Nabi Muhammad SAW Menangis kepada Allah SWT demi Umatnya

Laduni.ID, Jakarta – Nabi Muhammad SAW adalah makhluk paling mulia di sisi Allah SWT. Meski demikian, beliau sangat dekat dengan manusia pada umumnya. Beliau makan bersama para sahabat, beliau juga menikah sebagaimana layaknya. Tapi ada satu hal yang sangat istimewa, beliau adalah satu-satunya kekasih Allah SWT yang karenanya dunia dan seisinya tercipta. Allah SWT juga berfirman, menggambarkan kepribadian mulia Nabi Muhammad SAW, dalam Surat At-Taubah ayat 128-129.

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ࣖ

“Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan pemilik ‘Arasy (singgasana) yang agung.”

Mengenai kepribadian Nabi Muhammad SAW yang digambarkan di dalam Al-Qur’an itu, selaras pula dengan sebuah riwayat Hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَلَا قَوْلَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي إِبْرَاهِيمَ { رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنْ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي } الْآيَةَ وَقَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَام { إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ } فَرَفَعَ يَدَيْهِ وَقَالَ اللَّهُمَّ أُمَّتِي أُمَّتِي وَبَكَى.

فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ فَسَلْهُ مَا يُبْكِيكَ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام فَسَأَلَهُ فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا قَالَ وَهُوَ أَعْلَمُ فَقَالَ اللَّهُ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ فَقُلْ إِنَّا سَنُرْضِيكَ فِي أُمَّتِكَ وَلَا نَسُوءُكَ

“Dikisahkan dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash bahwa Nabi SAW pernah membaca firman Allah mengenai Ibrahim AS, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golonganku)’ (QS. Ibrahim: 36) hingga akhir ayat. Begitu juga ayat mengenai Isa AS, ‘Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana’ (QS. Al Maidah: 118). Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya seraya berdoa, ‘Ya Allah, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku…,’ dengan bercucuran air mata, menangis.”

“Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berkata kepada Malaikat Jibril, ‘Temuilah Muhammad -dan bahwa Rabbmu adalah yang lebih tahu- dan tanyakan kepadanya, ‘Apa yang membuatmu menangis?’ Maka Malaikat Jibril pun bertanya kepada beliau, dan beliau SAW menjawabnya dengan apa yang dikatakan Allah, -dan Dia lebih mengetahui hal itu-. Kemudian Allah berkata, ‘Wahai Jibril, temuilah Muhammad dan katakan bahwa Kami sesungguhnya akan membuatmu ridho terkait umatmu (dengan kabar gembira) dan Kami tidak akan berbuat buruk kepadamu.”

Imam Nawawi menjelaskan Hadis tersebut di dalam Kitab Al-Minhaj fi Syarhi Shahih Muslim Ibn Hajjaj. Beliau mengatakan bahwa di dalam hadis tersebut terdapat berbagai faedah yang terkandung, di antaranya adalah sebagaimana berikut;

1. Hadis ini sebagai penegasan akan sifat kasih sayang Nabi SAW kepada umatnya, dan beliau sangat memperhatikan kemaslahatan dan urusan mereka.

2. Hadis di atas juga menunjukkan adanya kesunnahan mengangkat kedua tangan dalam berdoa sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi SAW.

3. Adanya kabar gembira yang sangat besar kepada umat Islam, sebagai tambahan terhadap janji Allah SWT kepada Nabi-Nya, dengan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami akan membuatmu ridho terkait umatmu dan Kami tidak berbuat buruk kepadamu.”

4. Hadis tersebut juga menunjukkan secara tegas akan kedudukan agung Nabi Muhammad SAW di sisi Allah Ta‘ala dan menunjukkan betapa besarnya kasih sayang-Nya kepada beliau.

Adapun terkait hikmah diutusnya Jibril AS untuk menanyakan perihal Nabi Muhammad SAW, tidak lain adalah menampakkan kemuliaan Nabi SAW. Karena beliau mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah SWT. Lebih dari itu, Allah SWT juga akan meridhoi dan memuliakan apa yang membuat Nabi SAW juga ridho. Penegasan itu telah disaksikan oleh kelompok Malaikat yang mulia (Al-Mala’ul A‘la), karena perihal tersebut disampaikan oleh Jibril AS. 

Hadis di atas juga selaras dengan Surat Ad-Dhuha ayat 5. Allah SWT berfirman:

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ

“Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau ridho.”

Sedangan pernyataan Allah SWT, “Kami tidak berbuat buruk kepadamu…” adalah sebuah penegasan bahwa Allah SWT tidak akan menyusahkan Nabi Muhammad SAW terkait umatnya. Kemudian wujud ridho yang diberikan oleh Allah adalah berupa anugerah ampunan kepada umat beliau. Dan pemberian ampunan kepada umat beliau merupakan wujud kebaikan Allah yang menyeluruh, sehingga semua umatnya diselamatkan dari neraka. 

Dari penjelasan ini, kita tahu betapa besarnya perhatian Rasulullah SAW kepada umatnya. Jika demikian adanya, tidakkah kita juga harus membalas perhatian itu dengan perhatian kita mengikuti petunjuknya, menjalankan sunnah-sunnahnya dan semua yang dianjurkan serta menjauhi perkara yang dilarangnya. Satu hal lagi yang sangat penting bagi kita semua, yakni senantiasa mengirimkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, mengharapkan syafaatnya kelak.

Sholatullahi wa salamuhu ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala Alihi wa Shohbihi Ajma’in. []


Editor: Hakim

https://www.laduni.id/post/read/517610/nabi-muhammad-saw-menangis-kepada-allah-swt-demi-umatnya.html