Indramayu – Lesbumi sebagai salah satu Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia di bawah naungan Nahdlatul Ulama senantiasa ikut andil dalam perkembangan seni dan budaya, baik lokal, nasional ataupun internasional.
Lesbumi NU didirikan sebagai implikasi adanya kekuatan Lekra, organisasi kebudayaan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pada zamannya cukup berpengaruh di bidang kebudayaan. Sebagaimana dalam bidang-bidang lain, kegiatan yang dilakukan oleh PKI di bidang kebudayaan dengan sayap organisasi Lekra melakukan salah satu metode komunisme, yaitu meneror orang-orang dan golongan yang dipandangnya tidak sepaham dan tidak dapat diajak bekerja sama.
Dalam dunia sastra pun satu persatu sastrawan yang mempunyai paham berbeda dengan Lekra “diserang” dan “dikritik habis”, antara lain Sutan Takdir Alisjahbana dan Hamka (Masyumi). Buku-buku mereka dituntut supaya dilarang digunakan, baik di sekolah-sekolah maupun di masyarakat. Hal yang serupa juga dilakukan Lekra terhadap para pengarang penanda tangan manifes kebudayaan (manikebu).
Lesbumi didirikan bukan semata untuk menjawab problem-problem antara agama dengan seni dan budaya saja. Akan tetapi lebih jauh daripada itu, Lesbumi memiliki misi mengenalkan nilai-nilai Ahlussunnah Waljama’ah An Nahdhiyyah kepada para seniman, budayawan, dan masyarakat lokal ataupun manca negara.
Lesbumi PCNU Kabupaten Indramayu dengan dukungan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Indramayu senantiasa ikut serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan seni dan budaya baik di dalam kota maupun di luar Kota.
Setelah kemarin turut memeriahkan Hari Santri Nasional 2021 di Kabupaten Indramayu dengan membuat kegiatan inovatif berupa Parade Penulisan Mushaf Al Qur’an dalam sehari, yang melibatkan sekitar 700 santri asli Indramayu dan Lomba Pujian Kuna, sekarang Lesbumi PCNU Indramayu mendukung Lesbumi untuk menjadi Banom di NU.
“Sekarang saatnya kita mendukung Lesbumi menjadi Banom NU, sesuai kesepakatan Rakornas IV yang digelar kemarin di Jogjakarta pada Tanggal 28-29 Oktober 2021,” jelas Kanjeng Dayat Pituduh, ketua Lesbumi NU Indramayu.
Dukungan Lesbumi PCNU Kab. Indramayu ini juga disambut positif oleh Pengurus Cabang Lesbumi di kabupaten lainnya. Keputusan tersebut akan dibawa ke meja Muktamar NU yang akan digelar pada Desember 2021 di Lampung.
Senada dengan itu, Saefi, sekretaris Lesbumi PCNU Kabupaten Indramayu mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena pada akhir tahun 2021 ini telah memberikan gelar pahlawan nasional kepada Usmar Ismail, salah satu pendiri Lebumi NU.
“Selain sebagai pendiri Lesbumi NU, Usmar Ismail secara gerilya melawan pemikiran-pemikiran serta gerakan-gerakan Lekra pada zamannya. Ini adalah Kado istimewa bagi Lesbumi NU di semua tingkatan. Semoga ini menjadi energi baru yang positif bagi Lesbumi dalam melaksanakan kerja-kerja organisasinya sebagai garda depan dalam menghimpun dan mengkonsolidasikan ragam kegiatan adat istiadat, tradisi, dan budaya yang berbasiskan tauhid di Bumi Wiralodra,” terangnya.
Lebih lanjut, Saefi juga mengungkapkan saat ini terdapat 4 Lesbumi PCI (Pengurus Cabang Istimewa) di luar negeri yakni Rusia, Belanda, Riyadh, dan Western Australia (Perth). Selain itu, ada lebih dari 250 Lesbumi di tingkat kecamatan, 300 lebih pengurus anak ranting (tingkat desa), 116 pengurus cabang tingkat kabupaten, dan 8 pengurus wilayah (tingkat provinsi) yang siap mendukung Lesbumi sebagai Badan Otonom (Banom) di Nahdlatul Ulama.
Sementara itu, Mundirun, Bendahara Lesbumi PCNU menjelaskan bahwa satu-satunya aset bangsa ini yang secara efektif dapat digunakan untuk melawan arus dan penetrasi global adalah kebudayaan. Sedangkan NU adalah basis serta jalan dari segala kebudayaan yang berbasis ketauhidan.
“Persiapan dan konsolidasi organisasi harus tetap dijaga dan dilakukan untuk kembali ke harakah kebudayaan yang telah dilakukan Lesbumi di kancah Nasional. Dalam Kurun waktu kurang dari 5 Tahun Lesbumi mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia khususnya di Bumi Wiralodra Indramayu. Lesbumi bagaikan Gentong (Cawan) Muslim pada musim penghujan, tumbuh secara aktif dan swadaya di berbagai daerah,” lanjut pria yang akrab disapa Mang Dirun.
Prinsipnya, lanjutnya, wahana kaderisasi yang akan dilakukan Lesbumi adalah melalui asas SAPTAWIKRAMA (Tujuh Prinsip Kebijaksanaan Kebudayaan), yang nanti dinamakan ASTAWIKRAMA di seluruh tingkatan pengurus, dan Pesantren Ramadhan Islam Nusantara (PRAMISTARA) untuk santri-santri di pondok pesantren.
Mang Dirun juga menegaskan bahwa kembalinya Lesbumi sebagai Banom adalah sebuah Kebutuhan berdasarkan pada realita kinerja dan capaian kerja Lesbumi selama ini. Hasil Rakornas IV ini akan diajukan untuk menjadi bahan diskusi dalam komisi organisasi nanti pada Muktamar NU 34 di Lampung.[]
Penulis: Mundirun | Editor: Masyhari