Laduni.ID, Jakarta – Saat ini masyarakat Indonesia memasuki momentum menjelang pesta demokrasi 2024. Tentu saja, proses ini perlu dikawal agar pelaksanaannya sesuai dengan amanat untuk pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil. Partisipasi aktif dari semua kalangan diperlukan, terlebih dari kalangan muda. Karena konteks ini, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU menggelar diskusi publik bertajuk “Pojok Kramat” dengan tema Pemilih Muda pada Pemilu 2024, Jumat (27/10).
Kegiatan yang dilaksanakan di Lobby Lantai 1 Kantor PBNU ini dihadiri narasumber yang ahli di bidangnya, di antaranya adalah Ketua Lakpesdam PBNU, Hasanuddin Ali, Influencer Cania Citta Irlainna dan Founder Total Politik Arie Putra dan dipandu oleh Ivan Aulia Ahsan, Pimred NU Online.
Dalam sambutannya, Ketua Lakpesdam PBNU, Hasanuddin Ali menjelaskan, bahwa diskusi publik ini diselenggarakan perdana dengan nama program “Pojok Kramat” bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi kajian di NU, sehingga bisa menjadi sarana menebarkan khazanah keilmuan kepada publik. Kegiatan ini bisa dinikmati oleh keseluruhan masyarakat karena tersedia di internet yang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Lakpesdam PBNU, YouTube TVNU dan juga live di instagram Lakpesdam.
“Rencananya setiap bulannya digelar dengan tema-tema berbeda dan mengundang Narasumber keren dan memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya,” ujarnya.
Gus Hasan berharap, Pojok Kramat ini dapat diikuti oleh warga NU yang bekerja ataupun aktif dalam mengurus NU, dan masyarakat pada umumnya. Lebih lanjut, pria yang juga Founder Alvara Research Center itu memaparkan bahwa tema perdana pada diskusi kali ini sengaja dibahas mengingat besarnya potensi pemilih muda yang mencapai 52 persen dari total daftar pemilih tetap yang dirilis oleh KPU sebagai penyelenggara Pemilu. Pemilih muda yang besar tentu menjadi target suara peserta pemilu. Banyak politisi yang membranding diri sebagai sosok yang dekat dengan pemilih muda dan siap untuk mengakomodir suara anak muda demi meraup suaranya.
“Pemilih muda yang memiliki karakter pragmatis dekat dengan dunia digital serta pengetahuan politik yang masih terbatas, rentan terhadap hoax, berita bohong yang akhirnya berpengaruh pada rasionalitas pemilih muda untuk menggunakan hak pilihnya. Potensi besar serta tantangan yang ada pada pemilih muda ini harus dibantu pengelolaannya agar nantinya pemilih muda mampu mempengaruhi kualitas demokrasi Indonesia lebih baik lagi,” jelas Gus Hasan.
Menurut Ketua Lakpesdam, ketertarikan anak muda pada politik bisa saja hanya terbatas pada karena ada warisan dari yang lebih tua, sehingga bagi anak muda politik bukan prioritas perbincangan mereka. Harus dillihat juga apakah anak muda tertarik dengan perbincangan politik di media-media diskusi politik.
“Anak muda saat ini mendominasi bidang di media sosial. Harapannya jangan sampai partisipask anak muda bukan hanya target pemenangan, tapi juga dilibatkan dalam hal harapan anak muda ke depan,” pesannya.
Selanjutnya, Kreator Konten sekaligus selebgram yang fokus juga pada masalah politik, Cania Citta mengungkapkan, selalu ada harapan untuk dinamika politik Indonesia. Anak muda memiliki peran dalam politik, bahkan dapat mempengaruhi perubahan politik. Cania mencontohkan, di Amerika ada perubahan kebijakan ketenagakerjaan diinisiatori anak muda.
“Kelompok anak muda ini juga ada kategori, misal didasarkan pada kondisi sosial ekonomi. Tentu akan berbeda di kota dan di desa tentang pandangan politik mereka. Anak muda saat menentukan pilihan politiknya lebih cenderung mana yang lebih bisa memberikan solusi terhadap permasalahan. Sehingga, melihat karakter ini peserta pemilu harus memikirkan strategi yang tidak statis, harus dinamis,” jelasnya.
Sementara itu, dalam paparannya Co-Founder Total Politik, Arie Putra menyampaikan pentingnya edukasi pemilih dan pendidikan politik untuk anak muda. Apabila tidak diberikan bekal ini, tidak dapat dipastikan bagaimana mereka menentukan pilihan secara rasional.
Lebih lanjut, Arie Putra juga mengidentifikasi bagaimana pengaruh anak muda dalam politik. Dalam politik, anak muda ini dikategorikan sebagai kategori politik yang rapuh. Pembekalan isu-isu fundamental bagi anak muda, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan anak muda untuk menentukan arah pilihan politik.
Dari kegiatan ini, pada akhirnya didapati satu benang merah bahwa semua pihak harus ikut menyukseskan hajatan lima tahunan ini agar berjalan secara jujur, adil dan berintegritas. Pemilih muda sebagai lumbung suara terbesar dapat memberikan sejumlah peran strategis dalam Pemilu 2024 mendatang dan turut serta terlibat dalam pembangunan negara ke depan. []
Pewarta: Nidhom (Staff Media Lakpesdam PBNU)
Editor: Hakim