Khutbah Jumat: Makna dan Implementasi Islam Rahmatan Lil’alamin

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى أَمَرَنَا باِلْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى بَصَرَنَا مِنَ الْعَمَى وَهَدَانَا مِنَ الضَّلَالِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اِبْنِ عَبْدِاللهِ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ،

فَيَاعِبَادَالله أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ وَافْعَلُوا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوا السَّيِّئَاتِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

قَالَ الله تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيم أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بسم الله الرحمن الرحيم وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Puji dan syukur kita panjatkan kekhadirat Allah SWT. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta segenap keluarga, sahabat para pengikutnya hingga akhir zaman. Allah SWT mengutus beliau untuk menebar kasih sayang kepada seluruh alam.

Mari kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Berusaha semampunya dalam melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semuanya.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,

Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 107:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”

Kepada umatnya itu Rasululah SAW menyampaikan pesan-pesan moral agar menjadi umat yang berakhlak mulia, membangun kasih sayang di antara sesama dan kasih sayang kepada seluruh alam semesta.

Baginda Nabi Muhammad SAW senantiasa mengajarkan dengan penuh keteladanan arti kasih sayang kepada umatnya. Beliau membangun budaya kasih sayang di setiap lini kehidupan. Kasih sayang itu tidak hanya untuk keluarga, tidak hanya untuk teman-teman seiman tapi kasih sayang terhadap semua mahluk Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Artinya: “Dari Abdullah bin Amr, ia berkata; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman, berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian. Lafahh Ar-Rahim (rahim atau kasih sayang) itu diambil dari lafadh Ar-Rahman, maka barang siapa yang menyambung tali silaturrahmi niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan barang siapa yang memutus tali silaturrahmi maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Nya).” Berkata Abu Isa: Ini merupakan Hadis hasan shahih.” (HR. Tirmidzi)

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Dalam menyikapi alam, Allah SWT menyampaikan pesan agar tidak berbuat kerusakan di bumi setelah bumi itu baik. Allah berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَاۗ

Artinya: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.” (QS. Al-A’raf: 85)

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Artinya: “Allah subhanahu wata’ala juga berfirman: “telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41).

Alam ini rusak karena tangan-tangan jahat manusia. Untuk itu manusia perlu disadarkan agar mereka tidak merusak alam. Sebab kalau alam dirusak maka pada saatnya nanti alam akan merusak manusia.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah mengutuk seorang wanita yang mengurung kucing sampai mati karena kucing tersebut tidak diberi makan. Namun sebaliknya, beliau pernah memuji seorang wanita yang akhlaknya tidak baik tapi sempat menolong memberi minum seekor anjing yang hampir mati karena kehausan. Beliau melarang memotong atau menyembelih hewan dengan pisau yang tumpul atau batu, beliau juga melarang menyakiti hewan-hewan lainnya.

Dalam konteks lain, terhadap mereka yang melakukan pelanggaran umum hendaklah memang diberi hukuman yang adil dan penuh kasih sayang, tapi kalau mungkin masih bisa dimaafkan maka memafkan itu sikap yang paling baik.

Mereka yang dizalimi dijanjikan bahwa doanya akan dikabulkan. Allah SWT mengutuk mereka yang memberikan hukuman yang berlebihan atau menghukum seseorang karena dendam dan kemarahan sesaat.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,

Proses pendidikan baik yang dilakukan oleh orangtua sendiri atau oleh seorang pendidik hendaknya dilakukan dengan semangat kasih sayang pula, bukan karena dendam atau karena emosi kemarahan.

Menebar semangat kasih sayang antara sesama manusia antara lain dikemas dalam pesen-pesan moral Rasulullah SAW. Di antara teladan beliau adalah sebagaimana berikut: 
1. Membuat orang lain gembira adalah merupakan sedekah
2. Menampakan wajah yang cerah dan menyenangkan adalah bagian dari sedekah
3. Ucapan yang baik itu lebih baik daripada sedekah yang disertai ucapan-ucapan yang menyakitkan, atau sebagaimana pesan Nabi SAW;  “berucaplah dengan ucapan yang baik atau diamlah tidak berucap.”
4. Orang yang baik di antara sesama adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain
5. Doa Rasulullah SAW ketika disakiti dan dizalimi orang-orang jahat. Beliau berdoa: “Allahummahdi qaumi fainnahum qaumun la ya’lamun.” (Ya Allah berilah mereka petunjuk karena mereka orang yang belum tahu).

Sementara itu, dalam menyikapi perbedaan, banyak petunjuk dari Al-Qur’an bagaimana seharusnya yang dilakukan, antara lain:
1. Siap untuk berbeda menghargai ritual agama orang lain dengan tanpa mencampur-adukkan dengan bentuk-bentuk ibadah masing-masing agama (QS. Al-Kafirun: 1-6)
2. Setiap muslim wajib menyebarluaskan Islam dengan cara yang baik tidak dengan penghinaan, ejekan-ejekan dan tidak boleh ada paksaan (QS. An-Nahl: 125, Ali Imran: 159)
3. Seorang muslim tidak boleh menghina Tuhan yang disembah agama lain (QS. Al An’am: 108)
4. Berdakwah hendaknya dengan cara penuh hikmah dan pesan-pesan yang mengesankan (QS. An-Nisa: 63)
5. Menyadarkan orang lain hendaknya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dan kalau tidak bisa sabar tinggalkanlah sementara dengan cara baik (QS. Al-Muzzammil: 10), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Islam mengajarkan akhlak mulia untuk terciptanya suasana kehidupan yang indah, nyaman, harmonis seperti yang dipesankan Allah SWT dalam Surat Al-Hujurat ayat 6-13, di antara pointnya adalah:

Tabayyun (mengecek sumber informasi), Ishlah (meluruskan dan mendamaikan), menghindari tasyiriyah (memperolok-olokan), menghindari talamuz (penghinaan), menghindari tanabazu bil alqob (memanggil seseorang dengan gelar-gelar yang menyakitkan), menghindari tajazzus (mencari-cari kesalahan orang lain) dan menghindari suuddhan (berburuk sangka), menghindari ghibah (menggunjing, membuka dan membicarakan aib orang lain).

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,

Menyadari adanya perbedaan jenis kelamin, suku, ras, bangsa sebagai takdir dari Allah SWT untuk melahirkan semangat ta’aruf, semangat kompetitif dalam ketakwaan.

Ada enam pesan Rasulullah SAW dalam pergaulan sesama muslim membangun dan merawat komunikasi yang baik dan harmonis, yaitu:

1. Menjawab salam apabila orang lain mengucapkan salam
2. Memenuhi undangan apabila diundang dalam kebaikan
3. Memberikan solusi kalau diminta saran atau pendapat
4. Mendoakan orang bersin yang mengucapkan Alhamdulillah
5. Mengunjungi dan mendoakan orang lain yang sakit
6. Mengkafani, menyolatkan dan mengantarkan yang wafat sampai dikuburkan

Semua itu termasuk perbuatan yang disukai Allah SWT. Islam itu bersinar kalau umatnya dengan ikhlas melaksanakan ajaran Islam. Sebaliknya Islam itu bisa tercoreng karena perilaku yang tidak baik dari umatnya.

Dakwah dengan teladan itu seringkali lebih berkesan dan tidak membuahkan dendam dibandingkan dengan dakwah hanya dengan lisan, himbauan-himbauan atau seruan-seruan belaka.

Kesuksesan dakwah Rasulullah SAW dan para ulama pengikutnya tidak hanya karena luasnya wawasan ilmu, kefasihan lidah, ketajaman uraian dan tulisan, tapi terutama karena akhlak keteladanan yang syarat dengan kasih sayang.

Kita yakin dan memang harus yakin bahwa Nabi Muhammad SAW dan para shahabat berhasil membangun masyarakat yang ideal, selain karena ajarannya yang benar dan agung juga karena akhlak dan pribadi mereka yang mulia dan agung, yang penuh kasih, gambaran utuh Rahmatan lil’alamin.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,

Mari kita buktikan dengan amal sholeh dalam kehidupan kita bahwa Islam itu benar, baik dan indah. Jangan sampai terjadi orang lain benci, sinis, phobia, takut kepada Islam karena perilaku kita yang sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Kita harus bekerja keras dengan ikhlas agar Islam nampak sebagai ajaran yang penuh kasih sayang. Seperti pesan moral seorang tokoh:

اَلْإِسْلَامُ مَحْجُوْبٌ بِالْمُسْلِمِيْنَ، تَرَكَ الْمَسِحِّيُّوْنَ اَدْيَانَهُمْ فَتَقَدَّمُوْا وَتَرَكَ الْمُسْلِمُوْنَ اَدْيَانَهُمْ فَتَأَخَّرُوْا

“Islam terhalang oleh perilaku umat Islam sendiri. Orang-orang Masehi meninggalkan agamanya, mereka menjadi maju dan orang-orang muslim meninggalkan agamanya, mereka menjadi tertinggal.”

Maka, karena itu, “Isyhadu bi anna Muslimun”. Buktikan bahwa kita adalah orang Islam dengan akhlak yang baik. Cerminan Islam Rahmatan lil’alamin.

Jamaah Jumah Rahimakumullah,

Dengan indah Al-Qur’an menggambarkan hamba-hamba Allah SWT yang disayang. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Furqan ayat 63-75:

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا. وَالَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَامًا. وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا. اِنَّهَا سَاۤءَتْ مُسْتَقَرًّا وَّمُقَامًا. وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا. وَالَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُوْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَامًا. يُّضٰعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيْهٖ مُهَانًا. اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا. وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّهٗ يَتُوْبُ اِلَى اللّٰهِ مَتَابًا. وَالَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَۙ وَاِذَا مَرُّوْا بِاللَّغْوِ مَرُّوْا كِرَامًا. وَالَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوْا عَلَيْهَا صُمًّا وَّعُمْيَانًا. وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. اُولٰۤىِٕكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوْا وَيُلَقَّوْنَ فِيْهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا ۙ

“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam.” Dan, orang-orang yang mengisi waktu malamnya untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri. Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami (karena) sesungguhnya azabnya itu kekal.” Sesungguhnya ia (Jahanam itu) adalah tempat menetap dan kediaman yang paling buruk. Dan, orang-orang yang apabila berinfak tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir. (Infak mereka) adalah pertengahan antara keduanya. Dan, orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu niscaya mendapat dosa. Baginya akan dilipatgandakan azab pada Hari Kiamat dan dia kekal dengan azab itu dalam kehinaan. Kecuali, orang yang bertaubat, beriman, dan beramal sholeh. Maka, Allah mengganti kejahatan mereka (dengan) kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Siapa yang bertaubat dan beramal sholeh sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya. Dan, orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu serta apabila mereka berpapasan dengan (orang-orang) yang berbuat sia-sia, mereka berlalu dengan menjaga kehormatannya. Dan, orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta.” Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka serta di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.” (QS. Al-Furqan: 63-75)

Hamba-hamba Allah SWT berjalan di atas bumi dengan penuh wibawa. Kalau ada orang yang memperolok mereka membalas dengan salam. Mereka yang membiasakan sujud di sholat malam mereka berdoa agar dijauhkan dari adzab Jahannam, kalau berinfak tidak belebihan dan tidak pula kikir. Tidak membunuh manusia, tidak zina, rajin beribadah, tidak bersaksi palsu. Kalau berlalu mereka lewat dengan penuh kemuliaan tanpa kepalsuan. Mereka tersentuh hatinya dan tidak sombong ketika dibacakan ayat-ayat suci Allah SWT. Mereka semua biasa berdoa untuk kebaikan diri, keluarga, keturunan, dan semua umat Islam.

Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai bagian dari Ibadurrahman, golongan hamba-Nya yang istiqomah dan ikhlas dalam mencerminkan Islam Rahmatan lil ‘alamin.

بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ

فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تَعَالَى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَةً ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوَالِ يَومِ الْقِيامَةِ.

 اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ، ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ، اَللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ، اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ.

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

***

عِبادَ اللهِ،

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ


Oleh Prof. Dr. KH. Miftah Faridl
(Ketua Umum MUI Kota Bandung dan Ketua Umum Yayasan UNISBA Bandung)
___________

Editor: Hakim

https://www.laduni.id/post/read/517413/khutbah-jumat-makna-dan-implementasi-islam-rahmatan-lilalamin.html