Laduni.ID, Jakarta – Tujuan puasa ramadhan sudah sangat jelas dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah 183 dan 185, ayat tersebut menjelaskan salah satu tujuan berpuasa adalah menjadikan kita semakin bertakwa, selain itu dengan berpuasa mendidik kita untuk berlatih sabar, seperti yang telah disabdakan Rasulullah SAW. “Berpuasa sebagian dari sabar” dan Allah berfirman :
(10 :إِنَّمّا يُوَفَّى الصّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْر حِسَاب (الزمر
Karena puasa melatih kita untuk bersabar. Bersabar dalam hal apapun yang berhubungan dengan dzohir maupun batin.
Adapun manfaat dibalik melaksanakan puasa :
Pertama, puasa akan menjaga penglihatan kita dari luasnya pandangan sampai pada setiap sesuatu yang di makruhkan dan hal-hal buruk, dan setiap hal yang menyenangkan hati sampai melupakan untuk mengingat Allah SWT.
Kedua, dengan berpuasa lisan akan terjaga dari berbicara bohong, ghibah, adu domba dan berkata jelek.
Ketiga, puasa bisa menjaga telinga dari mendengarkan hal-hal yang di makruhkan, karena setiap sesuatu yang haram di ucapkan haram pula untuk di dengarkan. Karena itu Allah menyamakan antara mendengar perkara haram dengan makan perkara haram.
Firman Allah SWT :
سَمَّاعُونَ لِلْكَذْبِ أَكَّلُونَ لَلسُحْتِ” المائدة: 42
Keempat, puasa menjaga tangan dan kaki untuk mngerjakan dosa dan kegiatan yang di makruhkan, dan menjaga perut dari perkara syubhat saat berbuka, maka tidak bermakna puasanya seseorang jika berpusa dari makanan halal dan berbuka dengan yang haram. Itu bisa disamakan dengan orang yang membangun istana akan tetpi menghancurkan kotanya. Rasulullah saw. bersabda :
كم من صائم ليس له من صومه إلا الجوع والعطش
“kebanyakan orang berbuasa tidak mendapatkan puasanya kecuali lapar dan dahaga.”
Hal tersebut bisa terjadi ketika berbuka dengan yang haram, terdapat pendapat lagi, hadits di atas bisa artikan shoim berpuasa dengan makanan halal dan berbuka dengan dagingnya manusia karena telah ghibah, sedangkan ghibah itu haram. Hal itu juga bisa diartikan karena anggota tubuh tidak di jaga dari melakukan dosa.
Kelima, berpuasa tidak seharusnya memperbanyak atau berlebihan makanan yang halal pada waktu berbuka, sekiranya makanan itu memenuhi perut. Sesuatu dari tempat (wadah) yang dibenci Allah adalah perut yang sesak dari perkara halal (berlebihan). Dan bagaimana bisa mendapatkan faedah berpuasa jika Allah membenci, dan melampiaskan kesenangan saat berbuka tiba, mengganti apa-apa yang telah terlewat mulai dari pagi ?
Terkadang banyak juga macam-macam makanan, sehingga menjadi kebiasaan menyimpan seluruh makanan hanya untuk bulan Ramadhan, makanan itu dimakan di bulan Ramadhan akan tetapi tidak dimakan di bulan-bulan biasa. Dapat diketahui maksud berpuasa itu mengkosongkan perut dan mengahancurkan hawa nafsu supaya nafsu bisa taqwa.
Ketika perut ditahan dari pagi hari sampai ‘isya sampai tergeraknya syahwat dan keinginan perut kemudian diberi makanan lezat dan mengenyangkan maka akan bertambahlah kenikmatan dan kekuatan perut, dan membuncahlah segala keinginan yang diharapkan oleh perut(karena keinginan perut ditahan oleh puasa), padahal biasanya perut merasa tenang-tenang saja saat dibiarkan saja, tidak berpuasa (karena apa yang diinginkan perut, langsung di makan. Puasa ibarat bendungan).
Ruh dan rahasianya puasa itu melemahkan kekuatan, maksud dari kekuatan disini adalah kuat menolak ajakan setan untuk kembali melakukan perbuatan jelek, hal tersebut akan berhasil dengan menyedikitkan makan. Seseorang yang menjadikan antara hati dan dada ketergantungan dari makanan maka dia seperti istana hati yang tertutup.
Keenam, dalam berpuasa ketika berbuka hati merasa khawatir antara takut dan berharap, karena bisa jadi puasa nya di terima atau di tolak.
https://www.laduni.id/post/read/59761/manfaat-tersembunyi-dalam-menjalankan-puasa.html