Kosmologi Tantra: Memahami Hubungan Erat antara Alam Semesta dan Diri

Tantra merupakan ajaran spiritual yang bersifat filosofis-mistis. Ajaran tantra termasuk dalam ajaran nusantara kuno yang telah dipelajari dan dipraktekkan nenek moyang kita. Khususnya di tanah Jawa dan Bali. Sangat memungkinkan bahwa Tantra mempengaruhi tradisi, laku spiritual, dan kepercayaan-kepercayaan yang muncul setelahnya.

Banyak faktor yang menyebabkan tantra tidak eksis kembali. Salah satunya karena munculnya ajaran – ajaran baru yang dianut oleh masyarakat. Tetapi ilmu tantra masih dapat kita jumpai di Bali, meskipun telah luruh bersama penghayatan ajaran hindu.

Tantra bukanlah suatu dogma agama tetapi laku spiritual untuk menelusuri kebahagiaan sejati yang ada dalam diri. Sejatinya di dalam setiap individu dan segala sesuatu terdapat zat tuhan yang menyatu. Zat tersebut tidak dapat dirasakan oleh individu karena tertutupi dengan sifat–sifat buruk atau awidya yang mengerak dalam diri seseorang. Cara untuk mengikisnya dengan memahami dan mengikuti laku spiritual yang terdapat dalam ajaran tantra. Adanya zat tuhan dalam setiap entitas di jagat raya bukan berarti kita menuhankan manusia, alam atau yang lain sebagainya selain tuhan.

Tetapi ajaran tantra meyakini bahwa jiwa yang ada dalam diri merupakan tetesan kecil jiwa universal yang maha segalanya yakni tuhan atau dalam tantra disebut dengan Sang Hyang Paramasunya. Kebahagian sejati tidak berasal dari luar diri. Kebahagiaan sejati berada di dalam diri yang jiwanya telah lebur dalam kemanunggalan bersama tuhan. Penyatuan ini dijadikan landasan konsep ilmu makrifat Jawa oleh Syekh Siti Jenar dengan istilah manunggaling kawula-Gusti.

Ilmu tantra dapat dijumpai dalam teks – teks tattwa yaitu teks yang berkaitan dengan filsafat ketuhanan nusantara yang sudah sangat tua umurnya. Mungkin saat kata Tantra disebutkan, pembaca mengartikannya dalam konotasi negatif yang hubungannya dengan persenggama-an. Sejatinya, ajaran tantra tidak menitik beratkan ajarannya hanya dalam kajian tentang senggama.

Baca juga:  Romo Louis Leahy dan Manusia Rohani

Banyak sekali kajian – kajian yang diajarkan dalam tantra. Salah satunya yakni kosmologi. Kosmologi tantra meliputi tuhan, jiwa dan alam. Serta hubungan manusia dengan semua itu secara berkesadaran penuh dan harmonis.

Prinsip tantra terkait kosmologi bersandar pada teori evolusi. Kosmologi tantra menyatakan bahwa alam semesta beserta isinya berovolusi secara material yang diiringi dengan evolusi kesadaran. Berevolusi secara kesadaran yang dimaksut adalah kesadaran sebagai hal yang metafisik. Alam semesta atau dalam tantra disebut bhuwana sangat penting untuk dipahami hakikat keberadaanya karena dalam bhuwana inilah manusia melangsungkan hidupnya untuk meningkatkan kualitas diri.

Para leluhur nusantara sangat menghargai alam. Karena pada hakikatnya, alam dan raga memiliki esensi yang sama, yakni zat tuhan yang ada didalamnya. Menyakiti alam maka sama saja dengan menyakiti diri sendiri. Alam juga disebut sebagai guru tertua manusia yang mengajarkan banyak hal dalam menjalani kehidupan.

Kosmologi Tantra menyatakan bahwa bhuwana terlahir dari penyatuan dua unsur yang sangat halus yakni unsur kejiwaan (purusha) dengan unsur material (prakerti). Dari pertemuan dua unsur halus tersebut, yang pertama lahirlah bhuwana agung atau jagat raya. Bhuwana agung ada dari refleksi kemahakuasaan sang hyang paramasunya sebagai inti dari sunya. Sederhananya, jagat raya mengada dari kekosongan kemudian akan kembali pada kekosongan. Sehingga semua materi bersifat sementara. Yang sesungguhnya ada dan kekal adalah kekosongan atau sunya itu sendiri.

Baca juga:  Surat Cinta Kiai Sahal Mahfudh untuk Adiknya di Banyuwangi

Setelah bhuwana agung, dalam tantra terdapat istilah bhuwana alit. Bhuwana alit atau mikrokosmos adalah satu kesatuan dengan bhuwana agung atau makrokosmos. Bhuwana alit dalam tantra merujuk kepada manusia. Agar manusia dapat mengalami kebahagian sejati, mereka harus benar – benar mengetahui rahasia sebagai bhuwana alit yang terhubung dengan jagat raya sebagai bhuwana agung. Dalam tantra, terdapat energi dan kekuatan mistik yang terkandung dalam keduanya.

Kemudian, dalam tubuh atau bhuwana alit terdapat suatu system yang tertata rapi dan terdapat pusat energy yang menggerakkan seluruhnya. Jarang sekali, manusia yang memahami keberadaan pusat energy tersebut. Untuk memahaminya, Tantra menganjurkan untuk menyelam kedalam diri. Tujuannya untuk kita mengenal diri kita sendiri sebelum mengenal orang lain dan jagat raya.

Sehingga begitu pentingnya manusia untuk tidak merusak jagat raya ini. Dan manusia berhak untuk menjaga kelestariannya. Karena dalam diri manusia dan jagat raya ini terdapat keterhubungan dari esensi yang sama. Ketika manusia dapat menyelaraskan dan menghubungkan energi dalam diri dengan jagat raya maka akan memudahkan manusia itu sendiri untuk memahami hakikat alam semesta itu sendiri.

Setelah itu, manusia akan memiliki pengetahuan yang tepat. Pengetahuan yang menuntun manusia untuk memahami kesejatian diri dalam laku batin. Sehingga menjadi bekal manusia untuk manunggal bersama Sang Hyang Paramasunya dan menemukan kebahagiaanya yang sejati.

Baca juga:  Kepada Kiai Bisri Syansuri, Kami Belajar Rendah Hati

Katalog Buku Alif.ID

https://alif.id/read/nnr/kosmologi-tantra-memahami-hubungan-erat-antara-alam-semesta-dan-diri-b246818p/