Kisah Pemabuk dan Pezina yang Ternyata Wali Allah

LADUNI.ID, Jakarta – Di dalam buku hariannya Sultan Turki Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam Beliau merasakan kegalauan yang sangat, beliau ingin tahu apakah yang menjadi penyebabnya.

Maka beliau memanggil kepala pengawalnya dan memberi tahu apa yang dirasakannya, Sultan berkata kepada kepala penjaga:
“Marilah kita keluar sebentar…”.
Di antara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan di malam hari dengan cara menyamar.
Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka di sebuah lorong yang sempit, tiba-tiba, mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah.
Sang Sultan menggerak-gerakkan lelaki itu, ternyata ia telah meninggal, namun orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya tak sedikitpun mempedulikannya.

Sultan pun memanggil mereka, mereka tak menyadari kalau orang tersebut adalah Sultan, mereka pun bertanya:
“Apa yang kau inginkan…?.
Sultan menjawab:
“Kenapa orang ini meninggal, tapi tidak ada satu pun di antara kalian yang mau mengangkat jenazahnya?
Kenapa dia Dan dimana keluarganya..?”

Mereka berkata:
“Orang ini Zindiq, suka menenggak minuman keras dan suka berzinah…”.

Sultan menimpali:
“Tapi… penampakannya termasuk umat Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam? Ayo angkat jenazahnya, kita bawa ke rumahnya….”.
Mereka pun membawa jenazah laki-laki itu ke rumahnya.
Melihat suaminya meninggal, sang istri pun menangis, orang-orang yang membawa jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan dan kepala pengawalnya.

Dalam tangisnya sang istri berucap kepada jenazah suaminya:
“Semoga Allah merahmatimu wahai Wali Allah.. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang sholeh…”.

Mendengar ucapan itu Sultan Murad kaget..
“Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah sementara orang-orang membicarakan tentang dia begini dan begitu, sampaisampai mereka tidak peduli dengan kematiannya…”.

Sang istri menjawab:
“Sudah kuduga pasti akan begini…”.
“Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras, dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh dia mampu, kemudian minuman-minuman itu di bawa ke rumah lalu ditumpahkannya ke dalam toilet, sambil berkata:
“Aku telah mengurangi dosa kaum muslimin…”.
“Dia juga selalu pergi menemui para pelacur, memberi mereka uang dan berkata:
“Malam ini kalian sudah dalam pembayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi….”.
Kemudian dia pulang ke rumah, dan berkata padaku:
“Alhamdulillah, malam ini saya telah meringankan dosa para pelacur itu dan pemuda-pemuda Islam…”.
“Orang-orang pun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khamar dan tempat pelacuran, lalu mereka menuduhnya dengan berbagai tuduhan dan menjadikannya buah bibir…”

Suatu kali saya pernah berkata kepada suamiku:
“Kalau kamu mati nanti, tidak akan ada kaum muslimin yang mau memandikan jenazahmu, mensholatimu dan membawakan jenazahmu…”.

Ia hanya tertawa, dan berkata:
“Jangan takut, bila aku mati, aku akan disholati oleh Sultannya kaum muslimin, para Ulama dan para Auliya…”.

Maka, Sultan Murad pun menangis, dan berkata: Benar!
Demi Allah, akulah Sultan Murad, dan besok pagi kami akan memandikannya, mensholatkannya dan melengkapinya…”.

Demikianlah, akhirnya prosesi membawakan jenazah laki-laki yang ditemui oleh Sultan, para ulama, para masyaikh dan seluruh masyarakat.

(Kisah ini diceritakan kembali oleh Syaikh Al Musnid Hamid Akram Al Bukhory dari Mudzakkiraat Sultan Murad IV)

Wallahu a’lam bish shawwab.

Dari Kisah Diatas mari Kita ambil hikmahnya Janganlah suka menilai orang lain dari sisi LAHIRIAHNYA saja, atau menilainya berdasarkan ‘UCAPAN ORANG LAIN’, Terlalu banyak yang ‘TIDAK KITA KETAHUI’ tentang seseorang. Soal yang tersimpan di tepian paling jauh di dalam HATINYA, kedepankan PRASANGKA BAIK terhadap saudaramu, boleh jadi orang yang selama ini kita anggap sebagai calon penduduk NERAKA, ternyata penghuni FIRDAUS yang masih melangkah dibumi.

Jadi…Janganlah pernah menilai seseorang hanya dari… PENAMPILAN LUARNYA SAJA.

Semoga Bermanfa’at..

https://www.laduni.id/post/read/517154/kisah-pemabuk-dan-pezina-yang-ternyata-wali-allah.html