LADUNI.ID, Jakarta – Menikah merupakan langkah menghalalkan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang saling mencintai. Dalam Islam, menikah merupakan suatu hal yang sungguh suci.
Menjalin pernikahan ialah suatu bentuk rezeki dari Allah SWT. Setelah menikah, dua orang yang disatukan ini akan mendapatkan banyak hal positif.
Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam bersabda :
إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ فَقَدْ اِسْتَكْمَلَ نِصْفُ الدِّيْنِ فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِي
“Ketika seorang hamba menikah, berarti dia telah menyempurnakan setengah agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah sisanya.”
Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam Bersabda:
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan salehah. Dan, perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang perempuan pada hari perhitungan kelak adalah shalat lima waktu dan ketaatan kepada suaminya.” (HR. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).
Berbagai pahala pun dapat diraih dari suami istri yang menikah atas nama Allah SWT. Pahala dalam mencintai satu sama lain, menjadi lebih baik untuk sang suami atau istri, melayani suami atau istri, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, tahukah bahwa ada satu hal yang dianggap remeh pada kalangan istri zaman sekarang, padahal jika melaksanakannya akan mendapatkan banyak pahala? Hal yang sangat remeh ini ialah menyiapkan makanan untuk suami.
Syaikh Nawawi Al-Bantani menjelaskan dalam Kitab Uqudulujain
Dirawayatkan dari Sahabat Abu Hurairah Ra.
Pada suatu hari Nabi Muhammad Shallallohu Alaihi Wasallam mendatangi Siti Fatimah Ra, yang sedang menumbuk gandum dalam keadaan menangis,
lalu Nabi bertanya “ apa yang membuat kamu menangis wahai Fatimah?” Fatimah menjawab, aku menangis karna batu penumbuk gandum dan kesibukan rumah tangga,
maka Nabi Muhammad Shallallohu Alaihi Wasallam duduk disampingnya lalu Fatimah berkata “ Wahai bapakku karena kelebihanmu suruhlah Ali untuk membeli budak
untuk membantu ku menumbuk gandum dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Mendengar perkataan Fatimah Nabi Muhammad Shallallohu Alaihi Wasallam berdiri dan mendatangi batu penumbuk gandum dan mengambil beberapa biji gandum
lalu meletakkannya di dalam batu penumbuk gandum tersebut dan berkata “ Dengan Nama Allah yang maha pengasih lagi penyayang dengan izin Allah bergeraklah kamu wahai batu penumbuk gandum
lalu dia bergerak dengan sendirinya, sambil bertasbih kepada Allah dengan bahasa yang berbeda dan setelah selesai menumbuk,
Nabi Muhammad Shallallohu Alaihi Wasallam memerintahkannya untuk berhenti, dengan izin Allah batu penumbuk gandum berbicara dengan bahasa arab yang fasih, “ Ya Rasulallah Demi Zat yang telah mengutusmu menjadi Nabi dan Rasul jika engkau memerintahkan aku untuk menumbuk seluruh gandum mulai dari timur sampai kebarat aku akan mengerjakannya.
Allah SWT Berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ (٦)
“ Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu, keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang di perintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkan. [QS.At-Tahrim 66:6].
Maka sebab itu aku takut termasuk batu yang dimasukkan ke dalam neraka, maka berkata Nabi Muhammad SAW, “ gembiralah kamu, karna kamu akan di jadikan sebagai menjadi istana Fatimah di dalam surga”.
Nabi Muhammad Shallallohu Alaihi Wasallam berkata kepada Fatimah Ra, “Jika Allah menghendaki batu penumbuk ini akan bekerja dengan sendirinya, tapi Allah ingin menulis kebaikan-kebaikan dan menghapus seluruh keburukanmu karna pekerjaaanmu ini.
Wahai Fatimah, Siapa saja di antara perempuan yang menumbuk gandum untuk makan suami dan anaknya, setiap satu biji gandum Allah akan menulis satu kebaikan dan dari setiap satu biji gandum Allah akan menghapus satu keburukan, dan akan diangkat derajatnya.
Wahai Fatimah, siapa saja di antara perempuan yang menetes keringatnya ketika menumbuk gandum untuk makanan suaminya maka Allah SWT akan menjadikan tujuh penghalang antara dia dan neraka.
Dari pembahasan artikel diatas bahwa menyiapkan makanan untuk suami, memiliki banyak Pahala diantaranya sebagaiberikut :
1. Mendapatkan Pahala Surga
Dalam hadis Musnad Imam Ahmad nomor 1664, Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam Bersabda : “Jika seorang istri shalat fardhu lima waktu, berpuasa sebulan penuh (di bulan Ramadan), menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kau kehendaki!”
2. Mendapat pahala menjadi perempuan yang paling baik
Seorang Muslim pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam., “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. Imam An-Nasa’i no. 3231 dan Imam Ahmad 2: 251)
Dengan menyiapkan makanan kepada sang suami, membuat sang istri akan disenangi oleh suami. Dengan begitu, istri sama saja telah menjadi perempuan yang paling baik sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam.
3. Mendapatkan ridho Allah SWT
Menghidangkan makanan untuk sang suami merupakan bentuk salah satu pelayanan kepada sang suami. Sudah menjadi hak seorang suami untuk mendapatkan pelayanan dari istrinya. “Seorang wanita tidak akan bisa menunaikan hak Allah sebelum ia menunaikan hak suaminya” (Imam Al- Mawardi no. 1290).
Pada dalil tersebut, melayani seorang suami merupakan kewajiban sang istri. Dengan memenuhi hak suami, suatu pernikahan pastinya akan mendapat ridho Allah SWT.
4. Mendapatkan pahala jihad
Pada pembahasan sebelumnya, menyiapkan makanan merupakan sebuah bentuk pelayanan seorang istri terhadap suami.
Dalam HR. Imam Muslim, “Seorang suami yang pulang ke rumah dalam keadaan gelisah dan tidak tentram, kemudian sang istri menghiburnya, maka ia akan mendapatkan setengah dari pahala jihad,” (HR. Imam Muslim)
Pada hadis tersebut, “menghibur” tidak terbatas hanya dalam bersetubuh. Namun, mencakup pelayanan yang lain seperti menyiapkan makanan. Dengan menghibur suami yang letih, balasan istri ialah pahala berjihad.
5. Lebih tinggi dari amalan sunnah
Pada hadis Fathul Baari, “Hak suami merupakan kewajiban bagi istri. Melaksanakan kewajiban harus didahulukan daripada melaksanakan amalan sunnah”. (Fathul Baari)
Dari hadis tersebut, melayani suami merupakan hal utama. Contohnya ketika kamu sedang menjalankan puasa sunnah, tetapi ternyata suami kamu ingin menyantap makanan yang ia suka, hendaknya kamu lebih mengutamakan keinginan suami.
Itulah pahala menyiapkan makanan untuk suami. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa ridho Allah SWT berada pada senang atau tidaknya suami kepada para istri. Jadi, selalu jaga hubungan baik dengan suami, dengan hal yang sepele menyiapkan makanan untuk sang suami, para istri telah menjalankan kewajiban mereka sebagai seorang istri. Dalam Islam, menyiapkan makanan merupakan bentuk suatu ketaatan kepada seorang suami yang telah menjalankan tugasnya.
Sumber : Kitab Uqudulujain, Karya Syaikh Nawawi Al-Bantani
___________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Senin, 23 Juli 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.
Editor : Sandipo
Rabu Legi, 10 Mei 2023
Rabu : 7
Legi : 5
https://www.laduni.id/post/read/43439/pahala-istri-menyiapkan-makanan-untuk-suami.html