Nasihat Rasulullah SAW kepada Abu Dzar Al-Ghifari dan Seluruh Umat Islam

Laduni.ID, Jakarta – Salah satu Sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat setia adalah Abu Dzar Al-Ghifari. Ia adalah sosok yang sangat tekun belajar dan teguh dalam memegang prinsip meski taruhannya adalah nyawa.

Suatu ketika ia pernah dipukuli oleh orang Kafir Quraisy sebab menyatakan keislamannya secara terang-terangan dan sangat lantang di hadapan mereka. Kejadian ini terulang dua kali, tetapi dia tetap tak gentar sama sekali. Untungnya saat itu dia dilindungi oleh paman Nabi, Abbas r.a.

Sebelum masuk Islam, Abu Dzar adalah seorang perampok yang tidak ada rasa takut sama sekali. Namun, ketika ia mendengar ada agama baru yang dibawa oleh seorang Nabi bernama Muhammad di Makkah, maka ia berangkat sendirian ke sana untuk menemui beliau. Setelah bertemu Nabi ia langsung menyatakan keislamannya dengan terang-terangan.

Abu Dzar juga terkenal sebagai sosok Sahabat Nabi yang anti penindasan dan tidak mau kompromi dengan siapa pun yang bertentangan dengan prinsip Islam. Seakan ia memang terlahir sebagai pemberontak ulung yang tak ada rasa takut sama sekali dalam melawan kejahatan.

Rasulullah juga pernah mengomentari tentang dirinya, bahwa ia adalah seorang yang datang sendirian, hidup dalam kesendirian dan akan meninggal dalam kesendirian. Hadis ini diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda:

رَحِمَ اللهُ أَبَا ذَرٍّ يَمْشِيْ وَحْدَهُ وَيَمُوْتُ وَحْدَهُ وَيُبْعَثُ وَحْدَهُ

Semoga Allah merahmati Abu Dzar, yang hidup dalam kesendirian, mati dalam kesendirian dan akan dibangkitkan dalam kesendirian.” (HR. Hakim)

Dalam Kitab Nashoihul Ibad karya Syaikh Nawawi Al-Bantani terdapat nasihat Nabi Muhammad SAW kepada Abu Dzar Al-Ghifari. Rasulullah SAW menyampaikan empat hal kepada Abu Dzarr untuk menjadi bekal kelak di akhirat. Nasihat ini tentu tidak berhenti untuk Abu Dzarr, tetapi secara tersirat juga untuk semua umat Islam secara umum.

Nasihat ini diambil dari Hadis Nabi yang diriwayatkan dari Abu Dzar sendiri.

رُوِيَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ أَنَّهُ قَالَ لِأَبِيْ ذَرٍّ اَلْغِفَارِيْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: يَا أَبَا ذَرٍّ، اَحْكِمِ السَّفِيْنَةَ فَإِنَّ الْبَحْرَ عَمِيْقٌ، وَاسْتَكْثِرِ الزَّادَ فَإِنَّ السَّفَرَ طَوِيْلٌ، وَخَفِّفْ ظَهْرَكَ فَإِنَّ الْعُقْبَةَ كَؤُوْدٌ، وَاخْلِصِ الْعَمَلَ فَإِنَّ النَّاقِدَ بَصِيْرٌ                                                                                                           

“Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Abu Dzar Al-Ghifari r.a: ‘Wahai Abu Dzar, Perbaharuilah perahumu, karena lautan itu sangat dalam; Carilah perbekalan yang lengkap, karena perjalanan itu sangat jauh; Kurangilah beban, karena rintangan itu amatlah sulit untuk diatasi; dan Ikhlaslah dalam beramal, karena yang menilai baik dan buruk adalah Dzat Yang Maha Melihat.'” (HR. Ad-Dailami)

Mengenai Hadis tersebut Syaikh Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan meperbaharui perahu adalah memperbaiki niat dalam setiap amal yang dilakukan agar tetap mendapatkan pahala dan dan selamat dari siksa Allah SWT. Sedangkan maksud dari mengurangi beban adalah sebuah petunjuk agar tidak terlalu banyak mengambil perihal keduniawiaan.

Lalu diibaratkannya akhirat dengan lautan yang dalam, perjalanan yang jauh, dan rintangan yang amat sulit untuk diatasi adalah karena banyaknya kesulitan dan rintangan yang pasti ada dan akan dilewati untuk bisa sampai kepada kebahagiaan di akhirat. Dan dalam perjalanan jauh tersebut tentu membutuhkan bekal yang cukup agar tidak berhenti di tengah jalan.

Terkait ikhlas itu Syaikh Abu Sulaiman Ad-Darani berkata:

طُوْبَى لِمَنْ صَحَّتْ لَهُ خَطْوَةٌ وَاحِدَةٌ لَا يُرِيْدُ بِهَا إِلَّا اللهُ تَعَالَى

“Beruntunglah orang yang dalam hidupnya benar-benar hanya mengharapkan ridha Allah.”

Menurut Syaikh Nawawi Al-Bantani, ucapan Ad-Darani ini selaras pada sabda Nabi Muhammad SAW kepada Mu’adz bin Jabal r.a. Rasulullah SAW bersabda:

أَخْلِصْ دِينَكَ يَكْفِكَ الْعَمَلُ الْقَلِيلُ

 “Ikhlaskan niat, niscaya engkau akan menerima balasan amalmu meskipun amalmu itu sedikit.” (HR. Al-Baihaqi)

Dari nasihat tersebut kita bisa menyimpulkan untuk menjadi pengingat kita bersama. Karena nasihat Rasulullah SAW kepada Abu Dzar secara tersirat ditujukan juga untuk kita semua umat Islam. Pertama, senantiasa memperbarui niat dalam beramal sholeh. Kedua, memperbanyak bekal dengan amal sholeh. Ketiga, mengurangi beban keduniawiaan dengan tidak terlalu banyak menumpuk dunia. Keempat, ikhlas dalam beramal, sebab Allah Maha Melihat atas segala hal yang kita lakukan. Wallahu ‘Alam bis Showab.

Semoga bermanfaat! []


Penulis: Hakim

Editor: Athallah Hareldi

https://www.laduni.id/post/read/517474/nasihat-rasulullah-saw-kepada-abu-dzar-al-ghifari-dan-seluruh-umat-islam.html