Mbah Maimoen Zubair: Motif Nabi Isa Diturunkan Kembali ke Muka Bumi Adalah untuk Menikah

Nikah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan oleh Allah. Oleh karena begitu pentingnya nikah sampai-sampai Allah menyariatkan kepada orang-orang suci dari kalangan para nabi dan rasul sejak zaman Nabi Adam hingga Rasulullah Saw. Bahkan Allah tidak akan memberikan gelar nubuwah kepada seorang nabi ke dunia ini kecuali setelah ia menikah. Agak sedikit berbeda kasusnya dengan Nabi Isa, sebelum ia menikah Allah sudah mengangkatnya terlebih dahulu ke langit, namun kelak menjelang hari kiamat akan diturunkan kembali ke bumi. Apa motifnya?

Allahu yarham K.H. Maimoen Zubair (w. 2019 M) menjelaskan dalam Kitab Nubzat al-Anwar wa Fawaid al-Akhyar terbitan Lajnah Ta’lif Wan Nasyr Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, bahwa motif Nabi Isa diturunkan kembali ke bumi tak lain adalah sebagaimana yang sudah Allah janjikan kepada para nabi lainnya. Mereka akan dikarunia isteri, bahkan diantara mereka ada beberapa yang dikaruniai banyak isteri.

Allah berfirman dalam al-Qur’an surah al-Ra’d ayat 38 yang artinya, “Dan sungguh Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.” Ayat ini memberikan isyarat signifikan bahwa para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad itu menikah, tak terkecuali Nabi Isa.

Seorang sejarawan Mesir yang merupakan murid dari Imam Jalaluddin Abdul Rahman Al-Suyuti (w. 911 H / 1505 M), Abu al-Barakat Muhammad bin Ahmad bin Iyas al-Hanafi (w. 930 H / 1524 M) dalam kitabnya Badai’ al-Zuhur fi Waqai’ al-Duhur terbitan Musthafa al-Bab al-Halafi menjelaskan, sesungguhnya Nabi Isa akan menikah dengan wanita dari penduduk Asqalan dan dikaruniai dua orang anak. Kemudian ia menunaikan ibadah haji ke Baitullah dan setelah itu berziarah ke makam Rasulullah. Ia tinggal di sana hingga ia sakit dan akhirnya wafat. Jenazah Nabi Isa pun disemayamkan di samping makam Rasulullah. (Badai’ al-Zuhur fi Waqai’ al-Duhur hal. 126).

Baca juga:  Tafsir Surah al-Fatihah (2): Keutamaan dan Sebab Diturunkannya

Dalam kitab ini Ibn Iyas mengupas tuntas tentang pelbagai kejadian di alam semesta mulai dari awal mula penciptaan langit dan bumi beserta isinya, serta kisah manusia pertama (Nabi Adam) diciptakan dan diakhiri dengan turunnya Nabi Isa ke muka bumi.

Selanjutnya, dalam kitab Mukhtashar Tazkirat al-Qurthubi karya al-Syaikh Abdul Wahab al-Sya’rani (w. 973 H / 1565 M), ada riwayat lain menyebutkan bahwa ketika Nabi Isa turun ke muka bumi, menikah dan mempunyai anak, masa hidupnya sekitar 45 tahun sampai akhirnya wafat dan dikebumikan di samping kuburan Rasulullah. Abu al-Laits al-Samarqandi (w. 373 H / 983 M) berpendapat bahwa setelah membunuh Dajjal, Nabi Isa menikahi seorang perempuan dari bangsa Arab dan memiliki seorang anak perempuan namun tak lama anak itu meninggal. Sedangkan Ka’ab berbeda pendapat dengannya, ia mengatakan bahwa Nabi Isa mempunyai dua anak laki-laki, mereka bernama Muhammad dan Musa.

Mengapa nikah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan bahkan sangat dicintai oleh Allah? Karena nikmat yang paling utama adalah ketika kita masuk ke dalam surga, sedang di sana Allah sudah menyambut kita dengan jamuan istimewa kemudian Ia berkata kepada kita, “Tinggallah kamu beserta pasanganmu di surga-Ku ini sebagaimana kakek moyangmu Adam.” Maka ketika salah seorang diantara kita masuk surga sedang ia tidak mempunyai pasangan di dunia, sungguh hal itu merupakan suatu imperfeksi yang fatal. Sebab dalam perjamuan itu kita tidak didampingi oleh seorang raja ataupun permaisuri.

Baca juga:  Bani Israel dalam Al-Qur’an (2)

Kenapa demikian? karena orang yang masuk surga akan diangkat derajatnya oleh Allah dan diberikan kedudukan melebihi para raja manapun di dunia ini. Dan seorang raja yang tidak memiliki pasangan merupakan aib yang kentara.

Di dalam sebuah hadis juga disebutkan, “Kekurangan orang yang masuk surga adalah ketika ia tidak mempunyai pasangan di dunia.” Karenanya, Adam diturunkan ke dunia itu salah satunya adalah untuk menyariatkan tata cara menikah. Dalam peristiwa itu terdapat makna dan hikmah yang besar. Seandainya Nabi Adam tidak diturunkan ke muka bumi, lantas bagaimana cara anak cucunya melangsungkan pernikahan? Sedangkan pernikahan di surga merupakan privilage yang hanya diberikan Allah kepada Nabi Adam dan Rasulullah.

Nabi Adam dinikahkan dengan Hawa dan diwalikan langsung oleh Allah, sedang yang berlaku sebagai saksi adalah malaikat dunia (Mikail) dan malaikat akhirat (Israfil). Begitu pula dengan Rasulullah, Allah sendiri yang menikahkannya dengan Sayidah Zainab dengan disaksikan oleh Mikail dan Israfil. Maka prosesi pernikahan yang langsung diwalikan oleh Allah itu hanya ada dua, pernikahan Nabi Adam dan pernikahan Rasulullah.

https://alif.id/read/anm/mbah-maimoen-zubair-motif-nabi-isa-diturunkan-kembali-ke-muka-bumi-adalah-untuk-menikah-b240146p/