sum.
Selain rapat komisi, Kongres JQH NU juga akan menggelar kegiatan Seminar Al-Qur’an. Seminar tentang tantangan dan strategi dakwah Al-Qur’an di era digital ini akan menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Nadirsyah Hosen, Ainun Najib (ahli IT Universitas Nanyang Singapura), KH Musta’in Syafi’i, serta Kamarudin Amin mewakili Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama.
“Selama ini kita masih terpaku pada media-media dan cara-cara yang konvensional dalam berdakwah dan mengajarkan Al-Qur’an. Kita ingin memasuki dunia baru yaitu era digitalisasi,” ucap Kiai Saifullah.
Dalam rangkaian kegiatan Kongres VI JQH, juga akan ada pemberian apresiasi dan penghargaan kepada para tokoh dan lembaga yang telah berjasa besar pada pengembangan Al-Qur’an. “Sekitar 13 sampai 14 orang dan lembaga yang akan kita kasih penghargaan,” ungkap Kiai Saifullah.
Lebih lanjut, Kiai Saifullah Ma’sum mengungkapkan bahwa secara garis besar, Kongres VI JQH NU ini akan membahas berbagai permasalahan yang terbagi ke dalam 4 komisi, yaitu Komisi A membahas ruang lingkup Organisasi, Komisi B Program Kerja, Komisi C Rekomendasi, dan Komisi D terkait Bahtsul Masail Quraniyah (BMQ).
Dalam Komisi D, khusus membahas terkait Bahtsul Masail Al-Qur’aniyah yang merupakan agenda tambahan yang pertama kali dilaksanakan sejak JQH NU berdiri.
Muhammad Ulinnuha, Sekretaris Umum PP JQH NU menambahkan, Komisi BMQ nantinya akan membahas dua isu, yaitu soal belajar Al-Qur’an menggunakan media digital, dan membaca Al-Qur’an dengan langgam lokal.
“Dua tema tersebut merupakan dua masalah yg selama ini masih menjadi polemik di masyarakat. Karenanya JQH, sebagai BO NU yg konsen di bidang Al-Qur’an, terpanggil untuk membahas dan mencari solusi hukumnya,” pungkas Ulin yang juga Ketua SC Kongres VI JQH NU.