Laduni.ID, Jakarta – Ramadhan adalah bulan suci yang sangat istimewa, penuh keberkahan dan penuh rahmat. Ada lima hal yang khusus dianugerahkan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW di dalam bulan Ramadhan. Anugerah tersebut tidak pernah diberikan kepada umat selainnya.
Rasulullah SAW bersabda:
أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌ قَبْلِي: أَمَّا وَاحِدَةٌ، فَإِنَّهُ اِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَيْهِمْ، وَمَنْ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ أَبَدًا. وَأَمَّا الثَّانِيَةُ: فَإِنَّ خُلُوْفَ أَفْوَاهِهِمْ حِيْنَ يَمْسُوْنَ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ. وَأَمَّا الثَّالِثَةُ: فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَسْتَغْفِرُ لَهُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ. وَأَمَّا الرَّابِعَةُ: فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَأْمُرُ جَنَّتَهُ فَيَقُوْلُ لَهَا اِسْتَعِدِّيْ وَتَزَيِّنِي لِعِبَادِيْ أَوْشَكَ أَنْ يَسْتَرِحُوْا مِنْ تَعْبِ الدُّنْيَا إِلَى دَارِيْ وَكَرَامَتِي. وَأَمَّا الخَامِسَةُ: فَإِذَا كاَنَ آخِرُ لَيْلَةٍ غَفَرَ اللهُ لَهُمْ جَمِيْعًا. فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: هِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ يَا رَسُوْلَ الله؟ قَالَ: لَا، أَلَمْ تَرَ إِلَى الْعُمَّالِ إِذَا فَرَغُوْا مِنْ أَعْمَالِهِمْ وَفُّوُا أُجُوْرَهُمْ
“Telah diberikan kepada umatku di bulan Ramadhan, lima pemberian yang belum pernah diberikan kepada nabi sebelumku yaitu: Pertama, pada awal bulan Ramadhan, Allah SWT melihat umatku. Siapa yang dilihat oleh Allah, maka dia tidak akan disiksa untuk selama-lamanya. Kedua, bau mulut orang yang berpuasa, di sisi Allah lebih baik daripada bau minyak misik (kasturi). Ketiga, para malaikat memohon ampunan untuk umatku siang dan malam. Keempat, Allah SWT memerintahkan (penjaga) surga-Nya, Allah berkata kepadanya ‘Bersiap-siaplah dan berhiaslah kamu untuk hamba-hamba-Ku, mereka akan beristirahat dari kesulitan hidup di dunia menuju tempat-Ku dan kemuliaan-Ku’. Kelima, pada akhir malam bulan Ramadhan Allah mengampuni dosa-dosa mereka semuanya. Lalu ada seorang sahabat bertanya: ‘Apakah itu Lailatul Qadar wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab: ‘Tidak, tidakkah kamu mengetahui bahwa para pekerja, apabila mereka selesai dari pekerjaannya, niscaya akan dibayar upahnya.’” (HR. Al-Baihaqi)
Karena Ramadhan itu dipenuhi keberkahan dan rahmat, maka sangat dianjurkan agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malam-malamnya dengan berbagai ibadah, khususnya dengan melaksanakan shalat Tarawih dan Witir.
Shalat Tarawih dan Witir merupakan ibadah yang mulia dan besar pahalanya. Ibadah ini juga merupakan bentuk syiar (simbol) dari bulan Ramadhan. Siapa yang melaksanakan shalat Tarawih dan Witir, maka itu bisa dianggap telah melakukan qiyamul lail atau menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan. Dan dengan demikian, maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah SWT.
Keterangan tersebut berdasarkan Hadis Rasulullah SAW berikut ini:
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﺍﺣْﺘِﺴَﺎﺑًﺎ ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ
“Siapa yang melakukan shalat (Tarawih) di bulan Ramadhan karena dasar iman dan mengharapkan pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Terkait dengan Hadis di atas Imam Nawawi menjelaskan di dalam Kitab Syarh Shahih Muslim, bahwa yang dimaksud Qoma Ramadhan tidak lain adalah terkait shalat Tarawih. Jadi, shalat Tarawih itu termasuk Qiyamul Lail yang hanya bisa dilakukan di bulan Ramadhan.
Dalam Hadis lain disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ عَلَيْكُمْ وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan aku sunnahkan bagi kalian untuk menghidupkan malamnya (dengan shalat Tarawih). Siapa yang berpuasa Ramadhan dan menghidupkan malamnya (dengan shalat Tarawih) karena iman dan mengharapkan pahala, maka ia terbebas dari dosa-dosanya seperti hari ketika ibunya melahirkannya.” (HR. An-Nasa’i)
Berdasarkan keterangan Hadis di atas, maka sangat disayangkan jika bulan Ramadhan dilalui begitu saja tanpa mengisinya dengan ibadah-ibadah utama yang bisa menghapus dosa-dosa. Karena itu, sebisa mungkin umat Islam menyempatkan diri agar selalu berusaha dapat menghidupkan malam-malam di bulan Ramadhan, bisa dengan berdzikir, membaca Al-Qur’an dan khususnya melaksanakan shalat Tarawih dan Witir. Kemudian sembari berharap mendapat keutamaan Lailatul Qadar. []
Penulis: Hakim
Editor: Roni
https://www.laduni.id/post/read/525671/menghidupkan-malam-malam-bulan-ramadhan-dengan-ibadah.html