Kisah Keikhlasan dan Karomah Gus Dur

Laduni.ID, Jakarta- Kisah mengenai Presiden RI ke 4, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur serasa tidak pernah habis ditelan zaman. Termasuk kisah mengenai keikhlasan Gus Dur berikut karomahnya seperti sumur yang terus mengalirkan air dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kali ini adalah kisah mengenai hubungan Gus Dur dan Mbah Maimoen Zubair serta karomahnya. Kisah ini diceritakan oleh Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuqi Mustamar dalam sebuah ceramah, dikutip dari IG ulama.nusantara, Selasa 17 Agustus 2021. Berikut petikan cerita Kiai Marzuqi Mustamar:

Mbah Kiai Maimoen Zubair itu seperti bermusuhan dengan Gus Dur. Ternyata tidak. Seribu hari Gus Dur di Jombang, Tebuireng, itu yang ceramah Kiai Maimoen Zubair. Cerita, Gus Dur ini waktu Kiai Maimoen mantu, membantu sebanyak-banyaknya. Nggak tahu berapa juta, pokoknya sebanyak-banyaknya.

“Yai, kewajiban saya (Gus Dur) membantu anda, sudah. Sekarang tinggal kewajiban anda (Mbah Maimoen),” kata Gus Dur

“Apa, Gus?” tanya Mbah Maimoen

“Kewajiban anda, menutupi amal kebaikanku. Jangan diomong-omongkan ke orang, jangan sampai ketahuan. Terserah, cara anda untuk menutupinya. Kelihatan seperti memusuhi saya, terserah anda. Asalkan amal saya tidak diketahui manusia. Cukup saya dengan Gusti Allah saja,” jawab Gus Dur.

Seperti itu. Makanya waktu hidup itu seperti bermusuhan. Tapi, waktu Gus Dur wafat, yang memimpin pemakaman, Mbah Yai Maimoen. Tahlilan hari ketujuh yang mimpin Mbah Yai Maimoen. Seribu hari yang ceramah juga Mbah Yai Maimoen.

Haul Gus Dur tempo hari, Pak SBY hadir, yang memimpin doa di makam juga Mbah Kiai Maimoen. Dua Kiai ini tidak bermusuhan, tapi bersandiwara. Kelihatan bermusuhan untuk menutupi amal kebaikan Gus Dur. Seperti itu loh wali sesungguhnya, seperti itu.

Kalau kita, mau nyalon DPR atau apa, “Aku umumkan ya, saya nyumbang 500 ribu.” Gus Dur, seberapa banyaknya, tidak boleh diumumkan. Full karena Gusti Allah.

Di Malang, di Kelurahan Jatikerto, ada anak namanya Agus. Gus Dur mampir ke rumahnya Agus, titip 3 koper.

“Jangan kamu buka kalau saya belum meninggal,” kata Gus Dur.

Ketika Gus Dur wafat, dibuka (kopernya), isinya 3 milyar. Uang 3 milyar sudah dimasukkan dalam amplop. Tugasnya Agus, disuruh membagikan ke anak-anak yatim dan janda-janda miskin di Malang. Uang 3 milyar itu. Trus anehnya, di amplop itu sudah ada nama-nama anak yatim dan alamatnya. Itulah karomahnya Gus Dur. Kok tahu nama anak yatim segitu banyak. Gus Dur di Jakarta, anak-anak yatimnya di Malang. Tahu alamatnya. Kok begitu ikhlasnya amal 3 milyar tidak boleh diomong-omongkan. Kalau belum meninggal tidak boleh dibuka. Kalau kita, nyumbang 3 ribu saja, minta diumumkan kok. Gus Dur seperti itu.”

Tulisan berasal dari ceramah K.H. Marzuqi Mustamar yang diunggah di IG ulama.nusantara

Editor : Ali Ramadhan

https://www.laduni.id/post/read/72918/kisah-keikhlasan-dan-karomah-gus-dur.html