Doa khatam Al-Qur’an sepertinya tak kalah pentingnya dengan khataman itu sendiri. Aneh rasanya jika habis menyelesaikan bacaan kitab suci 30 juz begitu saja, tanpa doa memungkasinya. Jika tanpa doa, bukan saja tidak utama, tetapi ada nada merehkan. Itu sebabnya, doa khatam Al-Qur’an dan termasuk wiridnya, amat diperhatikan oleh ulama terdahulu. Dalam artikel ini penulis mengajak Anda menengok naskah kuno atau manuskrip yang berisi doa khatam al-Qur’an, serta do’a dan dzikir lainnya. Apa yang dikaji dalam naskah kuno tersebut?
Sebelum kita membahas jauh terkait naskah kuno tersebut, alangkah lebih baiknya mari kita cari tau diskripsi singkat terkait naskah kuno tersebut. Naskah kuno yang berjudul “Do’a Khatam Qur’an” ini berada di web Khasanah Pustaka Nusantara (KHASTARA) dengan catalog ID 60637; kode BR 196.
Naskah tersebut dapat diakses oleh umum dan dapat diunduh bebas dengan format file PDF di link website http://khastara.perpusnas.go.id/landing/detail/60637/1. Naskah ini ditulis dengan aksara Arab ( Jawi ) dan menggunkan bahasa Indonesia. Naskah Kuno ini tersimpan di Perpustakaan Nasional RI.
Kondisi naskah ini masih terlihat sangat baik, dapat dilihat dari segi kualitas kertas dan kejelasan penulisan masih terlihat sangat jelas. Kertas yang digunakan oleh naskah kuno ini adalah kertas eropa, karena terdapat tanda watermark yang berada di kertas tersebut. Deskripsi fisik dari naskah ini mempunyai ketebalan 17 x 21 cm dan berjumlah 19 halaman. Naskah ditulis menggunakan tinta hitam dan tinta merah sebagai rubrikasi (hanya untuk penekanan suatu arti pada teks tersebut).
Dalam naskah kuno tersebut berisi tentang doa dan dzikir, berikut beberapa doa yang terdapat di dalamnya yaitu terdiri dari doa untuk orang yang meninggal, doa khotmil qur’an riwayat Imam Nawawi, doa niat memandikan mayat laki-laki dan mayat perempuan (mayat yang dewasa dan kecil), niat shalat mayat laki-laki dan mayat perempuan (mayat yang dewasa dan kecil), tata cara doa shalat mayat laki-laki maupun perempuan mulai dari takbir sampai salam, doa niat bersuci dari buang air seni, doa niat mandi besar ketika bermimpi dan berhubungan, doa niat mandi haid, doa niat memasuki bulan Ramadan, doa niat puasa, doa niat sahur dan buka puasa, doa niat qadha puasa Ramadan, doa niat mandi jika puasa bulan haji, doa niat puasa tarwiyah dan arafah, doa niat mandi jika bulan muharam, doa niat sunnah tahiyatul masjid, dan tergantung amaliyah ibadah. Diakhir bab naskah berisikan tanggal diselesaikannya naskah pada hari ahad, 30 April atau 19 Jumadil Akhir 1772 masehi. Begitulah isi dari naskah kuno “Doa Khatam Qur’an” hanya berisikan tentang doa dan dzikir.
Artikel ini hanya akan membahas doa khotmil qur’an riwayat Imam Nawawi yang terdapat pada naskah kuno. Khatam al-Qur’an merupakan sebuah kebanggaan tersendiri dengan rasa syukur mendalam bagi pembacanya. Maka dari itu tidak heran jika konon, sayyidina anas bin malik memngundang sanak saudaranya ketika khatam al-Qur’an. Salah satu do’a indah yang dikarang oleh Imam Nawawi ini cukup panjang. Berikut do’anya :
Allahumma irham nafsahu wa biladahu wa shun ittiba’ahu wa ajnaadahu wan shurhu ‘ala a’daiddini wa saairil mukhalifiina wa waffiqhu lo izaalatil munkaraati wa idzharil mahaasini wa anwa’il khairati wa zid al-islaama bi sababihi dzuhuuran wa a’izzahu wa ra’iyyatahu I’zaazan baahiran
Artinya :
“Ya Allah, perbaikilah para pemimpin muslimin dan jadikanlah mereka berlaku adil terhadap rakyat mereka, berbuat baik kepada mereka, menunjukkan kasih sayang dan bersikap lemah-lembut kepada mereka serta memperhatikan maslahat-maslahat mereka. Jadikanlah mereka mencintai rakyat dan mereka dicintai rakyat. Jadikanlah mereka menempuh jalan-Mu dan mengamalkan tugas-tugas agama-Mu yang lurus.”
Demikianlah do’a khotmil Qur’an riwayat Imam Nawawi, dari doa di atas dapat disimpulkan bahwa dot tersebut kita meminta keberkahan membaca Al-Qur’an dan kemaslahatan (kemakmuran) untuk negeri ini, serta dijauhkan sosok pemimpin yang tidak mampu mensejahterakan rakyatnya.
Jadilah pemimpin yang yang mampu mengayomi, mensejahterakan, dan bertanggung jawab atas tugas-tugas yang sudah menjadi amanah sebagai pemimpin. Karena sosok seorang pemimpin adalah panutan bagi rakyta atau anggota dalam suatu kepengurusan, jika pemimpin mampu memberi contoh yang baik maka akan dipastikan rakyatnya pun akan berbuat baik.
https://alif.id/read/rap/membaca-naskah-kuno-berisi-doa-dan-dzikir-khatam-al-quran-b237842p/