Hidup tak ubahnya upaya terus menelaah gejala demi gejala yang terjadi. Kita melatih diri dalam membuka segala tabir di sana. Keraguan adalah modal pertama. Kemauan bernalar dan berpikir adalah tahapan selanjutnya dalam meniti setiap peristiwa kehidupan. Itu semua tak terlepas dengan proses manusia akan ilmu dan pengetahuan. Realitas menghendaki, untuk mengerti dunia, perlu menaruh akan keduanya.
Matematika, kemudian menjadi satu keilmuan yang syarat untuk membongkar berbagai rahasia demi rahasia. Matematika memberi kisah akan penalaran, kemampuan berpikir, hingga keindahan. Nama demi nama dalam sejarah ilmu dan pengetahuan mengisahkan pertautannya dengan matematika. Matematika dapat dimiliki oleh banyak orang, dengan catatan mereka memiliki kesetiaan.
Di beberapa masa, matematika dihadirkan dalam uraian demi uraian berhubungan di dalamnya melalui keberadaan ensiklopedia. Di Majalah Basis edisi Juli-Agustus 2000, melalui esai “Ilmu untuk Penghidupan dan Kehidupan”, kita mendapatkan keterangan yang ditulis Andi Hakim Nasoetion: “Keterangan tentang pengetahuan dasar yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan sehari-hari atau tidak sehari-hari itu sesungguhnya dapat dirujuk kembali dari kamus, buku-ajar, atau ensiklopedi.”
Andi Hakim Nasoetion menyebut “ensiklopedi” seakan mengesahkan kehadiran buku-buku esnsiklopedia yang dihadirkan pada khalayak umum. Kita kemudian diingatkan oleh dua nama penting, ST. Negoro dam B. Harahap yang menyusun Ensiklopedia Matematika yang diterbitkan oleh Ghalia Indonesia pertama kali pada 1985. Pada perkembangannya, buku tersebut mengalami beberapa kali cetak ulang. Itu menandakan bahwa buku laris dan diperlukan oleh khalayak.
Pada 2022, kita berkesempatan menyimak cetakan pertama untuk edisi ketiga di 2017. Sematan “edisi” merujuk pada pembaharuan demi pembaharuan di dalamnya, baik itu perbaikan maupun penambahan materi. Pihak penerbit menulis di bagian pengantar: “Perkembangan peradaban manusia tidak terlepas dari ilmu-ilmu dasar (Basic Sciences) sebagai basis logika berpikir. Matematika telah banyak mengajarkan manusia mengenal dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di sekelilingnya.”
Halaman demi halaman disajikan oleh St. Negoro dan B. Harahap dengan lema demi lema berhubungan matematika disesuaikan urutan abjad. Mereka menyebutkan istilah kata, memberikan uraian, sesekali menunjukkan gambar, dan memberikan contoh melalui persoalan sebagai pndalaman. Hanya saja, sekilas terbaca kita mudah menduga: keberadaan ensiklopedia ditujukan kepada ranah pendidikan tinggi.
Kita dapat mengenalisis dengan modal memahami akan pola kebahasan yang dituliskan mereka. Uraian maupun pengertian yang diungkapkan merujuk pada bahasa dewasa. Pun, juga model soal yang dihadirkan dengan tingkatan yang dapat dikatakan lanjut. Dari sanalah kehadiran buku terduga menjadi bekal dominan mahasiswa di perguruan tinggi, yang tentunya tak sebatas untuk dihafalkan lema demi lema yang ada.
Matematika dalam benuk ensiklopedia dapat ditemukan dengan suasana ramah ketika menilik Ensiklopedia Matematika & Peradaban Manusia garapan Wahyudin dan Sudrajat. Buku diterbitkan CV. Tarity Samudra Berlian pertama kali pada tahun 2002. Di tahun 2003, masuk cetakan kedua dengan tambahan keterangan: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan Proyek Pengembangan Sistem dan Standard Perbukuan Dasar dan Menengah Tahun Anggaran 2003.
Di bagian prakata, penerbit menulis: “Penerbit berharap Ensiklopedi Matematika dan Peradaban Manusia ini dapat menjadi salah satu acuan bagi para siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar. Semoga para siswa dapat mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan di bidang matematika melalui ensiklopedi ini.”
Keterangan itu mengesahkan keeradaan ensiklopedia menjadi penting untuk pembelajaran di tingkatan siswa. Para siswa diajak berkelana pada tiap halaman demi halaman sebagai bagian dari eksplorasi ilmu dan pengetahuan. Kita dapat memberikan bandingan dari ensiklopedia garapan St. Negoro dan B. Harahap. Baik itu kemasan, uraian, hingga sajian gambar yang digunakan untuk menguatkan imajinasi para peserta didik.
Di ensiklopedia itu, tak disajikan berdasarkan urutan abjad, namun didasarkan pada pembabakan dari matematika: Aljabar, Bilangan, Geometri, Pengukuran, Proporsi, Statistika, dan Himpunan. Penyajian lebih tersistem dan terstruktur dalam konsep ilmiah. Selain itu, masa-masa lalu menjadi cakupan dalam uraian materi, baik itu sejarah dan keberadaan tokoh yang terlibat dalam perkembangan ilmu.
Selain itu, gambar yang dihadirkan dalam buku dengan kertas konstruk dan berwarna itu mengisahkan keindahan dalam perkembangan dan perubahan panjang di dalam matematika. Ensiklopedia terkesan mewah dan mengajak berbagai pihak untuk memilikinya dalam memenuhi keutuhan dan keperluan bermatematika. Kita ingin menegaskan, ensiklopedia matematika bukanlah sesuatu teks yang kaku. Namun, penuh keluwesan dengan kejutan yang dihadirkan.[]
https://alif.id/read/joko-priyono/matematika-di-halaman-ensiklopedia-b246559p/