Mau Dibawa Kemanakah Indonesia di Masa Depan?

Laduni.ID, Jakarta – Ketika para pemimpin top dunia menyetujui batas kenaikan panas bumi hingga 2 derajat, apakah akan mulai kelihatan barisan pulau-pulau tersembunyi yang ada di Indonesia? Sebagaimana yang dijelaskan oleh Prof. Arysio Santos, apakah pembenaran Atlantis yang hilang itu telah ditemukan di Indonesia?

Lantas, setelah ditemukan, untuk apa? Ada agenda apa lagi setelah itu merujuk ke daratan yang sekarang masih 17.000-an pulau itu? Apakah agenda lama seputar banjir bah besar Nuh?

Mengapa di Indonesia? Konon, menurut guru saya, yang dulu masih sering ngajak kongkow berdua dari menjelang malam sampai dini hari, sembari menghabiskan beberapa bungkus rokok tak terasa habis, sebagai teman beliau bercerita panjang lebar, dan saya mendengar dengan menyimak baik-baik. Yaitu, Indonesia masih ada 8 lagi pusat kekayaan alam setara Freeport yang belum dieksplorasi.

8 kekayaan alam setara Freeport yang belum dieksplorasi? Lha 1 Freeport saja mampu membuat Amerika Serikat yang asal mulanya negara yang diambang kebangkrutan menjadi negara super power? Bagaimana jadinya bila 8 kekayaan alam Freeport itu dieksplorasi oleh Indonesia? Apakah Indonesia tiba-tiba akan menjadi negara yang 8 kali lebih maju daripada  Amerika Serikat kah?

Wallahu A’lam Bishawab.

Lantas, bagaimanalah nasib kita di masa depan?
Para sesepuh bangsa, para founding fathers bangsa ini sudah tidak ada semua, mereka sudah dipanggil Yang Maha Kuasa dan kini mereka mungkin sedang khawatir dengan nasib kita semua ini, para ahli warisnya.

Kini mungkin, penerus founding fathers bangsa ini sudah sampai ke generasi ke-3 an, hanya beberapa tokoh generasi ke-2 saja pewaris founding fathers yang masih tersisa, masih sehat, dan masih hidup. Sebutlah misalnya bu Megawati sebagai penerus Bung Karno, Gus Mus sebagai penerus Mbah Bisri, siapa lagi?

Mayoritas kini sebagai generasi ke-3 dari founding fathers bangsa ini, yang memiliki tantangan sangat besar untuk tetap menjaga NKRI, bangsa ini, tanah air ini, tetap rukun, tentram, dan damai. Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan besar di tengah moment mendekati pemilu pemilihan Presiden yang menjadi satu dengan pemilihan partai ataupun calon legislatif semua tingkatan, baik DPR, DPRD, maupun DPD. 

Moment-moment ini saling bertemu, akankah saling bertabrakan satu sama lainnya?

Saya pribadi sangat menaruh hormat kepada para beliau-beliau, para guru saya, yang dengan teguh memegang khidmat bahwa NU tidak berpolitik praktis dan tidak berpihak kepada salah satu calon. Betapa hebat dan betapa dahsyatnya perjuangan ini.

Saya melihat para guru saya ini, perlahan mulai banyak ditinggalkan, dan masing-masing terus berancang-ancang dan berusaha untuk melakukan bargaining position untuk kepentingan jangka pendek masing-masing, memiliki saham kepada para kontestan.

Apakah itu salah?

Wallahu A’lam Bishawab.

Pemilu kurang beberapa waktu lagi, tiga bulan? 
Tiap kontestan sudah sangat menggebu-gebu, bersemangat, untuk menjadi calon terpilih. Lantas, bagaimana para pihak yang menjaga dan memelihara medan pertempuran kontestasi tersebut?

Semoga mereka semua paham dan sadar serta terus mengantisipasi, “bagaimana kondisi Indonesia ke depan?”

Janganlah mereka semua menjawab dengan jawaban, yang menurut saya, tidak bertanggung jawab, “Wallahu A’lam Bishawab”…

Bogor, sore dalam rintik hujan
Salam Indonesia Mercusuar Dunia

Penulis: Cak Usma

https://www.laduni.id/post/read/517949/mau-dibawa-kemanakah-indonesia-di-masa-depan.html