Khutbah Jum’at Bertafakkur Melalui Ciptaan Allah

Khutbah I

الحَمْدُ
لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ
وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ
عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ،
عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ،
الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ
الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِ، الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ
قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ
وَالْاَرْضِ، رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا، سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(آل عمران: ١٩٠ – ١٩١)

Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah,

Dua ayat dalam surat Ali ‘Imran di atas bermakna:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Ali ‘Imran: 190-191)

Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah,

Orang yang memikirkan dan merenungkan tentang
makhluk Allah, maka dengan akalnya ia akan memahami dan mengetahui adanya
Allah, keesaan Allah dan tetapnya sifat Qudrah dan Iradah bagi-Nya. 

Kita diperintahkan untuk merenung dan berpikir
tentang penciptaan Allah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda tentang ayat di atas:

 وَيْلٌ لِـمَنْ قَرَأَهَا
وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيْهَا (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ فِي صَحِيْحِهِ
(

Maknanya: “Sungguh celaka orang yang membacanya
dan tidak berpikir tentang nya” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya).

Berpikir dan merenungkan mengenai makhluk ciptaan
Allah akan mengantarkan kita pada keyakinan tentang adanya sang Pencipta dan
keesaan-Nya. Para ulama Ahlussunnah menegaskan bahwa wajib bagi setiap mukallaf
(baligh dan berakal) untuk mengetahui dalil aqli yang global (dalil singkat) tentang
adanya Allah.

Dalil aqli yang singkat itu seperti apabila
dikatakan:  “Masing-masing dari kita
mengetahui bahwa dirinya awalnya tidak ada kemudian menjadi ada dan tercipta.
Hal yang keadaannya seperti itu pasti membutuhkan kepada yang mengadakannya dan
menciptakannya dari tiada menjadi ada. Karena akal yang sehat menetapkan bahwa
sesuatu yang awalnya tiada lalu menjadi ada pasti membutuhkan kepada yang
mengadakannya. Dan yang mengadakannya tiada lain adalah Allah ta’ala.” Atau
dikatakan: “Alam semesta ini berubah dari satu keadaan ke keadaan yang lain.
Angin kadang berembus kadang tidak. Terkadang udara memanas di suatu waktu dan
berubah menjadi dingin di waktu yang lain. Ada tumbuhan yang tumbuh dan ada
yang layu. Matahari terbit dari arah timur dan terbenam di arah barat. Matahari
tampak putih di tengah hari dan menguning di petang hari.

Perubahan-perubahan itu menunjukkan bahwa hal-hal
tersebut adalah makhluk yang memiliki permulaan, tiada, kemudian ada. Pasti ada
yang mengaturnya, mengubahnya dan menentukan perkembangannya. Dan itu semua
tidak lain hanyalah  Allah SWT.”

Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah,

Diriwayatkan bahwa sebagian dari kalangan
Dahriyyah yang mengingkari adanya Allah menemui Imam Abu Hanifah radhiyallahu
‘anhu dan ingin membunuhnya. Hal itu dikarenakan beliau tidak henti-hentinya
membantah kesesatan mereka dan menyingkap penyimpangan mereka. Imam Abu Hanifah
berkata kepada mereka: “Jawablah satu pertanyaan dariku, lalu lakukanlah apa
yang kalian inginkan.” Mereka berkata: “Silakan.” Lalu Imam Abu Hanifah
berkata: “Apa yang kalian katakan jika ada seseorang yang menyampaikan kepada
kalian: Aku melihat sebuah perahu yang penuh dengan barang bawaan, penuh dengan
beban, diterpa oleh gelombang yang dahsyat dan badai yang tidak menentu arahnya
di tengah lautan. Perahu itu ternyata berjalan terus seakan tiada hambatan di
tengah ombak dan badai tanpa ada nakhoda yang menjalankan dan mengemudikannya.
Apakah hal itu masuk akal?”
. Lantas Para
ateis dari golongan Dahriyyah tersebut menjawab: “Tidak mungkin. Tidak masuk
akal.” Imam Abu Hanifah lantas berkata: “Subhanallah. Jika akal tidak
membenarkan adanya perahu yang berjalan tanpa nakhoda yang mengatur dan
menjalankannya, maka bagaimana bisa akal membenarkan tegaknya dunia ini dengan
berbagai perbedaan dan perubahan keadaannya serta berbagai kompleksitasnya tanpa
ada yang menciptakan dan mengaturnya?”

Mendengar apa yang dikatakan Imam Abu Hanifah itu,
para ateis tersebut tersentuh dan menangis seraya berkata kepadanya: “Anda
benar.” Mereka pun menyarungkan kembali pedang-pedang mereka yang telah
terhunus lalu langsung masuk Islam.

Hadirin
jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Allah ta’ala berfirman:

وَفِى
الْاَرْضِ قِطَعٌ مُّتَجٰوِرٰتٌ وَّجَنّٰتٌ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّزَرْعٌ وَّنَخِيْلٌ
صِنْوَانٌ وَّغَيْرُ صِنْوَانٍ يُّسْقٰى بِمَاءٍ وَّاحِدٍ، وَّنُفَضِّلُ بَعْضَهَا
عَلٰى بَعْضٍ فِى الْاُكُلِ، اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ
(الرعد: ٤)

Maknanya: “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang,
dan yang tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan
tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
mengerti” (QS ar-Ra’d: 4). 

Marilah kita renungkan!. Tanah yang diairi dengan
air yang sama dan disinari dengan sinar matahari yang sama. Namun tumbuhannya
menghasilkan buah-buahan yang berbeda rasa, warna, sifat, bentuk, bau, manfaat
dan khasiatnya. Karenanya, andai wujudnya segala sesuatu adalah dengan pengaruh
tabiat seperti yang dikatakan oleh kalangan ateis, bukan dengan penciptaan
Allah, niscaya akan sama. Karena tabiat yang sama akan memberikan pengaruh pada
benda dengan pengaruh yang serupa. 

Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah,

Jadi ini semua menunjukkan bahwa wujudnya segala
sesuatu adalah dengan penciptaan Dzat yang Mahakuasa, Maha Berkehendak dan Maha
Mengetahui. Oleh karena itulah, Imam asy-Syafi’i berkata:  “Daun Murbei: bau, rasa dan warnanya sama.
Dimakan oleh kijang lalu menghasilkan minyak misik, dimakan oleh ulat sutera
lalu menghasilkan sutera, dimakan oleh unta dan menghasilkan kotoran, dan
dimakan oleh kambing lalu mengeluarkan susu kambing.” 

Hadirin
yang dirahmati Allah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang
penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan semakin mengukuhkan keimanan kita
kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa dan Mahakuasa. Amin.

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلُقْرءَانِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بما فيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
 

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ
اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ (وَنَخُصُّ خُصُوْصًا قُوْرُوْنَا) عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَ عَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ
! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا
اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَر
. واللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ . أقِيْمُوْا
الصَّلَاةَ .

 

Minat
File PDF Khutbah Bisa klik di bawah ini :

 DOWNLOAD FILE KHUTBAH KLIK DI SINI

 

 HALAMAN

 

https://www.potretsantri.com/2021/06/khutbah-jumat-bertafakkur-melalui.html