Menyikapi
Aneka Cobaan di Masa PPKM Darurat
Khutbah
Pertama
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ
خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ
وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ
وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا
وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ
إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَمَنْ يَّتَّقِ
اللهَ يَجْعَلْ لَّه مَخْرَجًا، وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ
يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُه، اِنَّ اللهَ بَالِغُ اَمْرِه قَدْ
جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (سورة الطلاق: ٢-٣)
Jamaah Shalat Jumat
Rahimakumullah
Saat ini untuk kawasan Jawa dan
Bali tengah berlangsung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM
Darurat. Beruntung kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk
menjalankan shalat Jumat berjamaah ini. Karenanya, marilah kesempatan yang ada
dimaksimalkan untuk meningkatkan takwallah, yakni menjalankan perintah dan
menjauhi yang dilarang.
Hadirin yang Berbahagia
Sebentar lagi kita akan memasuki
hari raya Idul Adha. Paling tidak, ada dua peristiwa penting yang tidak bisa
lepas dari hari raya tersebut. Kedua peristiwa adalah ibadah haji dan kurban.
Namun pada situasi saat ini, kedua ibadah tersebut harus dilaksanakan di tengah
pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum mereda. Tentunya ketentuan Allah
Subhanahu Wa Taala ini tidak boleh serta merta menurunkan semangat spiritual
sebagai umat Islam. Kita harus meyakini bahwa selalu ada hikmah besar yang
terkandung dari setiap ketetapan yang diberikan oleh Allah.
Seperti kita ketahui bersama, akibat pandemi
Covid-19 yang mewabah di berbagai penjuru dunia. Jamaah haji Indonesia tahun
ini, seperti juga tahun sebelumnya tidak diberangkatkan ke Tanah Suci. Hal ini
dilakukan pemerintah untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah dari tertular virus
Corona.
Pemerintah Arab Saudi pun tidak
mengizinkan jamaah dari luar negeri untuk menjalankan rukun Islam kelima ini.
Hanya warga Arab Saudi dan warga asing yang berada di Arab Saudi saja yang
diperkenankan melaksanakan ibadah haji. Dan itu pun dengan pembatasan jumlah
dan peraturan yang sangat ketat.
Bagi calon jamaah haji, keputusan
ini tentu sangat berat untuk diterima. Setelah sekian lama menunggu antrean
kuota haji dengan berbagai macam usaha untuk melunasi ongkos naik haji (ONH),
namun giliran saatnya berangkat harus mengalami penundaan.
Namun ada hikmah besar yang bisa
diambil dari keputusan ini di antaranya adalah kesabaran dan kepasrahan. Allah
berfirman dalam Qur’an surat Al-Anfal ayat 46:
وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya: Bersabarlah kalian,
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
Jamaah Shalat Jumat
Rahimakumullah
Kesabaran sendiri adalah sikap
yang paling dibutuhkan dalam menjalankan ibadah haji. Dalam ibadah haji,
kesabaran juga bisa menjadi ukuran mabrur atau tidaknya haji yang dilaksanakan.
Hampir seluruh rangkaian ibadah haji membutuhkan kesabaran mulai dari pendaftaran
sampai dengan pelaksanaan dan kembali ke Tanah Air. Tanpa kesabaran, jamaah
haji tidak akan mungkin mampu melewati rangkaian ibadah yang memerlukan
kekuatan mental dan fisik seperti tawaf, sa’i, wukuf di Arafah, dan melempar
jumrah.
Ini memberikan hikmah kepada
calon jamaah haji yang ditunda keberangkatannya, untuk semakin melatih
kesabaran sebelum waktunya berangkat nanti. Insyaallah kesabaran dalam menerima
penundaan ini nantinya akan menjadi wasilah kemabruran haji kelak.
Hikmah kedua adalah kepasrahan
atau tawakal kepada Allah Subhanahu Wa Taala. Terkait dengan hal ini Allah pun
telah memberikan panduan, jika kita memiliki tekad bulat dalam melaksanakan
sesuatu, maka harus pasrah diri kepada-Nya. Hal ini termaktub dalam QS Ali
Imran ayat 159:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ
يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: Apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertawakal.
Dengan ditundanya haji tahun ini,
para calon jamaah haji harus yakin dan pasrah pada Allah karena ini juga
merupakan ketetapan Allah. Haji sendiri adalah ibadah yang harus diawali dengan
kepasrahan karena harus pergi jauh meninggalkan orang-orang yang dicintai dan
mesti berjuang menyelesaikan rangkaian kewajiban dan rukun haji.
Kain ihram warna putih yang
dipakai jamaah pun sudah menandai bahwa para jamaah haji pasrah atas takdir
Allah seperti mayit yang terbungkus kain kafan. Dengan kepasrahan ini tentunya
akan menjadikan para calon jamaah haji lebih tenang dalam beribadah.
Jamaah Shalat Jumat
Rahimakumullah
Ibadah kedua yang kita lakukan di
tengah pandemi adalah kurban. Di tengah wabah ini, ibadah kurban akan lebih
bermakna dan terasa bagi masyarakat ekonomi lemah. Selama pandemi, berbagai
sektor tak terkecuali sektor ekonomi ikut terkena imbas. Banyak masyarakat yang
tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya karena harus kehilangan mata pencarian.
Kurban bisa menjadi bukti kepekaan sosial masyarakat mampu terhadap yang lemah.
Kurban semakin memberikan
kesadaran kepada kita, bahwa harta yang dimiliki bukanlah mutlak milik kita.
Harta dan materi di dunia hanya titipan dari Allah yang di dalamnya terdapat
hak orang lain. Kenikmatan yang kita rasakan tidak akan berkurang sedikitpun
ketika harus dibagi dengan orang lain melalui pembelian hewan kurban. Kita
harus menyadari bahwa sesungguhnya hakikat memberi adalah menerima.
Manusia tidak perlu khawatir
karena nikmat Allah sangatlah banyak. Saking banyaknya nikmat Allah, kita tidak
akan bisa menghitungnya. Allah berfirman:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ
اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: Dan jika kamu
menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS: An-Nahl
: 18)
Dengan pengorbanan harta melalui
hewan kurban ini, kita juga akan mampu semakin dekat dengan Allah. Hal ini
selaras dengan makna kurban itu sendiri yakni berasal dari bahasa Arab
qariba-yaqrabu -qurban wa qurbanan wa qirbanan,yang artinya dekat. Sehingga
kurban adalah mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengerjakan sebagian
perintah-Nya.
Jamaah Shalat Jumat
Rahimakumullah
Dari hal ini kita bisa menarik
dua hikmah dari ibadah kurban di masa pandemi. Yang pertama adalah hikmah
vertikal, yakni semakin dekatnya kita kepada Allah, dan hikmah horizontal yakni
kedekatan dengan sesama manusia dengan saling berbagi rezeki di tengah situasi
sulit akibat pandemi ini.
Karenanya, marilah cobaan pandemi
yang diikuti dengan PPKM Darurat kita jadikan wahana untuk semakin mendekatkan
diri kepada-Nya dan kian peduli dengan penderitaan sesama.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ
اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah
Kedua
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ
وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ (وَنَخُصُّ خُصُوْصًا قُوْرُوْنَا) عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَ عَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ
! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر. واللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .
أقِيْمُوْاالصَّلَاةَ .
File PDF Khutbah Bisa klik di bawah ini :
DOWNLOAD FILE KHUTBAH KLIK DI SINI
https://www.potretsantri.com/2021/07/menyikapi-aneka-cobaan-di-masa-ppkm.html