Mengulik Perjalanan Hidup Habib Ali Al-Habsyi dan Keistimewaan Haul Solo

Laduni.ID, Jakarta – Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi memiliki perjalanan hidup yang penuh dedikasi dalam dunia ilmu dan dakwah. Beliau adalah seorang keturunan Nabi Muhammad SAW yang lahir pada 24 Syawal 1259 H, yang bertepatan tahun 1839 M, di Desa Qosam, Hadhramaut, Yaman. Ketika beliau masih belia, tepatnya pada usia tujuh tahun, ayahnya membawa keluarganya pindah ke Makkah bersama ketiga anaknya yang sudah dewasa, yaitu Abdullah, Ahmad, dan Husein.

Sebagaimana dikutip dari buku Untaian Mutiara Terjemahan Simthudduror karya Habib Anis bin Alwi bin Ali Al-Habsyi, diceritakan bahwa ketika Habib Ali berumur 11 tahun, sesuai apa yang diperintahkan oleh Habib Umar bi Hasan bin Abdullah Al-Haddad, beliau bersama sang ibu hijrah ke Seiwun untuk memperdalam ilmu fiqih dan ilmu-ilmu lainnya.

Sejak kecil, Habib Ali tumbuh dalam asuhan dan didikan kedua orang tuanya, yang dikenal sebagai tokoh-tokoh yang sholeh, ayahnya adalah Al-Imam Al-Arif Billah Muhammad bin Husin bin Abdullah Al-Habsyi. Sedangkan ibunya, As-Syarifah Alawiyah binti Husain bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri, juga dikenal sebagai wanita yang bijaksana dan sholehah.

Dalam lingkungan keluarga yang sarat dengan nilai-nilai agama, Habib Ali mempelajari Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama lainnya. Bahkan sebelum mencapai usia dewasa, beliau sudah menguasai berbagai ilmu dhahir dan batin.

Dengan pengetahuannya yang luas, Habib Ali pun mulai diizinkan oleh para guru dan pembimbingnya untuk mengajar dan memberikan ceramah. Pengajaran yang beliau berikan menarik perhatian banyak orang. Tidak lama kemudian beliau menjadi sosok ulama yang dihormati di kalangan masyarakat. Kepemimpinan dalam berbagai majelis ilmu dan lembaga pendidikan pun dipercayakan kepadanya. Di sinilah peran besar Habib Ali dalam menghidupkan kembali semangat belajar agama yang sempat meredup di wilayahnya.

https://www.laduni.id/post/read/526268/mengulik-perjalanan-hidup-habib-ali-al-habsyi-dan-keistimewaan-haul-solo.html