Mencari Kiblat Cinta

Laduni.ID, Jakarta – “Cintaku untuk Siapa?” Tentu mudah menjawabnya, “Untuk Allah dan Makhluk-Nya!” Tuntas bukan. Tapi tak sesederhana itu, tentu diperlukan narasi yang dapat mengurangi dahaga intelektual para pecinta, yang notabene adalah insan manusia di mana pun kita berada.

Baiklah kita mulai sembari sedikit kernyitkan dahi. Ada yang berkata “Hidup tanpa cinta bagaikan taman tak berbunga” begitulah kata para pujangga. Cinta menjadikan hidup indah nan bahagia. Tanpa cinta hidup terasa suram dan hampa. Beruntunglah para pecinta yang menebarkan pesona cinta kepada apa dan siapa saja.

Cinta kepada Allah selamat dunia akhirat. Cinta Nabi mengharap syafa’at. Cinta pasangan adalah syahwat. Cinta kepada orang tua tanpa syarat. Cinta guru adalah berkat manfaat. Cinta sahabat menjadi terhormat. Cinta majikan patuh mufakat. Cinta lingkungan mendatangkan maslahat. Semua cinta adalah pengingat agar bahagia dunia akhirat. Demikian alamat cinta yang berkiblat pada sang Maha Pencinta.

Dalam teori cinta, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berteori dalam kitab “Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah wal Mustaqin” bahwa dalam diri manusia terdapat tiga tipologi jiwa cinta, yakni:

1. Jiwa samawi (analog cinta malaikat)

Memiliki karakter/tabiat malaikat yang mulia dan menghindari kehinaan. Kecintaannya identik pada hal-hal yang tinggi dan menyenangi apa saja yang mendatangkan kebaikan dan kesempurnaan untuk taqarrub illallah. Tabiat ini akan mendatangkan cinta yang indah.

2. Jiwa jalang yang buas dan temperamental (analog setan)

Memiliki tabiat syaithaniyah yang cenderung bathil, menyesatkan, sombong dan sewenang-wenang. Jiwa ini akan mencintai apa saja yang bertentangan dengan norma dan agama, sebagaimana cinta terlarang.

3. Jiwa birahi dan syahwati (analog hewan)

Memiliki tabiat sifat hewani yang materialis dan hedonis. Senang dengan makan, minum dan seksualitas. Berorientasi duniawi dan hina layaknya binatang. Kecenderungannya merusak dan melanggar norma sosial dan agama. Cinta yang membabi buta demi kepuasan syahwat yang tercela.

Selanjutnya, menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ada 20 tanda-tanda cinta, yakni:

1. Perhatian menghujamkan mata

2. Malu memandang

3. Mengingat dan membicarakannya

4. Tunduk kepada perintah

5. Bersabar untuk yang dicintai

6. Memperhatikan perkataan

7. Mencintai rumah sang kekasih

8. Mendekati sang kekasih

9. Mencintai apa yang dicintai kekasih

10. Jalan yang dilalui terasa indah

11. Salah tingkah

12. Kaget dan gemetar dekat sang kekasih

13. Cemburu kepada sang kekasih

14. Berkorban

15. Menyenangi apapun yang menyenangkan kekasih

16. Suka menyendiri

17. Tunduk dan Patuh

18. Helaan nafas panjang

19. Menghindari hal yang merenggangkan hubungan

20. Adanya kecocokan dengan sang kekasih

Dari 20 tanda cinta tersebut menjadi acuan untuk kita dalam menemukan alamat kiblat cinta kita kepada Allah dan makhluk-Nya.

Semoga bermanfaat

Oleh: Rakimin Al-Jawiy – Dosen Psikologi Islam Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Editor: Daniel Simatupang

https://www.laduni.id/post/read/73122/mencari-kiblat-cinta.html