Kemuliaan Sayyidah Khadijah dalam Mendampingi Perjuangan Rasulullah

Laduni.ID, Jakarta – Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Sayyidah Khadijah wafat para tanggal 11 Ramadhan di tahun ke-10 kenabian. Di antara kitab yang membahas hal tersebut adalah Al-Busyro fi Manaqib As-Sayyidah Khadijah Al-Kubro karya Pro. Dr. Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki.

Banyak diriwayatkan, bahwa sejak mula pernikahannya dengan Nabi Muhammad SAW didasari dengan rasa cinta dan pengorbanan yang besar. Segala hal dilakukannya untuk membantu perjuangan suaminya dalam menyampaikan dakwah Islam.

Maka, benar saja Rasulullah SAW selalu memujinya, bahkan meski telah wafat sekian tahun. Hal itu sebagaimana dikisahkan dalam Hadis berikut ini:

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ قَالَ كَتَبَ إِلَيَّ هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ هَلَكَتْ قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِي لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ يَذْكُرُهَا وَأَمَرَهُ اللَّهُ أَنْ يُبَشِّرَهَا بِبَيْتٍ مِنْ قَصَبٍ وَإِنْ كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ فَيُهْدِي فِي خَلَائِلِهَا مِنْهَا مَا يَسَعُهُنَّ

“Telah bercerita kepada kami Sa’id bin ‘Ufair, telah bercerita kepada kami Al-Laits berkata; Hisyam menulis surat kepadaku yang katanya isinya dari bapaknya, dari ‘Aisyah r.ha berkata: ‘Tidaklah aku cemburu kepada salah seorang istri-istri Nabi SAW sebagaimana kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal ia meninggal dunia sebelum beliau menikahi aku. Dan disebabkan aku sering mendengar beliau menyebut-nyebutnya (memuji dan menyanjungnya) dan Allah memerintahkan beliau untuk memberi kabar gembira kepadanya bahwa dia akan mendapatkan rumah terbuat dari mutiara (di surga kelak). Dan apabila beliau menyembelih kambing, beliau selalu menghadiahkan bagian kambing itu untuk teman-temannya Khadijah apa yang dapat mencukupi mereka.’” (HR. Bukhari)

Banyak Hadis yang merekam bagaimana gambaran kemuliaan Sayyidah Khadijah. Salah satunya adalah sanjungan Rasulullah SAW kepada Sayyidah Khadijah berikut ini:

خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ

“Wanita yang paling baik (pada zamannya) adalah Maryam dan wanita yang paling baik (pada zamannya) Khadijah.” (HR. Bukhari)

Rasulullah SAW sangat memuliakan istrinya tersebut karena pengabdian dan pengorbanan sepanjang hayatnya. Seluruh hartanya digunakan untuk kepentingan dakwah Rasulullah SAW dan tidak ada sama sekali keraguan atas perjuangan suaminya itu. Karenanya, suatu ketika Jibril pernah mendatangi Rasulullah SAW untuk menyampaikan salam kepada Sayyidah Khadijah, bahwa istrinya itu kelak akan mendapatkan rumah di surga yang terbuat dari mutiara dan bernuansakan ketenangan serta penuh kedamaian. Semua itu adalah bukti nyata dari kemuliaan Sayyidah Khadijah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ

“Dari Abu Hurairah r.a berkata: ‘Malaikat Jibril AS mendatangi Nabi SAW, lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, Ini Khadijah, datang membawa bejana berisi lauk pauk, berupa makanan atau minuman. Bila nanti dia sudah menjumpaimu, sampaikan salam dari Tuhan-Nya dan dariku dan berilah kabar gembira kepadanya dengan rumah di surga yang terbuat dari mutiara yang isinya tidak ada suara hiruk pikuk dan kelelahan.’” (HR. Bukhari)

Bahkan sebelum diutusnya Muhammad SAW sebagai nabi, Sayyidah Khadijah telah mendukung perjuangan suaminya itu. Sayyidah Khadijah senantiasa menyiapkan bekal yang cukup untuk suaminya yang akan melakukan khalwat di Gua Hira’.

Ketika tiba waktunya Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dan sekaligus diangkat menjadi nabi, Sayyidah Khadijah meneguhkan hati suaminya dan meyakinkan bahwa Allah tidak akan mencelakakanya.

فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرْجُفُ بَوَادِرُهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ فَقَالَ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ قَالَ لِخَدِيجَةَ أَيْ خَدِيجَةُ مَا لِي لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي فَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ قَالَتْ خَدِيجَةُ كَلَّا أَبْشِرْ فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا فَوَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ 

“Maka dengan badan yang menggigil, akhirnya Rasulullah SAW kembali kepada Khadijah seraya berkata, ‘Selimutilah aku, selimutilah aku.’ Hingga perasaan takut beliau pun hilang. Setelah itu, beliau berkata kepada Khadijah, ‘Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku, sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri.’ Akhirnya, beliau pun menuturkan kejadian yang dialaminya. Lalu Khadijah berkata, ‘Tidak. Bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selamanya. Sesungguhnya engkau benar-benar seorang yang senantiasa menyambung silaturahmi, seorang yang jujur kata-katanya, menolong yang lemah, memberi kepada orang yang tak punya, engkau juga memuliakan tamu dan membela kebenaran.” (HR. Bukhari)

Jika diperhatikan, kita juga akan memahami bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menikahi perempuan lain ketika masih bersama Sayyidah Khadijah. Cinta yang tulus dari Sayyidah Khadijah dibalas oleh Rasulullah SAW dengan cinta yang sangat mulia. Sungguh tidak ada yang bisa menggantikan sosok Sayyidah Khadijah di samping Rasulullah SAW. []


Penulis: Hakim

Editor: Roni

https://www.laduni.id/post/read/525692/kemuliaan-sayyidah-khadijah-dalam-mendampingi-perjuangan-rasulullah.html