Laduni.ID, Jakarta – KH. Ma’ruf Amin adalah Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024. Mungkin tidak banyak orang tahu ruang gerak Kiyai yang kalem tapi energik itu. Beliau telah malang melintang berkecimpung dalam dunia organisasi dan dakwah.
KH. Ma’ruf Amin merupakan salah satu santri Tebuireng yang pernah dididik langsung oleh KH. Idris Kamali, menantu KH. Hasyim Asy’ari. Konon, tidak sembarang santri bisa mengaji langsung kepada Kiyai Idris Kamali. Hanya santri pilihan yang mendapatkan kesempatan ta’lim dan tarbiyah secara intensif dari beliau. Dan salah satunya adalah KH. Ma’ruf Amin.
Tidak heran, jika kelak KH. Ma’ruf Amin menjadi salah satu tokoh penting dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama dan sempat menjadi Rais ‘Aam PBNU (2015-2019). Sampai akhirnya juga terpilih sebagai Wakil Presiden Indonesia 2019-2024.
Sebelum meniti karier sampai di puncak kepemimpinan tersebut, beliau melalui proses yang cukup panjang. Setelah ‘nyantri’ di Tebuireng, KH. Ma’ruf Amin sempat melanjutkan studi di Fakultas Ushuluddin, Universitas Ibnu Khaldun, Bogor dan berhasil meraih gelar Sarjana Filsafat Islam.
Sementara, dalam ranah organisai, beliau tercatat pernah menjadi pimpinan GP Anshor cabang Tanjung Priok. Lalu, juga pernah masuk di jajaran struktural kepengurusan Nahdlatul Ulama Wilayah Jakarta, menjabat sebagai Wakil Ketua pada tahun 1968-1976. Selain itu, di rentang tahun itu beliau juga pernah menjabat sebagai salah satu anggota Badan Amil, Zakat, Infak dan Shadaqah (Bazis) Jakarta.
Pada tahun 2012 KH. Ma’ruf Amin mendapatkan gelar Doktor Kehormatan (HC) dalam Bidang Hukum dan Ekonomi Syariah dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Kemampuan organisasi, dakwah, dan kredibelitas keilmuan yang dimilikinya, mengantarkan beliau bisa masuk dalam jajaran kepengurusan PBNU, masuk dalam anggota LDNU PBNU. Dari sinilah kariernya semakin menanjak dan banyak mendapatkan kepercayaan dari banyak kalangan, khusunya para ulama NU.
Tidak berhenti di situ, KH. Ma’ruf Amin juga pernah tercatat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta. Pengalaman ini semakin melengkapi kredibelitasnya dalam dunia organisai, dakwah, akademik dan politik. Lalu berlanjut pernah menjabat sebagai Katib ‘Aam Syuriah PBNU dan kemudian diangkat sebagai salah satu anggota Rais Syuriah PBNU. Sampai akhirnya, pada tahun 2015 di Muktamar ke-33 Jombang, beliau terpilih sebagai Rais ‘Aam PBNU atas kesepakatan musyawarah para kiyai sepuh yang tergabung di dalam ahlul halli wal aqdi.
Menjadi Rais ‘Amm PBNU tentu semakin besar amanah yang harus diemban. Sebab, pada saat yang sama beliau juga didapuk sebagai Ketua MUI Pusat. Dari sini pula kepiawaian beliau dalam bidang syariah semakin diakui oleh banyak kalangan ketika memimpin PBNU sekaligus MUI.
Terbukti bahwa beliau juga diangkat sebagai Guru Besar Kehormatan di Bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah di Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang pada tahun 2017.
Pada tahun 2018 KH. Ma’ruf Amin pernah hadir sebagai Ketua MUI di peresmian PT Pegadaian (Persero) dalam program konversi berupa pengalihan sistem Pegadaian konvensional ke Pegadaian Syariah di seluruh Madura. Salah satu inspirasi yang mendorong dan mendukung terbentuknya Pegadaian syariah tentu adalah KH. Ma’ruf Amin. Sebagaimana diakui oleh Sunarso, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero).
K.H. Ma’ruf Amin, mengibaratkan institusi-institusi syariah seperti bus, dan para umat seperti penumpang bus. Jumlah armada bus syariah sudah sangat cukup, tetapi jumlah penumpangnya tidak bergerak dari angka 8 persen. Dari sini beliau kemudian berharap agar ke depan masyarakat semakin paham dengan keberadaan Pegadaian syariah, yang bisa dijadikan sumber pembiayaan, menggantikan pembiayaan konvensional. Karena negara Indonesia dihuni oleh mayoritas Muslim, harusnya dengan program ini ke depan tentu dapat meningkatkan ekonominya.
Kegiatan ekonomi syariah semakin massif digerakkan, dan pada tanggal 6 September 2018 KH. Ma’ruf Amin menjadi Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Di saat yang sama, beliau juga diangkat menjadi Guru Besar Ekonomi Syariah Universitas Islam Nusantara, Bandung.
Segudang pengalaman dan kredibelitas KH. Ma’ruf Amin dalam banyak bidang tersebut dilirik oleh Presiden Jokowi untuk maju sebagai Wakli Presiden di Pemilu 2019. Takdir kemudian menentukan beliau berhasil terpilih sebagai Waklih Presiden RI 2019-2024, dan harus berhenti dari kepengurusan PBNU.
Ketika menjadi Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin menerima pembagian kerja dengan Presiden Joko Widodo. Beliau menangani penanggulangan kemiskinan, kesejahteraan, usaha mikro kecil menengah, reformasi birokrasi, ekonomi syariah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Meski tak semarak, kerja-kerja yang telah dilakukan KH. Ma’ruf Amin cukup baik dan menui hasil yang memuaskan. Tidak bisa dipungkiri bahwa beliau juga terlibat dalam perkembangan bank-bank syariah di Indonesia yang kemudian di merger menjadi satu, Bank Syariah Indonesia.
Karena keaktifan dan keterlibatannya dalam pertumbuhan ekonomi syariah itu, pada tahun 2021 beliau mendapatkan penghargaan dari UIN Ar-Raniry, Aceh, sebagai Bapak Pelopor Ekonomi Syariah. []
Penulis: Abd. Hakim Abidin
Editor: Athallah Hareldi
https://www.laduni.id/post/read/517510/kh-maruf-amin-bapak-pelopor-ekonomi-syariah.html