JQHNU Tekankan Pengembangan Pendidikan Al-Qur’an dan Bahtsul Masail Quraniyyah dalam Multaqo

Jombang, NU Online

Ketua Umum Pengurus Pusat Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PP JQHNU), KH Saifullah Ma’shum mengajak para peserta Multaqo Nasional Ulama Quran 2024 untuk mencurahkan fokus dan penuh dedikasi dalam mengikuti seluruh agenda multaqo terkait pengembangan pendidikan Al-Qur’an dan Bahtsul Masail Quraniyyah (BMQ).

Hal tersebut disampaikannya pada pembukaan Multaqo Nasional Ulama Quran 2024 yang diselenggarakan oleh PP JQHNU di Pondok Pesantren Madrasatul Quran, Tebuireng, Jombang pada Rabu (26/6/2024).

“Ahli Quran itu harus benar-benar qanaah, ikhlas, dan berdedikasi. Untuk itu mari kita curahkan perhatian kita, energi kita, konsentrasi kita, untuk membahas seluruh agenda yang telah dipersiapkan panitia (Multaqo Nasional),” kata Kiai Saifullah.

Sebagaimana diketahui, salah satu agenda utama Multaqo Nasional Ulama Quran 2024 adalah Bahtsul Masail Quraniyyah (BMQ) yang membahas persoalan hukum pembelajaran Al-Quran melalui media daring dan penggunaan langgam ‘ajami (non-Arab) untuk tilawah.

Ia juga mengungkapkan perubahan agenda kongres menjadi multaqo tidak menggugurkan semangat para ahli Quran untuk melakukan BMQ karena hasil dari kedua masalah yang diangkat dinantikan oleh umat.

“Karena kongresnya tidak jadi, tetap ini (BMQ) harus kita laksanakan. Yang penting ada substansi ada pembahasan yang sangat penting ditunggu oleh umat.

Sejalan dengan yang diungkapkan Kiai Saifullah, pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Quran, KH Abdul Hadi Yusuf Masyhar juga mendukung pembahasan terkait pembelajaran Al-Qur’an melalui media daring.

Sosok yang akrab disapa Kiai Didi tersebut mengungkapkan, saat pandemi Covid-19 pembelajaran para santri di PP Madrasatul Qur’an ditiadakan. Pengasuh dan pengajar tidak dapat menerima secara langsung setoran hafalan dari para santri karena mematuhi protokol kesehatan yang berlaku saat itu.

Pengasuh PP Madrasatul Qur’an lalu mencari solusi yang dapat ditempuh agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dan bisa disampaikan kepada masyarakat.

“Kami kemudian mencoba untuk mengadakan pembelajaran secara online dengan metode zoom meeting. Ternyata responsnya luar biasa, kuota pendaftaran 250 orang habis dalam hitungan 5-10 menit,” tutur Kiai Abdul Hadi.

Menurut Kiai Abdul Hadi melalui hal tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat sangat membutuhkan sosok pengajar Al-Quran untuk mengamalkan ilmunya di tengah era digital ini.

Dengan demikian substansi BMQ terkait keabsahan hukum pembelajaran Al Quran melalui metode daring menjadi sebuah putusan yang dibutuhkan masyarakat luas.

Peluncuran LSP JQHNU

Dalam pembukaan Multaqo Nasional Ulama Quran 2024, Kiai Saifullah juga mengungkapkan peresmian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) pengajar Al Quran akan dilangsungkan pada Rabu (26/6/2024) malam.

“Dengan soft-launching LSP nanti, Badan Nasional Sertifikasi Profesi memberikan lisensi dan kewenangan kepada JQH, bahwa kita berhak memberikan sertifikasi kepada para guru-guru ngaji di tanah air,” kata Kiai Saifullah.

Hal ini dilakukan sebagai wujud nyata memperjuangkan kesejahteraan bagi para guru ngaji sekaligus mengantisipasi pembelajaran Al Quran yang tidak bersanad.

Pembukaan Multaqo Nasional Ulama Quran 2024 diisi dengan rangkaian pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh KH Muammar ZA, pertunjukan gambus, serta tausiyah dari Rais Majelis Ilmi JQHNU KH Ahsin Sakho Muhammad.

https://www.nu.or.id/nasional/jqhnu-tekankan-pengembangan-pendidikan-al-qur-an-dan-bahtsul-masail-quraniyyah-dalam-multaqo-iU4Au