Kisah Mahasiswa UAS Kencong Bangun Masjid hingga Pasang Bendera NU-Ansor di Flores

Lumajang, NU Online Jatim

Dai mahasiswa Universitas Al Falah Assunniyyah (UAS) Kencong, Jember terus menebarkan kebaikan di tempat tugasnya. Seperti halnya yang dilakukan dua mahasiswa UAS yang bertugas di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka terus mengenalkan amaliah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An Nahdliyah kepada masyarakat sekitar.

 

Dua mahasiswa yang bernama Muhammad Nur Wahid dan Ihsan Ibrahim ini juga mengawal serta memimpin proses pembangunan Masjid Al Mahdi di Aeteke Hobatua Lio Timur Ende Flores, NTT. Bahkan, mereka menancapkan bendera NU (Nahdlatul Ulama) dan GP Ansor di atas masjid tersebut sebagai syiar ideologi Aswaja An-Nahdliyah.

 

Rektor UAS Kencong, Gus Rijal Mumazziq Z menuturkan, di wilayah yang jumlah penduduk muslim dan katoliknya seimbang tersebut, keberadaan amaliyah NU lebih diterima oleh penduduk sekitar. Hal itu karena kedua mahasiswa disana berbagi banyak hal, dari ilmu, tenaga maupun dana.

 

“Bahkan penyaluran zakat titipan para muzakki, hadiah buku, mukena, baju dan sedekah lainnya kerap dilakukan, termasuk untuk saudara non-muslim yang kekurangan,” tuturnya saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Ahad (21/07/2024).

 

“Buktinya selama hampir 18 bulan Dai Mahasiswa kampus UAS bertugas disana sejak Syawal lalu, masyarakat merasa senang dengan kehadiran mereka. Lahan pembangunan Masjid Al-Mahdi ada di atas tanah adat atas kesepakatan dua komunitas agama ini. Bahkan ada beberapa penganut Katolik yang aktif membantu dengan tenaganya dalam pembangunan Masjid Al Mahdi ini,” imbuh Gus Rijal.

Menurutnya, bendera NU dan Ansor yang dikibarkan tersebut menjadi penanda ideologis dan corak keagamaan Masjid Al-Mahdi, baik secara amaliyah, fikrah dan harakah. Apalagi paham Aswaja An-Nahdliyah sudah mulai berakar di wilayah ini walaupun secara organisasi NU belum berdiri.

 

“Selain di Masjid Al-Mahdi, dua Dai Mahasiswa UAS ini juga membina kegiatan di Masjid Nur Muhammad Potu Puncak dan Masjid Nur Ibadah Lelu yang dikawal bersama tokoh muslim lainnya,” ungkapnya.

 

Gus Rijal menambahkan, para donatur yang terlibat dalam pembangunan Masjid Al-Mahdi, selain warga sekitar 100 persen adalah murni warga NU, khususnya para dermawan yang menitipkan dana untuk pembangunan Masjid Al Mahdi. Sehingga hal ini dapat menutup celah kelompok lain yang ingin membantu tapi dengan syarat-syarat tertentu.

 

“Ini bentuk kemandirian, sehingga tidak tergoda jika ada yang mau bantu tapi dibarter asalkan amaliyah NU dihilangkan dari masjid tersebut. Mandiri, tegas berideologi dan tegak bersikap dalam mewujudkan kemaslahatan umat adalah pilihan kami, dimana bumi dipijak di situ bendera NU berkibar,” pungkasnya.


https://jatim.nu.or.id/tapal-kuda/kisah-mahasiswa-uas-kencong-bangun-masjid-hingga-pasang-bendera-nu-ansor-di-flores-6li91