Laduni.ID, Jakarta – Dikisahkan Syekh Ibrahim al Matlubi, seorang ulama terkenal bertemu dengan seorang pemuda dalam sebuah pertemuan. Pemuda itu kaya dan rajin beribadah. Disebutkan bahwa pemuda itu selalu memberikan bantuan dan pertolongan kepada fakir miskin.
Syekh Ibrahim sangat terkesan, kemudian beramah tamah dengan pemuda tersebut. Namun ada yang janggal terhadap pemuda tadi. Ia tampak murung seperti memikirkan sesuatu. Lalu Syekh Ibrahim berkata “Wahai anak muda tampaknya ada sesuatu yang membebani pikiranmu.”
“Iya,”jawabnya singkat.
Syekh Ibrahim kemudian memandang pemuda tersebut dengan sorot mata yang tajam. Ulama ini dikenal mempunyai ketajaman mata batin. Tidak seberapa lama Syekh Ibrahim berkata, “Wahai anakku apa yang salah denganmu. Engkau rajin sekali beribadah dan beramal shaleh namun kamu tampak murung. Barangkali ada orang yang tidak ridha terhadapmu?”
“Ya memang ada. Orang tuaku yang tidak ridha denganku,” jawabnya.
“Ayo kita ke kuburannya. Barangkali mereka akan ridha kepadamu,” ajak wali tersebut ke tempat orang tua dia dikubur.
Lantas mereka berjalanlah berangkat, wali tersebut dan pemuda ke kubur yang dimaksud.
Dalam catatan Syekh Yusuf Al Kurdi yang ikut waktu itu terjadi keajaiban. Syekh Yusuf berkata, “Demi Allah aku benar-benar melihat orang tuanya keluar dari kubur sambil membersihkan debu dari kepalanya ketika Syekh Ibrahim al Matlubi memanggilnya.
Syekh Ibrahim tampak berdiri dan kemudian berkata, “Orang-orang fakir datang kepada anakmu untuk mendapat pertolongannya. Semoga hatimu senang dengan anakmu ini.”
Maka orang tua pemuda tersebut berkata, “Aku bersaksi kepada Anda semua bahwa aku telah rela dengannya.”
Setelah itu Syekh Ibrahim berkata,” Kembalilah ke tempat asalmu.”
Maka jenazah orang tua si pemuda itu masuk ke kuburnya lagi. Menurut Syekh Yusuf peristiwa ini terjadi di Masjid Jami Syarafuddin di ujung Kota Hasiniyah Mesir.
Banyak keistimewaan yang dimiliki oleh Syekh Ibrahim. Selain cerita diatas Syekh Ibrahim merupakan ulama yang ‘dimentori’ langsung oleh Rasulullah SAW. Sufi besar Abdul Wahab as Sya’roni menulis dalam kitabnya Thabaqat al Auliya’: Beliau dalam poros besar kewalian. Beliau tidak memiliki syekh selain Rasulullah SAW. Dia sering bermimpi dalam tidurnya dan menceritakan pada ibunya. Ibunya berkata, “Anakku, laki-laki itu adalah orang yang bisa bertemu Nabi SAW dalam keadaan terjaga.”
Setelah itu beliau bisa bertemu dengan Nabi SAW dalam keadaan terjaga.” Kemudian bisa bertemu dengan Nabi SAW dalam keadaan sadar dan berbicara dengan beliau dalam berbagai hal. Ibunya berkata, “Sekarang engkau telah memulai derajat kelelakian.”
Sumber: Afdhal al Salawat ‘ala Sayyid as Sadat Karya Yusuf bin Ismail an Nabhani (diterjemah oleh Muzammal Noer, penerbit Mitra Pustaka, Cetakan I Desember 2003)
https://www.laduni.id/post/read/74642/membangkitkan-jenazah-dari-alam-kubur.html