Laduni.ID, Jakarta – Pangersa Ajengan Aang Muhaiminul Aziz ra bercerita bahwa dulu pernah ada seseorang yang kalah main judi melintas di depan Madrasah Pontren Suryalaya. Pakaiannya sampai habis semua hanya menyisakan celana pendek yang masih dipakainya.
Pangersa Abah Anom QS kemudian menyapa orang itu, “Bageur, pulang dari mana?”
“Ahh Abah mah, abis maen… Kalah!” jawab orang itu apa adanya.
“Dingin yaa? Kesini… kesini…” kata Pangersa Abah ramah.
“Gak ahh, Abah… Malu…” jawabnya.
“Gak apa-apa… Ayo ke sini… Belum makan yaa?” ajak Pangersa Abah.
“Iyaa, Bah, belum… Tapi ahh enggak ah…”
“Sini sini sini… Ayo makan bareng Abah…”
Kemudian Pangersa Abah memanggil Pangersa Ummi untuk mengambilkan baju kaos berlengan panjang yang masih baru, kain sarung yang paling bagus dan peci berwarna putih. Lalu Pangersa Abah berkata kepada orang itu, “Ayo sama Abah dipakaikan… Ayo pakai…”
“Aduuhh…, enggak Abah… Saya jarang shalat…” kata orang itu dengan perasaan malu.
“Ehh Abah mah gak nyuruh shalat… Nyuruh pakai… Dingin…” Kata Pangersa Abah sambil tersenyum ramah.
Singkat cerita, orang itu kemudian pulang ke rumahnya dan berkata kepada istrinya, “Mah, seumur hidup bapak mendengar ajengan yang masyhur, malah marahin ini salah, bilang jahanam bisanya… Eehh tapi itu Abah Suryalaya malah bilang bageur… Malahan disuruh makan dulu… Ini baju yang dipakai juga dikasih.”
Mendengar itu istrinya langsung menangis sambil berkata, “Hatur nuhuun… Alhamdulillaah…”
Satu pekan kemudian orang itu bersama istrinya datang ke Pontren Suryalaya. Mereka berdua sowan kepada Pangersa Abah sambil menangis terisak-isak. Lalu Pangersa Abah berkata, “Untuk kamu ini Abah berikan jimat.”
Pangersa Abah kemudian memberikan talqin dzikir kepada mereka. Maka sejak itu mereka menjadi pengamal dzikir TQN Suryalaya. Orang itu benar-benar melakukan taubatan nasuha meninggalkan kesukaannya bermain judi. Bahkan kemudian menjadi pendakwah TQN Suryalaya bagi lingkungan sekitarnya. Alhamdulillaah. Wallaahu a’lam.
Oleh: Andhika Darmawan
Editor: Daniel Simatupang
https://www.laduni.id/post/read/72770/kisah-pangersa-abah-anom-qs-dan-seorang-penjudi.html