Mengikuti Tasawuf yang Hakiki

Laduni.ID, Jakarta – Dalam tradisi Nahdlatul Ulama, sebagaimana dijelaskan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dan diteruskan oleh para ulama kami, imam tasawuf yang dijadikan role model ada dua, yaitu Imam Junaid Al-Baghdadi dan Imam Al-Ghazali.

Bagaimana gambaran ajaran tasawuf keduanya, rasanya dapat tergambar dari beberapa pernyataan Imam Junaid, berikut ini yang dinukil oleh Imam Qusyairi dalam kitabnya yang berjudul Ar-Risalah Al-Qusyairiyah:

Komitmen Tirakat

مَا أَخَذْنَا التَّصَوُّفَ عَنِ الْقِيْلِ وَالْقَالَ، لَكِنْ عَنِ الْجُوْعِ، وَتَرْكِ الدُّنْيَا، وَقَطْعِ الْمَأْلُوْفَاتِ وَالْمُسْتَحْسِنَاتِ

“Kami tidak mengambil tasawuf dari katanya-katanya (ucapan orang), tapi dari rasa lapar, meninggalkan dunia, memutus kebiasaan standar dan kenikmatan.”

Mengikuti Ajaran Rasulullah

اَلطُّرُقُ كُلُّهَا مَسْدُوْدَةٌ عَلَى الْخَلْقِ إِلَّا عَلَى مَنْ اقْتَفَى أَثَرَ الرَّسُوْلِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

“Semua jalan menuju Allah tertutup bagi makhluk kecuali atas orang yang mengikuti jejak lelaku Rasulullah ‘Alaihis sholah wassalam.”

Landasan Ilmu Berdasarkan Hadis

عِلْمُنَا هَذَا مُشَيَّدٌ بِحَدِيْثِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Ilmu kami ini (ilmu tasawuf) dibangun dengan Hadis Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam.”

Konsisten Terikat pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah

مَذْهَبُنَا هَذَا: مُقَيَّدٌ بِأُصُوْلِ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ

“Mazhab kami ini (tasawuf) terikat dengan pokok-pokok Al-Qur’an dan Sunnah.”

Maka dari itu, tasawuf kami adalah tasawuf yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah. Makrifat kami adalah makrifat yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah. “Lelaku” spitual kami adalah lelaku yang berdasarkan ajaran Rasulullah SAW.

Imam Junaid adalah ulama besar dan sekaligus seorang sufi agung yang bergelar “Sayyidut Tha’ifah” (pemimpin para sufi). Sedangkan, kita juga tahu bahwa Imam Qusyairi adalah seorang sufi agung yang sekaligus ahli tafsir terkemuka.

Beginilah tasawuf yang diajarkan para imam dan berlandaskan dalil yang kokoh. Siapa yang mengaku sebagai sufi atau menempuh jalan makrifat tetapi alergi pada dalil Al-Qur’an dan Sunnah, meremehkan keduanya atau menganggap jalannya berbeda dari penjelasan keduanya, maka hakikatnya dia tertipu setan. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 22 Maret 2022. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ustadz Abdul Wahab Ahmad

Editor: Hakim

https://www.laduni.id/post/read/74670/mengikuti-tasawuf-yang-hakiki.html