Jakarta, NU Online
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti akan meningkatkan fungsi guru bimbingan konseling (BK) untuk mengatasi kekerasan di sekolah. Baginya, penambahan fungsi ini seiring dengan pengangkatan guru BK pada tahun 2025.
“Jadi yang termasuk sudah kami rencanakan untuk tahun 2025 akan ada pengangkatan guru bimbingan konseling dan juga akan ada pelatihan bimbingan konseling untuk para guru yang selama ini sudah bekerja terutama untuk guru kelas,” katanya kepada NU Online di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2024).
Terlebih lagi, peran tambahan kepada guru BK ini, kata Mu’ti, menjadikan seorang bukan sekadar pengajar saja, akan tetapi juga memberikan perhatian yang lebih mendalam kepada murid.
“Memberikan peran lebih untuk peran guru untuk tidak sekedar mengajar dalam pengertian mentransfer ilmu, tapi juga memberikan perhatian kepada persoalan-persoalan belajar juga persoalan-persoalan yang dihadapi oleh murid itu secara lebih dekat lagi termasuk guru BK ini juga kita tingkatkan perannya,” jelasnya.
Mu’ti juga melihat peran guru BK saat ini dipandang hanya sebagai guru penghukum para murid akibat tindakan tidak disiplin. Maka, wajah guru BK nantinya akan menjadi guru pengembangan minat bakat murid.
“Tapi termasuk peran yang lainnya adalah pengembangan bakat dan minat dan itu bagian dari upaya kami bagaimana sejak dini para murid ini sudah tahu bakat minatnya dan salah satu yang melakukan itu adalah guru BK,” katanya.
Saat ini, Mu’ti juga bergegas untuk melaksanakan pelatihan guru BK di akhir 2024 ini dengan memanfaatan program pelatihan sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan memasukan materi tentang BK.
“Jadi kita perkuat dengan program pengangkatan guru BK dan juga ada pelatihan guru mulai tahun 2024 ini masih ada program pelatihan sertifikasi PPG itu sudah kita masukan materi tentang Bimbingan Konseling,” ungkapnya.
Ketika ditanya soal program Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP), Mu’ti mengaku akan terus membenahi sistem yang ada utamanya juga dikuatkan dengan pendidikan yang berbasis nilai.
“Ini adalah bagian upaya kami untuk memperkuat pendidikan karakter,” pungkas Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu.