Khutbah Jumat: Mengurai Hikmah Diwajibkannya Zakat

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ فِي أَمْوَالِ الْأَغْنِيَاءِ حَقًّا لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ، وَلِلْمَصَارِفِ الَّتِيْ بِهَا صَلَاحُ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْأَمِيْنِ، وَصَلَاةُ الله وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آله وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَمّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ، وَأَدُّوْا مَا فَرَضَ اللهُ تَعَالَى عَلَيْكُمْ مِنَ الْفُرُوْضِ، وَهُوَ يَقُوْلُ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. وَقَالَ أَيْضًا، وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ القَيِّمَةِ. وَقَالَ أَيْضًا، وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ. وَقال أيضا، خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ. أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.  

 وَقَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم، بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسَةٍ عَلَى أَنْ يُوَحَّدَ اللَّهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ

Ma’syiral Muslimin Rahimakumullah,

Mari kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT, di manapun dan kapanpun kita berada. Sesungguhnya ketakwaan itu yang akan mengantarkan kita menjadi makhluk yang dinilai mulia di sisi-Nya. Dan yang paling mulia di antara orang yang beriman tidak lain adalah mereka yang paling bertakwa kepada-Nya. Sehingga keimanan seseorang itu akan tampak bernilai jika ditopang juga dengan ketakwaan kepada Allah SWT.

Bertakwa kepada Allah SWT itu berarti kita komitmen dengan sunggung-sungguh melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Tetapi sebagaimana manusia, kita adalah makhluk yang tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan. Karena itu, ketika terlanjur berbuat kesalahan, melanggar larangan-Nya, dan mengabaikan perintah-Nya, maka kita harus bergegas kembali kepada-Nya untuk bertaubat, dan kemudian mengiringi semua itu dengan kebaikan-kebaikan yang bisa dilakukan.

Demikianlah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam. Hal itu merupakan perhatian Rasulullah SAW yang hanya menginginkan kebaikan untuk kita sebagai umatnya.

Ma’syiral Muslimin Rahimakumullah,

Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan zakat sejak dahulu. Sebagaimana umat terdahulu diwajibkan menunaikan zakat, demikian pula kita wajib menunaikannya.

Allah SWT berfirman:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

“Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya, serta bersifat hanif/lurus dalam (menjalankan) agama, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ

“Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 34)

Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang zakat. Ada 27 ayat yang menyebutkan zakat bersandingan dengan shalat, dan hanya 3 ayat yang menyebutkan tanpa disandingkan dengan shalat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya persoalan zakat tersebut, sepenting kewajiban melaksanakan perintah shalat.

Dengan demikian tidak bisa diabaikan, bahwa menunaikan perintah zakat adalah perkara yang sangat penting, sebab hal ini merupakan rukun ketiga setelah shalat dalam Rukun Islam. Karena itu pula tidak sempurna keislaman seseorang jika tidak menunaikan perintah zakat tersebut.

Rasulullah SAW bersabda:

 بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسَةٍ عَلَى أَنْ يُوَحَّدَ اللَّهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ

“Islam itu dibangun di atas lima dasar, yaitu meyakini Allah itu Esa, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan dengan redaksi berbeda:

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima (landasan); persaksian tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ma’syiral Muslimin Rahimakumullah,

Perintah Allah SWT kepada umat Islam untuk mengeluarkan zakat tentu mengandung hikmah yang sangat besar di dalamnya. Tidak hanya dalam konteks ibadah hubungan kita kepada Allah SWT yang bersifat transendental, melainkan juga terkait dengan konteks hubungan kita dengan sesama yang bersifat sosial-horizontal.

Pada dasarnya harta yang kita keluarkan yang dinamakan zakat itu tidak lain adalah untuk membersihkan harta yang hakikatnya hanya dititipkan kepada kita. Hal ini sebagaimana firmah Allah SWT dalam Surat At-Taubah ayat 103-104:

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ. اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَأْخُذُ الصَّدَقٰتِ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

“Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat(-nya), dan bahwa Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?”

Dengan zakat itu maka sesungguhnya Allah SWT menghendaki untuk menjadikan kita bersih dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta.

Dan sungguh beruntung orang-orang beriman yang menunaikan kewajiban zakat. Allah SWT berfirman:

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكٰوةِ فٰعِلُوْنَ ۙ

“Sungguh, beruntunglah orang-orang Mukmin. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, orang-orang yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, orang-orang yang menunaikan zakat.” (QS. Al-Mu’minun: 1-4)

Karena itu, menunaikan zakat merupakan ekspresi syukur kita kepada Allah SWT atas segala anugerah yang telah diberikan.

Ma’syiral Muslimin Rahimakumullah,

Menunaikan zakat juga menjadi salah satu sebab orang beriman bisa masuk surga, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Hadis berikut:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ فَقَالَ الْقَوْمُ مَا لَهُ مَا لَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَبٌ مَا لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ

“Bahwa sesungguhnya pernah ada seorang laki-laki berkata; ‘Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga.’ Orang-orang pun berkata; ‘Ada apa dengan orang ini, ada apa dengan orang ini.’ Maka Rasulullah SAW pun bersabda; ‘Biarkanlah urusan orang ini.’ Lalu Nabi SAW melanjutkan sabdanya; ‘Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan shalat, dan membayar zakat serta menjalin tali silaturrahmi.’” (HR. Bukhari) 

Tetapi lebih dari itu, dalam kehidupan di dunia ini zakat juga memberikan manfaat yang sangat besar. Dengan zakat itu terjalinlah hubungan silaturrahim yang semakin erat karena saling ada perhatian dan kepedulian di antara sesama. Hikmahnya lalu menjadikan hati kita lapang dan jiwa menjadi tenang.

Selain itu, masyarakat Islam akan terbangun menjadi keluarga yang bersatu yang saling menguatkan, yang mampu membantu yang lemah, yang kaya membantu yang miskin. Dan begitu sebaliknya dengan hal itu, ada rasa terima kasih yang terjalin. Lalu akhirnya semua saling membalas dengan kebaikan, sebagaimana perintah Allah SWT:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qassas: 77)

Dan jika zakat di dalam masyarakat Muslim ini dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka tentu sangat mungkin akan tercipta tatanan sosial yang ideal, yang aman, tenteram dan sejahtera.  

Ma’syiral Muslimin Rahimakumullah,

Perlu disampaikan pula peringatan bagi orang-orang yang membangkang tidak membayar zakat yang diwajibkan. Allah SWT berfirman:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ࣖ

“Jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya mengira bahwa (kekikiran) itu baik bagi mereka. Sebaliknya, (kekikiran) itu buruk bagi mereka. Pada Hari Kiamat, mereka akan dikalungi dengan sesuatu yang dengannya mereka berbuat kikir. Dan hanyalah milik Allah segala warisan (yang ada di) langit dan di bumi. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imran: 180)

Lalu Allah SWT juga memberikan ancaman yang sangat pedih:

وَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ. يَّوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوٰى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْۗ هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ

“Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, tetapi tidak menginfakkannya di jalan Allah, berikanlah kabar ‘gembira’ kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.Pada hari ketika (emas dan perak) itu dipanaskan dalam neraka Jahannam lalu disetrikakan (pada) dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan), ‘Inilah apa (harta) yang dahulu kamu simpan untuk dirimu sendiri (tidak diinfakkan). Maka, rasakanlah (akibat dari) apa yang selama ini kamu simpan.’” (QS. At-Taubah: 34-35)

Karena itu, mari kita berhati-hati dalam perkara ini. Jangan sampai harta yang dipunya justru menjadi penyebab yang menjeremuskan ke dalam neraka.

Semua yang kita miliki hakikatnya adalah milik Allah SWT, maka jika Allah SWT menghendaki agar mengeluarkan sebagian itu, kenapa kita harus merasa berat melakukannya? Apalagi ditambah dengan adanya ancaman yang menyedihkan itu, bukankah seharusnya kita bergegas untuk segera mengeluarkan zakat yang diwajibkan oleh Allah SWT agar tidak termasuk yang disiksa.

Dan kita harus memahami bahwa sesungguhnya yang diperintahkan itu, semuanya juga adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan kita sendiri.

اَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، اَسْتَغْفِرُ الله، نَسْأَلُكَ رِضَاكَ و الْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَ النَّار. اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا يَا كَرِيْمُ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَ لَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

أَمَّا بَعْدُ، فيَآايُّهاالنّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تَعَالَى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السِّتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَةً ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوَالِ يَومِ الْقِيامَةِ.

اَللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَاَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَنْ مَنْ سِوَاكَ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي جَمِيْعِ مَا رَزَقْتَنَا، وَارْزُقْنَا الْحِرْصَ عَلَى أَدَاءِ شُكْرِهَا.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ عَلَى نِعَمِكَ الْوَاسِعَةِ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى أَنْ نَسْتَعْمِلَ نِعْمَتَكَ فِيْمَا يُرْضِيْكَ، وَأَنْ نُؤَدِّيْ مَا فَرَضْتَ مِنَ الزَّكَاةِ، يَا اَللهُ، يَا رَبِّ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، نَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الْعَظِيْمِ الْأَعْظَمِ أَنْ تَرْزُقَنَا رِزْقًا وَاسِعًا حَلَالًا طَيِّبًا، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالمُشْركِينَ، ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ، اَللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ، اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ.

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

***

عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ

Oleh Abd. Hakim Abidin, M.A.
(Rais ‘Amm Pesantren Mambaus Sholihin, Gresik 2014-2015, dan Pendiri Zawiyah Ar-Rifaiyah, Ciputat)
___________

Editor: Roni                                                                                     

https://www.laduni.id/post/read/525739/khutbah-jumat-mengurai-hikmah-diwajibkannya-zakat.html