Kontribusi Santri dalam Membangun Bangsa dan Negara Indonesia

Laduni.ID, Jakarta – Sejarah Indonesia mencatat peran penting santri dalam perjuangan dan pembangunan bangsa, dimulai sejak masa kolonial hingga era kemerdekaan dan pembangunan modern. Sebagai kelompok yang dekat dengan ajaran agama dan moralitas, santri memberikan kontribusi besar tidak hanya dalam sektor keagamaan, tetapi juga dalam politik, pendidikan, sosial, dan kebudayaan.

Santri telah terlibat aktif dalam perlawanan terhadap penjajah, khususnya dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan. Sejarah mencatat beberapa tokoh ulama dan santri yang memainkan peran vital dalam melawan penjajahan Belanda. Sebut saja di antara sekian tokoh, misalnya Pangeran Diponegoro. Tercatat dalam sejarah bahwa Perang Jawa (1825-1830) yang dipelopori oleh Pangeran Diponegoro merupakan salah satu peristiwa penting dalam melawan kolonialisme Belanda.

Lalu ada KH. Hasyim Asy’ari, Pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Beliau menyerukan resolusi jihad pada 22 Oktober 1945, yang mendorong santri dan ulama untuk mengangkat senjata dalam mempertahankan kemerdekaan dari kembalinya kolonial Belanda yang bersembunyi di balik Sekutu. Resolusi jihad inilah yang kemudian dikenal dan diabadikan sebagai “Hari Santri” yang diperingati setiap tahun di Indonesia.

Adalah semangat resolusi jihad dari KH. Hasyim Asy’ari tersebut juga yang menggerakkan peristiwa heroik di Surabaya pada 10 November 1945. Seruan ini bukan sekadar panggilan agama, tetapi juga tindakan politik yang melibatkan moralitas dan patriotisme. Fakta sejarah ini diabadikan dalam banyak catatan sejarah, termasuk dalam buku

https://www.laduni.id/post/read/526229/kontribusi-santri-dalam-membangun-bangsa-dan-negara-indonesia.html