Penulis: Dewi Rofiqoh || Editor: Masyhari
Toko kelontong adalah toko yang menjual kebutuhan sehari-hari. Dagangan yang dijual biasanya peralatan dan kebutuhan rumah tangga, seperti beras, bumbu dapur, peralatan mandi, sabun mencuci pakaian, pembersih rumah, makanan dan lain sebagainya.
Toko kelontong termasuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan pernah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia saat krisis 1989. Eksistensi toko kelontong sampai saat ini juga masih sangat baik, meskipun berada di tengah marak munculnya banyak minimarket yang menawarkan pengalaman belanja lebih praktis.
Eksistensi toko kelontong ini tentu saja karena aksesnya yang mudah dijangkau dan berada tepat di tengah-tengah permukiman warga. Selain itu juga meminimalisir waktu karena aksesnya lebih dekat dan risiko antri saat berbelanja lebih kecil.
Hampir setiap desa pada setiap RT terdapat paling tidak satu toko kelontong. Begitu pula dengan toko kelontong yang berdiri di Desa Sawocangkring yang bertepatan dengan tempat KKN (Kuliah Kerja Nyata) mahasiswa Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sidoarjo.
Toko kelontong ini memiliki peluang sangat besar, karena berada jauh dari minimarket. Sehingga banyak warga setempat yang memenuhi kebutuhannya sehari-hari dari toko kelontong ini. Salah satu kebutuhan warga setempat yang belum terpenuhi dari toko kelontong ini adalah layanan pembayaran tagihan bulanan seperti PLN, pulsa, dan paket data. Di samping itu, masalah lainnya adalah jasa transfer antar bank karena banyak masyarakat yang masih kesulitan mengoperasikan mesin ATM sebagai penunjang layanan transfer bank.
Kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi ini menjadi perhatian utama mahasiswa KKN Umaha dari Kelompok 7, KH. As’ad Syamsul Arifin, untuk membuka peluang baru bagi pelaku UMKM toko kelontong dengan menambahkan layanan bisnis PPOB (payment point online bank) yang bisa menambah layanan penjualan pulsa, paket data internet, PLN, dan transfer bank.
Pelaku UMKM toko kelontong sebelumnya sudah menjual layanan PPOB pulsa, namun dengan cara konvensional yaitu dengan menjadi reseller agen dengan mengirim nomor pelanggan ke agen melalui WhatsApp. Dalam pelaksanaannya mengalami banyak kendala waktu tunggu yang lama karena menggunakan pihak ketiga, dan juga pembagian keuntungan yang kecil.
Alat penunjang untuk menjalankan bisnis PPOB sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Mahasiswa KKN UMAHA memberikan solusi atas kebutuhan masyarakat ini dengan membantu penambahan layanan penjualan PPOB dengan aplikasi karya anak bangsa, Fastpay.
Aplikasi ini menyediakan berbagai layanan bisnis seperti pulsa, paket data, PLN, transfer bank, dan lain-lain yang memiliki tampilan mudah digunakan. Aplikasi ini membantu memberdayakan UMKM toko kelontong untuk menambah layanan bisnis dan membantu warga setempat untuk memenuhi kebutuhan tagihan setiap bulannya.[]